konstan, maka kedua tes tersebut dapat disebut sebagai tes yang setara equivalent test. Dua tes yang setara dapat memiliki varians eror yang berbeda karena
keduanya belum tentu merupakan tes yang parallel, namun dua tes yang parallel tentu memenuhi syarat sebagai tes yang setara Azwar, 2009.
Asumsi-asumsi teori klasik sebagaimana disebutkan di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan berbagai
formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis. Indeks diskriminasi, indeks kesukaran, efektivitas distraktor, reliabilitas dan validitas
adalah formula penting yang disarikan dari teori tes klasik.
B. Analisis Karakteristik Psikometri
Alat tes yang baik memiliki aitem yang baik Kaplan Saccuzzo, 2005. Aitem yang baik dapat dilihat melalui analisis terhadap beberapa parameter
diantaranya adalah, taraf kesukaran aitem dan daya diskriminasi aitem. Murphy Davidshofer 2003 menambahkan analisis terhadap efektivitas distraktor untuk
melihat kualitas aitem.
1. Indeks Kesukaran Aitem
a. Pengertian Indeks Kesukaran Aitem
Indeks kesukaran aitem atau taraf kesukaran aitem, yang biasa disimbolkan dengan p, merupakan rasio antara penjawab aitem dengan benar dan
banyaknya penjawab aitem tersebut.
Universitas Sumatera Utara
N n
p
i
=
1 Keterangan : p = Indeks kesukaran aitem
n
i
= banyaknya individu yang menjawab aitem dengan benar N = banyaknya individu yang menjawab aitem
Selain dinyatakan dalam bentuk proporsi p, indeks kesukaran aitem dapat dinyatakan dalam bentuk persentase dengan cara mengalikan p dengan 100.
Aitem yang mempunyai p = 0,75 adalah sama pengertiannya dengan mempunyai indeks kesukaran 0,75 x 100 = 75.
Menurut Bradfield dan Moredock dalam Kumar, 2009 indeks kesukaran aitem dapat diperoleh dari indeks diskriminasi. Sebuah aitem yang dapat dijawab
oleh 90 persen subjek akan dianggap aitem yang mudah. Namun penentuan indeks kesukaran aitem tidak penting untuk indeks diskriminasi dari tes. Indeks
kesukaran aitem perlu ditentukan ketika akan membagi tes menjadi dua bentuk yang paralel.
Indeks kesukaran optimum dari aitem berkisar antara 0.625 Kaplan Saccuzzo, 2005. Akan tetapi, dalam tes haruslah terdapat aitem – aitem dengan
indeks kesukaran yang berbeda – beda. b. Analisis Indeks Kesukaran Aitem
Tes disusun bertujuan untuk melihat perbedaan individu sehingga jika tidak ada seorang pun yang menjawab pertanyanan dengan benar, dalam artian
soal sangat susah p = 0 bahkan sebaliknya jika soal sangat gampang sehingga
Universitas Sumatera Utara
semua dapat menjawab pertanyaan dengan benar p = 1 tentu tujuan alat tes tidak dapat dipenuhi Murphy Davidshofer, 2003.
Tabel 1 Kategorisasi Batasan Nilai p
P Kategori
p 0,3 Sulit
0,3 p 0,7 Sedang
p 0,7 Mudah
Tingkat kesukaran aitem tergantung bentuk dari tes Kumar, 2009. Dalam tes kecepatan, semua aitem memiliki tingkat kesukaran yang sama, sedangkan
dalam tes kekuatan, tingkat kesukarannya semakin bertambah sesuai urutan. Akan tetapi, untuk hasil tes IST yang digunakan untuk mengukur inteligensi sebaiknya
memiliki rentang nilai p yang bervariasi, dari mudah hingga sulit.
2. Indeks Diskriminasi Aitem