Tabel 12. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel kredibilitas agen pendamping dengan komunikasi partisipatif pada tahap evaluasi
No. Variabel
Kredibilitas Agen
Pendamping Komunikasi Partisipatif pada
Tahap Evaluasi Y1.3 1.
Keahlian X1.1
0,118 2.
Kejujuran X1.2
0,355 3.
Daya Tarik
X1.3 0,130
4. Keakraban
X1.4 0,271
signifikan pada taraf 0,05
Pada Tabel di atas, menunjukkan bahwa peubah keahlian, daya tarik dan keakraban tidak memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif
pada tahap evaluasi. Artinya, peubah keahlian, daya tarik dan keakraban yang dimiliki oleh agen pendamping tidak berpengaruh pada tinggi atau rendahnya
komunikasi partisipatif yang dilaksanakan pada tahap evaluasi. Sedangkan untuk peubah kejujuran memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif
pada tahap evaluasi. Artinya semakin tinggi tingkat kejujuran dari agen pendamping maka semakin baik komunikasi partisipatif yang terjalin pada tahap
evaluasi. Sebaliknya, jika tingkat kejujuran yang dimiliki oleh agen pendamping semakin rendah maka akan semakin menurun komunikasi partisipatif warga pada
tahap evaluasi. Pada tahap evaluasi ini, warga mengharapkan pengurus UPKD dapat
bersifat jujur dan lebih terbuka kepada warga terkait dengan penentuan siapa yang berhak mendapatkan bantuan dana bergulir. Kekecewaan warga terhadap
ketidakjujuran pengurus UPKD dalam menentukan proyek pembangunan sarana dan prasarana yang dilaksanakan di Desa Pondok Kubang, menyebabkan
komunikasi partisipatif yang tidak lancar antara warga dengan pengurus UPKD. Kejujuran pengurus UPKD pada tahap evaluasi ini sangat diharapkan oleh warga
sehingga mereka dapat dengan terbuka memberikan pertanyaan, masukan dan pendapat kepada pengurus UPKD.
3.2 Pengaruh Keragaan Individu
Keragaan individu yang terdiri dari kesempatan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota UPKD diharapkan dapat mendorong warga agar dapat
berpartisipasi sehingga keberhasilan BRDP dapat diwujudkan dan bermanfaat bagi warga desa pondok Kubang. hasil analisis korelasi Tau Kendall anatra
keragaan individu dengan komunikasi partisipatif pada tahap evaluasi dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel keragaan individu dengan komunikasi partisipatif pada tahap evaluasi
No. Variabel
Keragaan Individu
Komunikasi Partisipatif
pada Tahap Evaluasi Y1.3
1. Kesempatan
X2.1 - 0,064
2. Kemauan
X2.2 0,257
3. Kemampuan
X2.3 0,116
Hasil analisis menunjukkan bahwa peubah dari keragaan individu yaitu kesempatan, kemauan dan kemampuan tidak memiliki hubungan yang nyata
dengan komunikasi partisipatif pada tahap evaluasi. Artinya, bawa tinggi rendahnya komunikasi partisipatif yang terjalin pada tahap evaluasi tidak
dipengaruhi oleh tinggi atau rendahnya kesempatan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh warga.
4. Hubungan Kredibilitas Agen Pendamping dan Keragaan Individu dengan Komunikasi Partisipatif Warga dalam Kegiatan BRDP
Analisis uji Tau Kendall antara Kredibilitas agen pendamping dan keragaan individu dengan komunikasi partisipatif warga dalam kegiatan BRDP
disajikan pada Tabel 12 berikut ini. Tabel 14. Koefisien korelasi Tau-Kendall antara variabel kredibilitas agen
pendamping dan keragaan individu dengan komunikasi partisipatif No.
