6 RA rechen Aufgaben : mengukur kemampuan berpikir matematis, berpikir induktif dan berpikir praktis dengan angka.
7 ZR Zahlen Reihen : mengukur kemampuan berpikir induktif dengan angka, fleksibilitas berpikir dalam memecahkan masalah, dan berpikir
teoritis dengan disertai momen ritmis. 8 FA Form Auswahl : mengukur kemampuan membayangkan, kemampuan
berpikir visual, dan kemampuan berpikir konstruktif. 9 WU Wurfel Aufgaben : mengukur kemampuan membayangkan ruang,
kemampuan tiga dimensi, aspek teknis-konstruktif serta kemampuan analitis.
D. Subtes Zahlen Reihen ZR
Subtes ZR merupakan subtes yang terdiri atas aitem yang berbentuk deret angka. Subtes ini terdiri dari 20 aitem dengan waktu administrasi selama 10
menit. Pada subtes ini, subjek diminta melanjutkan deret dengan mengisi angka pada posisi terakhir dari deret.
Subtes ZR mengukur kemampuan berpikir dalam masalah hitungan dan berpikir induktif dengan angka – angka, kelincahan, fleksibilitas berpikir dalam
melakukan pemecahan masalah, dan aspek ritmis. Secara umum, subtes ini mengukur kemampuan berhitung yang didasarkan pada pendekatan analisis atas
informasi faktual dalam bentuk angka, sehingga ditemukan suatu pola dalam hubungan antara angka – angka tersebut. Subjek juga dituntut berpikir fleksibel,
Universitas Sumatera Utara
lincah dan mudah beralih dari satu cara ke cara lain yakni dengan mengubah atau menggantikan cara ataupun pendekatan dalam menghadapi hambatan dan
menyelesaikan permasalahan soal. Tahap skoring yang digunakan untuk setiap subtes adalah dengan
memeriksa setiap jawaban dengan menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan. Untuk subtes ZR, setiap jawaban benar diberi nilai 1 dan untuk
jawaban salah atau kosong diberi nilai 0. Total nilai benar yang sesuai dengan kunci jawaban merupakan Raw Score
RW; nilai ini belum dapat diinterpretasi sesuai dengan norma yang digunakan. Nilai RW yang sudah dibandingkan dengan norma disebut dengan Standardized
Score SW. Nilai SW inilah yang dapat menjadi materi untuk tahap selanjutnya—yaitu interpretasi. Adapun norma yang digunakan adalah sesuai
dengan kelompok umur subjek. Berikut ini adalah contoh tabel skoring IST :
Tabel 3. Daftar Skoring IST
Subtes RW
SW SE
20 127
WA 19
130
AN 16
116
GE 17
117
ME 19
118
RA 11
105
ZR 17
117
FA 18
124
WU 19
126
∑
156 127
Nilai 131 merupakan nilai SW yang diperoleh dari ∑ RW, nilai inilah yang
disebut dengan Intelligent Quotient IQ.
Universitas Sumatera Utara
a. Interpretasi Tahap interpretasi dapat dilakukan setelah didapatkan Standardized Score.
Kesembilan subtes saling berkaitan, sehingga harus dilakukan semuanya dan interpretasinya harus dilakukan secara keseluruhan Amthauer. Interpretasi yang
dapat dilakukan dari tes IST adalah sebagai berikut : 1. Taraf Kecerdasan
Taraf kecerdasan didapat dari total SW. Nilai ini dapat diterjemahkan menjadi Intelligent Quotient IQ. Nilai ini dapat menggambarkan perkembangan
individu melalui pendidikan dan pekerjaan. Nilai ini perlu dihubungkan dengan latar belakang sosial serta dibandingkan dengan kelompok seusianya.
2. Dimensi Festigung – Flexibilitat Dimensi Festigung-Flexibilitas menggambarkan corak berpikir yang
dimiliki oleh subjek. Dimensi Festigung-Flexibilität merupakan dua kutub yang ekstrim, keduanya menggambarkan corak berpikir yang ekstrim pula. Kutub
Festigung memiliki arti corak berpikir yang eksak, sedangkan kutub Flexibilität memiliki arti corak berpikir yang non-eksak. Corak berpikir ini merupakan hasil
perkembangan pengalaman individu yang akan semakin mantap ke salah satu kutub seiring bertambahnya usia.
