DAMPAK MENJAMURNYA MINIMARKET TERHADAP PEDAGANG TRADISIONAL di KECAMATAN GADINGREJO KOTA PASURUAN TAHUN 2011-2012

(1)

DAMPAK MENJAMURNYA MINIMARKET TERHADAP PEDAGANG TRADISIONAL di KECAMATAN GADINGREJO KOTA PASURUAN

TAHUN 2011-2012

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh:

Akhmad Arif Sektiaji 07230049

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012.

Disetujui, Pembimbing I

Drs. Jainuri, M.Si.

Pembimbing II

Dr. Wahyudi, M.Si.

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal 04 Agustus 2012 Dihadapan Dewan Penguji

1. Hevi Kurnia Hardini, S.Ip, M.Gov (...) 2. Drs. Krisnohadi, MA (...) 3. Drs. Jainuri, M.Si. (...) 4. Dr. Wahyudi, M.Si. (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan Judul: Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan Tahun 2011-2012 adalah bukan karya tulis ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 04 Agustus 2012 Yang menyatakan


(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Akhmad Arif Sektiaji NIM : 07230049

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gading Rejo Kota Pasuruan.

Pembimbing : : 1. Drs. Jainuri, M.Si 2. Dr. Wahyudi, M.Si

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 04 – 04 - 2012 Revisi Bab I /Proposal Tanggal 18 – 04 - 2012 ACC Bab I

Tanggal 08 – 05 - 2012 Seminar Tanggal 29 – 05 - 2012 ACC Bab II Tanggal 04 – 06 - 2012 ACC Bab III

Tanggal 10 – 07 - 2012 Bimbingan Bab IV/V Tanggal 15 – 07 - 2012 Revisi Bab IV/V Tanggal 23 – 07 - 2012 ACC Bab IV dan V Tanggal 30 – 07 - 2012 ACC ujian

Malang, 04 Agustus 2012 Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Jainuri, M.Si. Dr. Wahyudi, M.Si.

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, nikmat, dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun 2011—2012”, sebagai salah satu Tugas Akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sajana Strata Satu Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, peneliti tak lepas dari rintangan dan hambatan. Banyak bantuan yang telah diberikan untuk membimbing peneliti menyelesaikan penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat dan hidayahnya, peneliti diberikan kesabaran dan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi sumber inspirasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kedua orang tuaku yang telah memberikan banyak kekuatan, motivasi dan pengorbanan serta doa untuk kelancaran skripsi ini.

4. Bapak Drs. Jainuri. M.Si dan Bapak Drs. Wahyudi. M.Si, kepada beliau juga saya sampaikan banyak terimakasi atas pengorbanan, kesabaran dan waktu yang diberikan dalam proses bimbingan skripsi ini.


(7)

5. Para penguji selaku penguji skripsi ini yang telah member masukan dan saran yang sangat berharga sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

6. Dinas Perindustrian, Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan serta para pedagang terkait di Kecamatan Gadingrejo atas kesempatan dan waktunya.

7. Almamaterku dan teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosian dan Ilmu Politik Angkatan 2007.

8. My Kenna serta teman-temanku yang berada dalam: My Songong Family, Bs Camp, Sound Clinic, SSC Production, Anker Futsal Club, KKN 37 dll. Doa dan dukungan kalian sangat berarti dan menjadi sebuah api semangat yang seakan tak pernah padam dalam setiap rutinitasku.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna. Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Ilmu Pemerintahan dan kalangan yang tertarik dengan kajian politik.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 04 Agustus 2012


(8)

Skripsi ini saya persembahkan kepada keluargaku

Teruntuk ayah, ibu, adik-adik dan orang-orang tercinta

Serta Negaraku Indonesia

Orang yang berpikiran positif dalam kondisi apapun

juga selalu memacu dirinya sendiri ke arah yang lebih baik

tanpa terpengaruh oleh kondisi luar

selalu berusaha melihat dari segi positif


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….. i

ABSTRAK ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... vi

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ………. ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… .. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah .……… 6

