Pengurus UPKD Mitra Usaha Bersama menyatakan bahwa setiap ada musyawarah atau rapat rutin yang diadakan oleh pengurus UPKD untuk
merencanakan kegiatan BRDP yang nantinya akan dilaksanakan, warga yang diundang selalu ikut dalam pertemuan-pertemuan tersebut. Tetapi dalam
memberikan sumbangan, pikiran, ide serta saran guna perkembangan UPKD kurang. Mereka lebih banyak sebagai pendengar pasif, hanya beberapa orang saja
yang memang berantusias untuk dapat mengikuti pertemuan-pertemuan tersebut secara aktif.
Sedangkan dari pihak Anggota UPKD, mereka menganggap pengurus UPKD tidak secara detail dalam menjelaskan kegiatan BRDP. Banyak dari
mereka menganggap BRDP merupakan proyek Pemerintah yang dilaksanakan dengan maksud memberikan bantuan cuma-cuma kepada masyarakat sehingga
ketika pengurus UPKD menagih uang cicilan kredit, banyak dari anggota UPKD yang menerima bantuan modal bergulir menjadi kaget dan tidak siap. mereka
menganggap uang tersebut uang bantuan guna meringankan beban hidup keluarga mereka bukan uang pinjaman.
Selain itu, warga juga merasa pengurus UPKD tidak melakukan musyawarah dalam merencanakan kegiatan BRDP yang akan dilaksanakan di
desa mereka. Warga hanya tahu ketika ada pelaksanaan perbaikan jalan di desa mereka, yang ternyata dibiayai oleh dana BRDP. Padahal menurut warga,
perbaikan jalan bukanlah yang mereka inginkan. Tetapi pembangunan pasar yang mereka perlukan di desa mereka. Warga juga mengatakan kalau pengurus UPKD
hanya memberikan penjelasan tentang bantuan ekonomi modal bergulir saja pada saat musyawarah perencanaan kegiatan BRDP. Jadi mereka menilai kegiatan
BRDP sama dengan bantuan ekonomi modal bergulir.
1.1 Pengaruh Kredibilitas Agen Pendamping
Kredibilitas merupakan suatu tingkat sampai sejauh mana agen pendamping BRDP dalam hal ini adalah pengurus UPKD sebagai sumber pesan
komunikator dapat dipercaya oleh warga pada umumnya dan anggota UPKD khususnya sebagai penerima pesan komunikan. Koefisien korelasi Tau Kendall
antara kredibilitas agen pendampinbg dengan tahap perencanaan pada komunikasi partisipatif disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel kredibilitas agen pendamping dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan
No. Variabel
Kredibilitas Agen
Pendamping Komunikasi Partisipatif pada
Tahap Perencanaan Y1.1 1.
Keahlian X1.1
0,081 2.
Kejujuran X1.2
0,086 3.
Daya Tarik
X1.3 0,167
4. Keakraban
X1.4 0,075
Dari hasil Tabel di atas, dapat dilihat bahwa peubah-peubah dari kredibilitas agen pendamping yaitu keahlian, kejujuran, daya tarik dan keakraban
tidak memiliki hubungan dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan pada kegiatan BRDP. Artinya keterlibatan anggota UPKD pada tahap
perencanaan kegiatan BRDP tidak dipengaruhi oleh kredibilitas agen pendamping, dalam hal ini yaitu keahlian, kejujuran, daya tarik dan keakraban.
Pada tahap awal pemilihan pengurus UPKD yang dilakukan secara musyawarah oleh warga Desa Pondok Kubang, tidak adanya kriteria khusus yang
ditetapkan untuk pengurus UPKD terpilih nantinya. Warga yang merasa memiliki kemampuan dan dapat melaksanakan tanggungjawab dapat mencalonkan diri.
Setelah diperoleh daftar nama warga yang mencalonkan diri untuk menjadi pengurus UPKD, dilakukan musyawarah siapa yang berhak menjadi ketua,
sekretaris, bendahara, ketua POKJA dan anggota POKJA. Pemilihan pengurus UPKD tidak didasarkan pada keahlian,kejujuran, daya tarik dan keakraban yang
dimiliki oleh warga yang mencalonkan dirinya.
1.2 Pengaruh Keragaan Individu
Keragaan individu merupakan potensi diri yang dimiliki oleh warga untuk dapat menjadi modal untuk ikut terlibat dalam kegiatan BRDP. Analisis Tau
Kendall antara keragaan individu yaitu kesempatan, kemauan dan kemampuan
dengan tahap perencanaan pada komunikasi partisipatif pada kegiatan BRDP dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel keragaan Individu dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan
No. Variabel
Keragaan Individu
Komunikasi Partisipatif pada Tahap Perencanaan Y1.1
1. Kesempatan
X2.1 0,069
2. Kemauan
X2.2 0,092
3. Kemampuan
X2.3 0,456
signifikan pada taraf 0,01 Hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 7, menunjukkan bahwa
kesempatan dan kemauan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif pada tahap perencanaan. Artinya kesempatan yang
diberikan kepada anggota UPKD dan kemauan yang dimiliki oleh anggota UPKD untuk terlibat dalam kegiatan BRDP tidak mempengaruhi pada komunikasi
partisipatif yang dilaksanakan pada tahap perencanaan. Peubah kemampuan memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi
partisipatif pada tahap perencanaan. Artinya semakin tinggi dan besar kemampuan yang dimiliki oleh warga maka akan semakin baik pula komunikasi
partisipatif yang dilakukan pada tahap perencanaan. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan yang dimiliki oleh warga semakin rendah maka akan semakin rendah
pula komunikasi partisipatif yang terjadi pada tahap perencanaan ini. Kemampuan yang rendah akan menyebabkan komunikasi partisipatif yang
diharapkan dapat berjalan antara pengurus UPKD dan warga tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Kemampuan yang rendah mengakibatkan rendahnya
kemauan warga untuk dapat berpartisipasi pada kegiatan BRDP. Mereka tidak memiliki kepercayaan diri dan keberanian untuk mmemberikan pertanyaan,
masukan atau pendapat kepada pengurus UPKD. Sedangkan, pengurus UPKD telah memberikan kesempatan dan memotivasi warga agar dapat berpartisipasi.
2. Komunikasi Partisipatif dalam Tahap Pelaksanaan