Variabel Komunikasi Partisipatif Y1
1. Kredibilitas Agen
Pendamping X1 0,245
2. Keahlian X1.1
0,107 3. Kejujuran
X1.2 0,161
4. Daya
Tarik X1.3
0,145 5. Keakraban
X1.4 0,190
6. Keragaan
Individu X2
0,181 7. Kesempatan
X2.1 - 0,020
8. Kemauan X2.2
0,141 9. Kemampuan
X2.3 0,378
signifikan pada taraf 0,05
Komunikasi partisipatif dalam pelaksanaan kegiatan BRDP adalah suatu proses komunikasi yang ditujukan untuk mensosialisasikan, merencanakan dan
melaksanakan suatu program sehingga menghasilkan suatu keberhasilan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan warga di Desa Pondok Kubang. Untuk melihat
keberhasilan komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP dapat dilihat dari kredibilitas agen pendamping fasilitator dan keragaan individu.
Pada Tabel 14 terlihat bahwa peubah-peubah dari kredibilitas agen pendamping fasilitator tidak memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi
partisipatif. Artinya faktor keahlian, kejujuran, daya tarik dan keakraban yang dimiliki oleh seorang agen pendamping fasilitator tidak mempengaruhi
komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP. Sedangkan untuk peubah-peubah dari keragaan individu, pada faktor kesempatan dan faktor kemauan tidak
memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif. Artinya, komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan BRDP tidak dipengaruhi oleh
faktor kemauan dan kesempatan. Hanya faktor kemampuan yang memiliki hubungan yang nyata dengan komunikasi partisipatif. Artinya semakin tinggi
kemampuan yang dimiliki oleh anggota UPKD, maka akan mempengaruhi komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan BRDP.
Pada Tabel 14, hasil analisis menunjukkan bahwa kredibilitas agen pendamping fasilitator dan keragaan individu tidak memiliki hubungan yang
nyata dengan komunikasi partisipatif. Artinya, komunikasi partisipatif yang terjadi dalam kegiatan BRDP di Desa Pondok Kubang tidak dipengaruhi oleh
kredibilitas agen pendamping fasilitator dan keragaan individu. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa faktor keahlian, kejujuran, daya
tarik dan keakraban tidak menjadi tolok ukur warga Desa Pondok Kubang untuk menilai kredibilitas agen pendamping fasilitator. Agen pendamping, dalam hal
ini adalah pengurus UPKD dan pengurus POKJA tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka dengan baik. Dalam pertemuan atau musyawarah yang
diadakan, pengurus UPKD dan pengurus POKJA hanya membicarakan masalah pinjaman modal bergulir. Pembangunan infrastruktur desa yang seharusnya
merupakan keputusan bersama, mereka tentukan sendiri. Hal ini terlihat dari banyaknya warga desa yang tidak mengetahui rencana perbaikan jalan desa yang
dibiayai dari dana BRDP. Pembangunan jalan desa memang diperlukan oleh warga desa.
Tetapi pembangunan jalan itu, bukanlah hal terpenting yang mereka harapkan. Mereka
lebih membutuhkan pembangunan proyek pasar. Mereka telah lama mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten perihal pembangunan pasar ini dan sampai
sekarang belum disetujui oleh pemerintah. Mereka berharap dengan adanya pasar yang permanen, mereka tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota untuk melengkapi
kebutuhan mereka dan dapat menghemat biaya transportasi. Selain itu, diaharapkan apabila proyek pasar ini dilaksanakn dapat mendorong masyarakat
untuk mendapatkan penghasilan tambahan sebagai pedagang. Di mata warga desa, pengurus UPKD dan pengurus POKJA tidak
memiliki kejujuran dan transparasi dalam mengembangkan UPKD Mitra Usaha Bersama. Warga desa menganggap dana pinjaman yang diberikan UPKD sering
salah sasaran. Warga yang memiliki kriteria dan berhak mendapatkan pinjaman modal, tetapi pada kenyataannya tidak diberikan pinjaman modal. Sedangkan
warga yang tidak berhak mendapatkan pinjaman modal, justru mendapatkan pinjaman modal.
Pada peubah keragaan individu, faktor kesempatan dan kemauan tidak memiliki pengaruh terhadap komunikasi partisipatif. Hanya faktor kemampuan
yang berpengaruh terhadap peubah komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP. Hal ini menunjukkan bahwa warga desa sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi
pada kenyataannya pengurus UPKD dan pengurus POKJA tidak memberikan kesempatan dan memotivasi kemauan warga desa untuk ikut terlibat aktif dalam
kegiatan BRDP. Warga desa yang ikut dalam pertemuan atau musyawarah tidak memiliki kesempatan untuk memberikan pertanyaan, sumbangan pikiran, ide,
saran ataupun masukan. Karena tidak adanya kesempatan, maka warga desa pun tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan BRDP
dan UPKD Mitra Usaha Bersama di Desa Pondok Kubang.