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Kegunaan Penelitian ………... 7

E. Definisi Konseptual ………... 8

F. Definisi Operasional ……….. 9

G. Metode Penelitian ……….. 10

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ………... 11

2. Objek Dan Subjek Penelitian ……… 11

3. Teknik Pengumpulan Data ……… 12

4. Data dan Sumber Data ………... 12

5. Lokasi Penelitian ………... 14

6. Analisis Data ………. 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pasar Modern dan Pasar Tradisional ……….. 15

1. Pasar Modern ……… 15

2. Pasar Tradsional ………. 19

3. Toko dan Warung Tradisional ……… 22

B. Tergesernya Toko dan Warung Tradisional ………… 24

C. Sistem Kapitalisme yang Memengaruhi Keberadaan Bisnis Retail Modern………... 26

D. Kebijakan Pemerintah dalam Perijinan Pendirian Minimarket ……… 27 1. Implementasi kebijakan publik model


(10)

Donald Van Metter, Carl Van Horn,

dan Merilee S.Grindle (model top down) ………. 29 2. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan

Perijinan Terpadu ………... 31 3. Proses Monitoring ……….. 33 4. Pemerintah Sebagai Pemenuhan atas

Fungsi Stabilitasi ……….. 34 BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Potensi Wilayah ………. 36 1. Letak geografis Kota Pasuruan ……… 36 2. Kecamatan Gadingrejo ……… 38 B. Keberadaan Toko dan Warung Tradisional

di Tengah Maraknya Minimarket

di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ……… 47 BAB IV PEMBAHASAN

A. Permasalahan Menjamurnya Minimarket ……… 49 1. Faktor Pendukung Keberlangsungan

Toko dan Warung Tradisional ……… 49 2. Faktor Penghambat Keberlangsungan

Toko dan Warung Tradisional ……… 52 B. Dampak Menjamurnya Minimarket ………. 59

1. Adanya Persaingan Harga Antara

Pedagang Tradisional Dan Minimarket ………. 59 2. Perubahan model toko atau warung ……….. 60 3. Para Pedagang Tradisional Gulung Tikar ………….. 61 C. Pandangan Masyarakat dan Aparat Pemerintah untuk

Mengatasi Dampak Menjamurnya Minimarket yang Menggeser Keberadaan Pedagang Tradisional

di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan ……… 62 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 66

B. Saran ………... 67


(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Sebaran Gerai-gerai Pasar Modern, 2008 (unit)... 17

2. Tabel 2 Luas Wilayah Kecamatan Di Kota Pasuruan... 37

3. Tabel 3 Profil Kecamatan di Kota Pasuruan... 38


(12)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Model Pendekatan The Policy Implementation Process (Donald Van Metter dan Carl Van Horn)... 29 2. Gambar 2 Peta Kota Pasuruan... 36 3. Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Gadingrejo... 40


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo.2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T) Bungin, Burhan.2008. Penelitian Kualitatif:Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: KencanaPrenada Media Group. Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan).

Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Esther & Didik. 2003. Membuat Pasar Tradisional Tetap Eksis. Jakarta: Sinar Harapan.

Moleong, Lexy. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik Untuk Negara-Negara Berkembang.

Jakarta: Gramedia

Philipus&Aini. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sinaga, Pariaman. 2008. Menuju Pasar Yang Berorientasi Pada Perilaku

Konsumen (Dalam Artikel).

Suryadarma, dkk. 2007. Laporan Penelitian: Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Pusat-pusat Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU diuploade

http://smeru.or.id.report/reseach/Supermarket/Supermarket_ind.pdf (online) tanggal 27 Mei 2011.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kotler, Philip. 1997. Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation (terjemahan). Dalam Maulana, Agus. Agrimedia. 5 (3)/1999.

Mowen, Jhon&Minor, Michael. 2005. Perilaku Konsumen Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Erlangga.


(14)

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Waluyo, Agus Carolus. 2011. Bisnis Ritel Tumbuh Subur. www.kompas.com (online), diakses 7 April 2012.