Kecenderungan Festigung atau Flexibilitat seorang subjek dapat ditentukan dengan membandingkan nilai GE+RA dengan nilai AN+ZR. Jika nila
GE+RA lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Festigung, sebaliknya jika nilai AN+ZR lebih besar maka subjek memiliki kecenderungan Flexibilitas.
Universitas Sumatera Utara
3. Profil M – W Profil M-W menggambarkan cara berpikir, apakah verbal-teoritis atau
praktis-konkrit. Untuk mendapatkan profil M atau W ini dapat dilihat dari 4 subtes pertama SE, WA, AN, GE yang tampak pada grafik. Jika grafik menunjukan
bentuk M pada empat subtes pertama maka profilnya adalah M verbal-teoritis, jika yang tampak adalah bentuk huruf W maka profilnya adalah W praktis-
konkrit. 4. Struktur Kecerdasan
Struktur kecerdasan menggambarkan kecerdasan subjek berdasarkan masing-masing subtes.
Contoh : Tabel 4 Gambaran kecerdasan berdasarkan subtes
Subtes Skor Norma Keterangan
SE 127
TS Sangat baik dalam kemandirian berpikir, mengambil
pertimbangan atas dasar pengalaman yang dimilikinya tergolong baik sekali
WA 130
TS Memiliki kemampuan empati yang sangat baik, dan sangat
baik dalam menangkap pengertianisi dari bahasa
AN 116
T Memiliki kemampuan menghubungkan yang baik,
disamping itu kelincahan dan fleksibilitas berpikirnya juga baik
GE 117
T Baik dalam kemampuan abstraksi serta memiliki
kemampuan membangun istilah yang baik pula
ME 118
T Daya ingat subjek tergolong baik, kemampuan menghafal
dan mempelajari yang dimilikinya juga baik
RA 105
C Subjek cukup memiliki kemampuan berpikir praktis
melalui bilangan, juga cukup memiliki kemampuan berpikir objektif
Universitas Sumatera Utara
Subtes Skor Norma Keterangan
ZR 117
T Kemampuan berpikir teoritis dalam hitungan tergolong
baik, subjek juga memiliki kelincahan berpikir matematis yang baik pula
FA 124
TS Subjek sangat baik dalam mengamati dan memikirkan
secara menyeluruh, memiliki kemampuan konstruktif yang baik sekali.
WU 126
TS Kemampuan daya bayang ruang yang sangat baik, serta
memiliki kemampuan analitis yang baik sekali Keterangan: TS = Tinggi Sekali
T = Tinggi C = Cukup
5. Kesesuaian terhadap Jurusan Pekerjaan Interpretasi yang kelima adalah kesesuaian dengan jurusan atau pekerjaan
sesuai dengan kepentingan. Tes IST biasanya digunakan dalam proses seleksi, baik seleksi jurusan di SMU, seleksi perguruan tinggi, maupun seleksi pekerjaan.
Untuk melihat kesesuaian terhadap jurusanpekerjaan, perlu ditinjau norma untuk masing-masing jurusanpekerjaan yang berisi nilai SW sebagai batas yang
dibutuhkan untuk jurusanpekerjaan tersebut. Kesesuaian terhadap jurusan dapat diperhatikan dengan melihat grafik
subjek dan membandingkannya dengan bentuk grafik jurusanpekerjaan tertentu; jika bentuknya kurang lebih sama, maka subjek memiliki kesempatan untuk
menempuh jurusanpekerjaan tersebut diktat kuliah Universitas Padjadjaran, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Data yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon jawaban dari peserta terhadap tes IST pada subtes ZR. Skor berbentuk dikotomi, yaitu jika
benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0. Tiap aitem dalam subtes ini terdapat empat pilihan jawaban yang berfungsi sebagai distraktor
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah respon jawaban peserta yang pernah mengikuti tes IST di P3M USU selama tahun 2008 hingga tahun 2010.
C. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Izin Penelitian
a. Mengurus surat permohonan untuk melakukan penelitian di bagian administrasi pendidikan Psikologii USU yang ditujukan kepada Ketua
P3M USU b. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada P3M USU.
Universitas Sumatera Utara