Dari penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa hipotesis pertama ditolak. Tidak ada hubungan yang nyata antara kredibilitas agen pendamping
fasilitator dan keragaan individu dengan komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP di Desa Pondok Kubang.
TINGKAT KEPUASAN WARGA TERHADAP KEGIATAN BRDP
Kepuasan warga terhadap kegiatan BRDP merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan
harapannya. Kepuasan warga akan terpenuhi apabila proses penyampaian pesan dari komunikator kepada warga sesuai dengan apa yang dipersepsikan warga.
Analisis hubungan dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan yang nyata antara komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP dengan tingkat kepuasan
warga. Analisis uji Kendall antara komunikasi partisipatif warga dengan tingkat
kepuasan yang dirasakan warga dalam kegiatan BRDP disajikan pada Tabel 15 berikut ini.
Tabel 15. Koefisien Tau-Kendall antara komunikasi partisipatif dengan tingkat kepuasan warga terhadap kegiatan BRDP di Desa Pondok Kubang
No. Variabel
Tingkat Kepuasan Warga Y2 1.
Komunikasi Partisipatif
Y1 0,300
2. Tahap
perencanaan Y1.1
0,224 3.
Tahap pelaksanaan
Y1.2 0,296
4. Tahap
evaluasi Y1.3
0,238
signifikan pada taraf 0,05
Tabel 15 menunjukkan hasil analisis dengan melihat masing-masing peubah pada variabel komunikasi partisipatif, maka diperoleh bahwa komunikasi
partisipatif yang terjadi pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi tidak memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat kepuasan warga
terhadap BRDP. Nilai koefisien korelasi Tau-Kendall menunjukkan bahwa tingkat kepuasan warga terhadap BRDP tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
komunikasi partisipatif yang terjadi pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Tetapi jika analisis langsung menggunakan nilai keseluruhan dari variabel komunikasi partisipatif, diperoleh bahwa komunikasi partisipatif dalam kegiatan
BRDP memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat kepuasan warga. Artinya, warga merasa puas jika keterlibatan mereka untuk mendorong komunikasi
partisipatif dalam kegiatan BRDP semakin tinggi. Peubah komunikasi partisipatif merupakan satu kesatuan dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Ketiga tahap ini mendorong suatu komunikasi partisipatif yang berhubungan nyata dengan tingkat kepuasan
warga terhadap BRDP di Desa Pondok Kubang. Warga desa yang berpartisipasi aktif pada kegiatan BRDP akan merasa puas dengan hasil BRDP nantinya.
Karena hasil BRDP tersebut merupakan keputusan warga desa yang telah dimusyawarahkan sejak tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
Selain itu, warga desa akan lebih merasa memiliki jika pembangunan yang dilakukan BRDP merupakan hasil aspirasi warga desa.
Sebaliknya, jika warga desa tidak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan BRDP maka mereka tidak akan merasa puas dengan hasil pembangunan
BRDP nantinya. Pembangunan desa dari BRDP tersebut bukan merupakan hasil sumbangan pikiran dan musyawarah warga desa. Mereka tidak merasa memiliki
hasil pembangunan tersebut. Pembangunan jalan desa yang dibiayai oleh dana BRDP bukan merupakan hasil dari aspirasi dan keputusan bersama warga desa,
sehingga sebagian besar warga desa merasa kecewa dan tidak puas dengan kinerja pengurus UPKD dan pengurus POKJA selama ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis kedua diterima. Memang ada hubungan yang nyata antara komunikasi partisipatif dalam kegiatan BRDP dengan
tingkat kepuasan yang dirasakan oleh warga desa Pondok Kubang. Komunikasi partisipatif yang berlangsung sangat baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi akan mendorong tingkat kepuasan warga desa yang tinggi terhadap kinerja BRDP di desa mereka.
1. Dampak Program Modal Bergulir BRDP terhadap Kehidupan Warga Desa Pondok Kubang