Wildan, Ekapribadi. 2007. Pasar Modern : Ancaman Bagi Pasar Tradisional. Jakarta : Wordpress.

Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

_____. 2000. Petunjuk Mengurus Izin Dan Rekomendasi Sektor Industri Dan Perdagangan. Jakarta : Pustaka LP3S Indonesia.

. 2011. Perda Waralaba Kota Pasuruan Tunggu Kajian.

www.pdiperjuangan-jatim.org/v03/index.php?mod=berita&id. Diakses tanggal 7 April 2012

. Pasar. http://id.wikipedia.org./wiki/pasar (online), diakses tanggal1 Juni 2012.

. www.pasuruan.go.id diakses tanggal 7 April 2012

UU RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 11 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 259/MPP/Kep 17/1997 tanggal 30 Juli 1997 tentang tata cara pelaksanaan pendaftaran usaha waralaba.

Peraturan Pemerintah No. 38 / 2007 dan PP NO. 41 / 2007

Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, serta Toko Modern (Perpres Pasar Modern)


(15)

Keputusan Bersama Menperindag dan Mendagri Nomor 145/MPP/Kep/5/1997 dan Nomor 57/1997 tanggal 12 Mei 1997 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Modern.

Keputusan Menperindag Nomor 420/MPP/Kep/10/1997 tanggal 31 Oktober 1997 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar dan Pertokoan Modern.

Keputusan Menperindag Nomor 107/MPP/Kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998 tentang ketentuan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Pasar Modern.

Keputusan Menperindag Nomor 591/MPP/Kep/10/1999 tanggal 13 Oktober 1999 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian dunia telah membawa dampak yang berkesinambungan ke berbagai negara di dunia. Termasuk pula Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia pun mengalami perkembangan perekonomian. Perkembangan ini diiringi oleh majunya perekonomian, yang semula tradisional beranjak pada perekonomian modern.

Salah satu bidang ekonomi yang kini menggeser bentuk perekomian tradisional adalah bisnis perdagangan dan pemasaran retail. Luasnya pangsa pasar yang harus dijangkau oleh produsen dalam memasarkan produknya, membuat sebagian besar produsen tidak dapat menjual produknya secara langsung kepada konsumen akhir. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab berkembangnya industri retail di Indonesia. Perkembangan tersebut menuntut pelaku bisnis untuk menyiapkan saluran distribusi yang efektif, salah satunya adalah saluran akhir yaitu retailer. Pengecer (retailer) merupakan saluran akhir yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir.

Usaha eceran (retailing) merupakan suatu kegiatan penjualan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi (konsumsi) dan bukan untuk kepentingan bisnis. Industri retail a t a u r i t e l tersebut meliputi pasar tradisional dan pasar modern. Bentuk-bentuk baru


(17)

2

organisasi pengecer yang sangat beragam dan bersifat modern tersebut diantaranya, Pasar Swalayan, Toko Serba Ada (Toserba), Carrefour, Hypermart, Alfamart, Indomaret, dan berbagai jenis organisasi waralaba lainnya yang menjual produk sejenis.

Industri ritel modern sebagai bentuk dari pasar modern berkembang pada tahun 1960-an tepatnya pada tahun 1964 yang ditandai dengan berdirinya Sarinah building. Industri ini mulai menampakkan pertumbuhannya dari tahun 1970-1977 dengan adanya perubahan jenis gerai misalnya supermarket, department store, minimarket, hypermarket, dan sebagainya. Pada awalnya bisnis ritel modern ini didominasi oleh peritel dalam negeri seperti Matahari, Ramayana, Hero, dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, pada tahun 1998 terjadi kesepakatan antara IMF dengan pemerintah Indonesia mengenai perjanjian peritel asing untuk dapat berinvestasi atau membuka gerai tanpa harus bekerjasama dengan peritel lokal. Hal tersebut merupakan peluang yang sangat menjanjikan bagi peritel lokal maupun asing karena Indonesia memiliki potensi market share yang sangat besar dengan jumlah penduduk terbesar ke-empat di dunia setelah Cina, Amerika dan India yakni lebih dari 220 juta penduduk, sehingga banyak peritel baik lokal maupun asing mengincar pasar ritel di Indonesia untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar.

