Dalam masyarakat Simalungun seorang pria belum dianggap sebagai orang dewasa dan belum dapat berperan serta dalam fungsi-fungsi adat bila yang bersangkutan belum
menikah atau sudah menikah tapi belum mempunyai keturunan.
2.6.1 Marga-marga Simalungun
Terdapat empat marga asli suku Simalungun yang populer dengan
akronim SISADAPUR, yaitu
23
1. Sinaga
:
2. Saragih
3. Damanik
4. Purba
Keempat marga ini merupakan hasil dari “Harungguan Bolon” Permusyawaratan besar antara empat raja besar berjanji untuk tidak saling menyerang dan tidak saling bermusuhan,
Marsiurupan bani hasunsuhan na legan, rup mangimbang munsuh,keempatrajatersebutadalah:
1. Raja Nagur bermarga Damanik
Damanik berarti Simada Manik pemilik manik, dalam bahasa Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan bersemangat, berkharisma,
agungterhormat, paling cerdas. Raja ini berasal dari kaum bangsawan India Selatan dari Kerajaan Nagore. Pada abad ke-12, keturunan raja Nagur ini mendapat serangan dari Raja
Rajendra Chola dari India, yang mengakibatkan terusirnya mereka dari Pamatang Nagur di daerah Pulau Pandan hingga terbagi menjadi 3 bagian sesuai dengan jumlah puteranya:
Marah Silau yang menurunkan Raja Manik Hasian, Raja Jumorlang, Raja Sipolha, Raja Siantar, tuan raja siantar dan tuan raja damanik Soro Tilu yang menurunkan marga raja
23
The Simalungun Protestant Church in Indonesia, a brief history, Kolportase GKPS, Pematang Siantar, 1983
Universitas Sumatera Utara
Nagur di sekitar gunung Simbolon: Damanik Nagur, Bayu, Hajangan, Rih, Malayu, Rappogos, Usang, Rih, Simaringga, Sarasan, Sola Timo Raya yang menurunkan raja
Bornou, Raja Ula dan keturunannya Damanik Tomok. Selain itu datang marga keturunan Silau Raja, Ambarita Raja, Gurning Raja, Malau Raja, Limbong, Manik Raja yang berasal
dari Pulau Samosir dan mengaku Damanik di Simalungun.
2. Raja Banua Sobou bermarga Saragih
Saragih dalam bahasa Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun atau
pemegang undang-undang. Keturunannya adalah :
• Saragih Garingging yang pernah merantau ke Ajinembah dan kembali ke Raya.
Saragih Garingging kemudian pecah menjadi dua, yaitu: Dasalak, menjadi raja di Padang Badagei, Dajawak merantau ke Rakutbesi dan Tanah Karo dan menjadi
marga Ginting Jawak. •
Saragih Sumbayak keturunan Tuan Raya Tongah, Pamajuhi, dan Bona ni Gonrang. Walaupun jelas terlihat bahwa hanya ada dua keturunan Raja Banua Sobou, pada zaman
Tuan Rondahaim terdapat beberapa marga yang mengaku dirinya sebagai bagian dari Saragih berafiliasi, yaitu: Turnip, Sidauruk, Simarmata, Sitanggang, Munthe, Sijabat, Sidabalok,
Sidabukke, Simanihuruk. Ada satu lagi marga yang mengaku sebagai bagian dari Saragih yaitu Pardalan Tapian, marga ini berasal dari daerah Samosir. Rumah Bolon Raja Purba di
Pematang Purba, Simalungun.
3. Raja Banua Purba bermarga Purba