Salah satu ritail modern yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat di Indonesia saat ini adalah minimarket dengan konsep waralaba atau franchise. Pesatnya pertumbuhan minimarket ke seluruh pelosok negeri, berdampak buruk bagi warung tradisional dan pasar tradisional yang telah ada di


(18)

3

wilayah tersebut. Keberadaan minimarket ini terlebih mematikan warung-warung tradisional yang berada di wilayah baik pusat hingga daerah.

Dari data berikut dapat diketahui perkembangan bisnis retail 3 tahun terakhir.

“Bisnis ritel tumbuh subur. Indomaret dan Alfamart akan menambah

masing-masing 800 gerai tahun 2011. Dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan ritel sangat pesat. Jika pada tahun 2008 jumlah gerai ritel yang terdata Aprindo tercatat 7.000 gerai, tahun ini angkanya melonjak menjadi 13.000 gerai. Kenaikan gerai sebesar 85 persen tersebut diikuti dengan peningkatan nilai penjualan. Tahun 2008 penjualan ritel tercatat Rp 60 triliun, sementara tahun ini melonjak hingga Rp 100 triliun.”

Dari paparan data tersebut dapat diketahui bahwa bisnis retail minimarket ini telah menjamur di berbagai wilayah di Indonesia, dari kota hingga pelosok desa. Tak dapat dipungkiri, apabila terdapat sebuah warung berdekatan dengan minimarket. Cepat atau lambat toko itu akan mengalami kemunduran pendapatan atau bahkan gulung tikar. Pola pikir sosial masyarakat yang tinggi akan gengsi dan mudahnya perijinan membuat banyak pedagang tradisional kewalahan dan akhirnya gulung tikar. Namun lebih dari itu, campur tangan pemerintah sebagai lembaga politik merupakan pemegang utama kelangsungan para pedagang tradisional. Masalah longgarnya atau mudahnya ijin pendirian minimarket ini dipegang oleh para pejabat daerah setempat.

Kaum kapital atau pemilik modal (rent-seeking) seringkali mencoba menjalin hubungan dengan birokrasi dalam rangka untuk memperoleh keuntungan bisnis. Hal ini disebabkan pada pokoknya mereka mencari peluang-peluang untuk menjadi penerima rente yang diberikan oleh birokrat dengan cara menyerahkan sumber dayanya, menawarkan proteksi atau memberikan wewenang tertentu yang diaturnya. Dengan kata lain, praktik rent seeking ini memungkinkan adanya


(19)

4

penyuapan dan pencarian keuntungan sepihak demi keuntungan pihak tertentu tanpa memerhatikan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Meski Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila yang berujung pada keselarasan sistem ekonomi dan pembangunan, tak bisa dipungkiri dalam pendirian bisnis retail di daerah-daerah menganut sistem kapitalis. Jelas sekali terlihat, kebanyakan daerah memberi izin seluas-luasnya dan memberi perlindungan kepada kaum pemilik modal yang akan mengembangkan usahanya di bisnis retail modern seperti minimarket dan supermarket ini. Hal ini tentu bertentangan dengan sistem ekonomi pancasila yang lebih memihak rakyat, khususnya kaum menengah ke bawah. Namun, dengan kekuatan politik uang pihak swasta mendapat celah yang cukup besar dari pemerintah untuk mengembangkan sayapnya di bidang bisnis retail modern ini.

Kebijakan pemerintah dalam memberikan ijin pendirian minimarket ini dirasakan hingga ke wilayah Jawa Timur sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Jawa Timur pun menjadi jamur di musim hujan bagi bisnis retail minimarket ini. Salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki sebaran minimarket yang cukup tinggi adalah Kota Pasuruan, tepatnya di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Berikut merupakan paparan data mengenai keberadaan minimarket di Kota Pasuruan tahun 2011 berdasarkan informasi dari Pranoto Sekretaris Komisi C DPRD Kota Pasuruan.

“Keberadaan minimarket moderen sudah tersebar merata di 3 kecamatan

yang ada di Kota Pasuruan, yakni, Kecamatan Gadingrejo, Purworejo, dan Kecamatan Bugul Kidul. Pranoto menyebut, “Ada 26 minimarket, sesuai data kami dapat dari pemkot”, katanya.

Puluhan minimarket itu menyebabkan berpindahnya pelanggan para pedagang di pasar tradisional seperti keluhan disampaikan pedagang kepada anggota dewan di berbagai kesempatan.


(20)

5

(Fraksi PDI Perjuangan), tapi juga fraksi lain. Artinya, memang ada persoalan serius di masyarakat yang perlu segera dilakukan pengaturan dengan sebuah regulasi (Perda),”pungkas Pranoto.”

Dari paparan tersebut jelas terlihat pertumbuhan bisnis retail minimarket telah hampir memenuhi sudut wilayah Kota Pasuruan. Sebagai kota yang strategis, yaitu jalur perjalanan antara Malang—Surabaya menjadikan Kota Pasuruan menjadi salah satu bidikan berkembangnya bisnis retail ini. Terlebih, dengan adanya kenaikan UMR (Upah Minimum Regional) pada tahun 2011 ini telah membuat selera konsumsi masyarakat ikut meningkat dan sebagian besar masyarakat pun tertarik pada model belanja modern ini.

Di Kecamatan Gadingrejo sebagai contoh sebuah minimarket “A” berdiri dan beroperasi di tahun 2010 di sebelah toko pak B yang hanya berjarak 500 m. Toko pak B merupakan toko kelontong tradisional yang telah berdiri sejak tahun

2008. Beberapa bulan kemudian, sebuah minimarket baru berdiri, minimarket “I”

berdiri hanya 500 m dari warung pak B. Setelah beberapa bulan lamanya persaingan ketat terjadi dengan adanya saling banting harga antara ketiga tepat perbelanjaan tersebut, akhirnya toko pak B gulung tikar dan merubah toko kelontongnya menjadi warung makan.

Monopoli tempat perdagangan tak sehat seperti ini jelas menimbulkan distorsi harga dan juga menciptakan iklim usaha yang kompetitif yang pada gilirannya dapat merusak semangat wirausaha. Keberadaan bentuk-bentuk perdagangan tradisional pun kini mulai tak jelas arahnya. Pendapatan para pedagang tradisional yang tidak sesuai dengan modal pun membuat mereka memutuskan untuk beralih ke usaha lain agar mereka tetap bisa melanjutkan hidup.


(21)

6

Adanya kekuatan monopoli tidak sehat di pasar, menyebabkan badan usaha yang memonopoli pasar dapat menaikkan atau menurunkan harga. Untuk menghindari monopoli tidak sehat, pemerintah seharusnya mengadakan pengawasan yang ketat dan segera mengatur kondisi tersebut dengan menerbitkan UU atau Peraturan Daerah. Namun, tampaknya dalam hal pembukaan minimarket ini pemerintah Kota Pasuruan tidak menjalankan misi sebagaimana mestinya. Bahkan, pemerintah menampik adanya keluhan dan dampak serius akibat menjamurnya minimarket dan adanya supermarket, seolah semua berjalan selaras dan seimbang di lapangan. Pemerintah tidak juga peka dengan menerbitkan Perda yang mengatur ijin pendirian minimarket dan supermarket, meski terjadi persaingan harga tidak sehat yang mengakibatkan pedagang tradisional gigit jari karena kalah bersaing harga.

Dari uraian latar belakang di atas menjadikan peneliti tertarik untuk membahas topik tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul “Dampak Menjamurnya Minimarket Terhadap Pedagang Tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun 2011—2012.” Penelitian ini berkaitan erat dengan mudahnya pemberian ijin pendirian bangunan pertokoan modern sehingga para pedagang tradisional tergeser.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi, maka dalam penelitian difokuskan dan dibatasi pada masalah perijinan pendirian bangunan pertokoan modern (kebijakan


(22)

7

pemerintah daerah dalam bidang perijinan) dengan tergesernya para pedagang tradisional. Permasalahan tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah sistematika perijinan pendirian minimarket di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012?

2. Bagaimanakah dampak menjamurnya minimarket terhadap pedagang tradisional Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan sistematika perijinan pendirian minimarket di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012.

2. Mendeskripsikan dampak menjamurnya minimarket terhadap pedagang tradisional Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan tahun 2011—2012.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang ekonomi, sosial, dan politik akibat kebijakan pemerintah dalam bidang pendirian bangunan. Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menganalisis pemberian ijin bangunan minimarket dan bentuk pasar modern


(23)

8

lainnya. Penelitian ini juga memberikan sumbangan upaya dan saran agar mengedepankan kepentingan rakyat, terlebih memertahankan bentuk-bentuk perdagangan tradisional.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya memperbaiki ijin pendirian bangunan. Hasil penelitian dapat memberikan gambaran tentang permasalahan yang diakibatkan oleh menjamurnya minimarket di samping para pedagang tradisional. Penelitian ini bagi pemerintah terkait, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif dan masukan dalam penentuan kebijakan serta sebagai alat monitoring pelaksanaan program selanjutnya. Bagi pembaca akan bertambah wawasannya, tak hanya sekadar berkata tahu, tetapi juga mengerti dan memahami konflik yang diakibatkan menjamurnya pasar-pasar modern di tengah-tengah pasar tradisional yang mulai tergeser.

E. Definisi Konseptual

Konsep merupakan istilah atau definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah mempermudah pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti maka penulis mengemukakan definisi konseptual sebagai berikut.

1. Dampak kelonggaran perijinan secara garis besar adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif dari ketidakterbatasan pemberian ijin dari seseorang atau lembaga kepada seseorang kepada


(24)

9

lembaga. Perijinan di sini adalah ijin yang diberikan oleh pemerintah kepada peritail untuk membuka usaha waralaba dagang modern. Perijinan di sini diberikan seolah-olah tanpa adanya kontrol sehingga semakin hari semakin banyak berdiri usaha retail modern ini.

2. Minimarket adalah pasar swalayan kecil.

3. Aspek ekonomi politik adalah perpaduan pengelolaan ekonomi pada umumnya dan pengaturan pemerintahan. Dalam hal ini berkaitan dengan antara fakta-fakta produksi, keuangan dan perdagangan dengan kebijakan pemerintah di bidang moneter, fiskal dan komersial. Namun, dalam penelitian hanya difokuskan pada perdagangan dan kebijakan pemerintah dalam pemberian ijin bangunan minimarket (komersial).

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui indikasi dengan indikator yang ada. Permasalahan yang dialami oleh para pedagang tradisional akibat menjamurnya minimarket dan swalayan lainnya kian hari semakin meresahkan.

Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.


(25)

10

Terdapat banyak permasalahan yang timbul akibat semakin banyaknya minimarket yang berdiri di Kota Pasuruan, khususnya di Kecamatan Gadingrejo. Permasalahan ini berkaitan dengan kesejajarannya dengan para pedagang tradisional yang meliputi:

a. Faktor pendukung :

Proses monitoring dan controlling dari pemerintah Kota Pasuruan b. Faktor penghambat :

Kebijakan pemerintah Kota Pasuruan dalam perijinan pendirian minimarket.

Pola pikir masyarakat dalam kegiatan belanja. 2. Dampak menjamurnya minimarket meliputi :

1) Adanya persaingan harga antara pedagang tradisional dan minimarket. 2) Perubahan model toko atau warung.

3) Para pedagang tradisional gulung tikar.

3. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi dampak menjamurnya minimarket yang menggeser keberadaan pedagang tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (2) objek dan subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.


(26)

11

Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan akibat kebijakan pemerintah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan dalam pemberian ijin pendirian bangunan pertokoan modern oleh pemerintah sehingga berdampak pada pedagang tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Dari alasan tersebut, maka dalam penelitian digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa kata-kata.

Penelitian diskriptif kualitatif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam kemudahan pemberian ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan mudahnya pemberian ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pedagang tradisional, pengelola minimarket, dan aparat pemerintah di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.


(27)

12

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam perijinan pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari terwawancara yaitu masyarakat dan pihak pemerintah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan terkait kebijakan pendirian bangunan modern, khusunya minimarket.

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan.

4. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut. 1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai kemudahan ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut.


(28)

13

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari Dinas Perijinan dan Pemkot Pasuruan, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi).

4. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat


(29)

14

permasalahan yang dialami para pedagang tradisional akibat menjamurnya bisnis minimarket dan supermarket yang menarik untuk diangkat.

5. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu berupa hasil wawancara dengan pedagang tradisional, pengelola minimarket, dan aparat pemerintahan di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, data-data dari dokumen pemerintahan, serta dokumen lainnya; reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi; menyusunnya dalam satuan-satuan; mengategorikan satuan-satuan tersebut sambil melakukan koding; mengadakan pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2001:190).

Berkaitan dengan hal tersebut kegiatan analisis meliputi (1) pengaturan data sesuai dalam tahap permasalahan yang akan dijawab, (2) pengorganisasian data dalam formalisasi tertentu sesuai dengan antisipasi ciri, urutan pilihan, data kategorisasi yang akan dihasilkan, (3) memberi kode pada data yang ditemukan, (4) penafsiran representasi makna sesuai dengan masalah yang akan dijawab, dan (5) penentuan data mana yang dianggap tidak layak, sampai ke prediksi keperluan pengumpulan data baru akibat kerumpangan data bila dihubungkan dengan keseluruhan rentang permasalahannya.


(1)

lembaga. Perijinan di sini adalah ijin yang diberikan oleh pemerintah kepada peritail untuk membuka usaha waralaba dagang modern. Perijinan di sini diberikan seolah-olah tanpa adanya kontrol sehingga semakin hari semakin banyak berdiri usaha retail modern ini.

2. Minimarket adalah pasar swalayan kecil.

3. Aspek ekonomi politik adalah perpaduan pengelolaan ekonomi pada umumnya dan pengaturan pemerintahan. Dalam hal ini berkaitan dengan antara fakta-fakta produksi, keuangan dan perdagangan dengan kebijakan pemerintah di bidang moneter, fiskal dan komersial. Namun, dalam penelitian hanya difokuskan pada perdagangan dan kebijakan pemerintah dalam pemberian ijin bangunan minimarket (komersial).

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Suatu variabel dapat diukur dan dinilai melalui indikasi dengan indikator yang ada. Permasalahan yang dialami oleh para pedagang tradisional akibat menjamurnya minimarket dan swalayan lainnya kian hari semakin meresahkan.

Penyebab dan kaitan adanya permasalahan tersebut mencakup beberapa hal sebagai berikut.


(2)

Terdapat banyak permasalahan yang timbul akibat semakin banyaknya minimarket yang berdiri di Kota Pasuruan, khususnya di Kecamatan Gadingrejo. Permasalahan ini berkaitan dengan kesejajarannya dengan para pedagang tradisional yang meliputi:

a. Faktor pendukung :

Proses monitoring dan controlling dari pemerintah Kota Pasuruan b. Faktor penghambat :

Kebijakan pemerintah Kota Pasuruan dalam perijinan pendirian minimarket.

Pola pikir masyarakat dalam kegiatan belanja. 2. Dampak menjamurnya minimarket meliputi :

1) Adanya persaingan harga antara pedagang tradisional dan minimarket. 2) Perubahan model toko atau warung.

3) Para pedagang tradisional gulung tikar.

3. Pandangan masyarakat dan aparat pemerintah untuk mengatasi dampak menjamurnya minimarket yang menggeser keberadaan pedagang tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

G. Metode Penelitian

Pada penelitian ini dibahas mengenai (1) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (2) objek dan subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) data dan sumber data, (5) lokasi peneliti, dan (6) analisis data. Hal-hal tersebut diuraikan sebagai berikut.


(3)

Dalam Ilmu Politik, pemaparan hasil penelitian ini merupakan penjabaran permasalahan akibat kebijakan pemerintah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan dalam pemberian ijin pendirian bangunan pertokoan modern oleh pemerintah sehingga berdampak pada pedagang tradisional di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Dari alasan tersebut, maka dalam penelitian digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini memaparkan atau mendeskripsikan berupa kata-kata.

Penelitian diskriptif kualitatif dalam penelitian sosial bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Terkait dengan tema penelitian, maka penelitian ini berupaya melakukan kajian pada suatu usaha pemerian, analisis dan penafsiran guna menggambarkan dan mendiskripsikan permasalahan dalam kemudahan pemberian ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek yang diungkap pada penelitian ini merupakan permasalahan mudahnya pemberian ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah pedagang tradisional, pengelola minimarket, dan aparat pemerintah di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.


(4)

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri, sehingga dalam menggali informasi mengenai permasalahan dalam perijinan pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan sepenuhnya dilakukan oleh peneliti sendiri (human instrument). Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian sebagai berikut.

1) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi dari terwawancara yaitu masyarakat dan pihak pemerintah Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan terkait kebijakan pendirian bangunan modern, khusunya minimarket.

2) Dokumentasi, di dalam metode ini peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, artikel, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Dalam dokumentasi data-data yang akan diselidiki adalah foto-foto, dokumen kegiatan pemerintah dan daerah, artikel, dan peraturan-peraturan.

4. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.

1) Data

Data dalam penelitian ini berupa paparan informasi mengenai kemudahan ijin pendirian bangunan toko modern di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.

2) Sumber Data

Sumber data penelitian terdiri atas sumber data sekunder dan primer data sekunder sebagai berikut.


(5)

a) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan tertulis dari Dinas Perijinan dan Pemkot Pasuruan, buku, laporan, jurnal, dan lain-lain. b) Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer yaitu : (1) metode survey (wawancara tatap muka) dan (2) metode observasi (dokumentasi).

4. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, dilakukan serangkaian kegiatan lapangan mulai dari penjajakan lokasi penelitian, orientasi, dan studi terfokus. Lokasi penelitian yaitu Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan. Lokasi penelitian ini diambil peneliti karena lokasi ini merupakan tempat tinggal asal peneliti dan di sini terdapat


(6)

permasalahan yang dialami para pedagang tradisional akibat menjamurnya bisnis minimarket dan supermarket yang menarik untuk diangkat.

5. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu berupa hasil wawancara dengan pedagang tradisional, pengelola minimarket, dan aparat pemerintahan di Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan, data-data dari dokumen pemerintahan, serta dokumen lainnya; reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi; menyusunnya dalam satuan-satuan; mengategorikan satuan-satuan tersebut sambil melakukan koding; mengadakan pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2001:190).

Berkaitan dengan hal tersebut kegiatan analisis meliputi (1) pengaturan data sesuai dalam tahap permasalahan yang akan dijawab, (2) pengorganisasian data dalam formalisasi tertentu sesuai dengan antisipasi ciri, urutan pilihan, data kategorisasi yang akan dihasilkan, (3) memberi kode pada data yang ditemukan, (4) penafsiran representasi makna sesuai dengan masalah yang akan dijawab, dan (5) penentuan data mana yang dianggap tidak layak, sampai ke prediksi keperluan pengumpulan data baru akibat kerumpangan data bila dihubungkan dengan keseluruhan rentang permasalahannya.