9. Undang-Undang No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
C. Sanksi Pelanggaran Rahasia Bank
Pelanggaran rahasia bank ini diatur oleh masing- masing negara, yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Kelompok pertama menentukan
pelanggaran rahasia bank sebagai pelanggaran perdata. Negara tersebut membiarkan kewajiaban yang timbul dari hubungan kontraktual belaka diantara
nasabah dan bank, namun kewajiban kontraktual tersebut dapat dikesampingkan apabila kepentingan umum menghendaki dan apabila secara tegas dikecualikan
oleh ketentuan undang-undang tertentu. Hal ini dapat kita lihat dalam penerapan rahasia bank pada negara Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Belanda,
Belgia dan beberapa negara lainnya. Sedangkan kelompok yang kedua menentukan pelanggaran rahasia bank
sebagai pelanggaran pidana, hal ini diterapkan pada negara Swiss, Korea Selatan,Austria, Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Dalam ketentuan di Indonesia mengenai rahasia bank terlebih dulu harus dibedakan antara pembukaan rahasia bank atau pembocoran rahasia bank yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang bderkepentingan. Pada Undang-Undang No 10 tahun 1998 Pasal 47 tercantum ada dua jenis tindak pidana yang berkaitan dengan
rahasia bank yaitu yang pertama, tindak pidana yang dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa perintah atau izin dari pimpinan Bank Indonesia dengan sengaja
memaksa bank atau pihak yang terafiliasi untuk memberikanketerangan yang harus dirahasiakan oeh bank, hal ini ditentukan oleh Pasal 47 ayat1.
Universitas Sumatera Utara
Kedua, tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi,Pegawai Bank, atau pihak terafiliasi lainnya, yang dengan sengaja
memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan oleh bank, hal ini ditentukan dalam Pasal 47 ayat 2
Adapun bunyi dari Pasal 47 ayat 1 dan ayat 2 adalah sebagai berikut:
41
1. Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin dar Pimpinan
Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, Pasal 42, dengan sengaja memaksa bank atau pihak yang terafiliasi untuk
memberikan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasl 40, diancan dengan pidana penjara sekurang-kurangnya dua 2 tahun dan paling lama
emapt4 tahun serta denda sekurang-kurangnya RP.10.000.000.000 sepuluh milyar rupiah dan paling banyak 200.000.000.000dua ratus
milyar rupiah.
2. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank, atau pihak terafiliasi
lainnya dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut Pasal 40, diancam pidana penjara sekurang-kurangnya dua 2
tahun dan paling lama emapt4 tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp 4.000.000.000empat milyar rupiah dan Paling banyak Rp
8.000.000.000delapan milyar rupiah
Dengan adanya pengecualian yang dapat dimintakan pembukaan terhadap rahasia bank maka bank memiliki konsekuensi untuk wajib mentaati
peraturan yang mengatur mengenai rahasia bank ini, penggunaan pembukaan rahasia bank ini diharapkan sesuai dengan fungsinya, terbatas kepada tujuan
diperolehnya keterangan itu,dan tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkan nya untuk tindakan yang dapat merugikan berbagai pihak.
Apabila terdapat pihak yang merasa dirugikan akibat penggunaan keterangan tentang nasabah itu oleh mereka yang memperoleh keterangan itu dari
41
Pasal 47 ayat 1 dan ayat 2 Undang‐Undang No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah menjadi
Undang‐Undang No 10 Tahun 1998
Universitas Sumatera Utara
pihak bank yang membocorkannya secara bertentangan dengan rahasia bank, maka nasabah tersebut dapat mengajukan ganti kerugian kepada mereka
berdasarkan ”perbuatan melawan hukum”sebagimana diatur oleh pasal 1365 KUH Perdata.
42
Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyebab terjadinya pelanggaran rahasia bank tersebut yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern yaitu faktor yang berasal dari dalam bank itu sendiri, dimana jika pegawai bank itu sendiri mempunya perilaku mematuhi peraturan yang ada untuk tetap
memegang teguh rahasia bank maka ia akan memegang teguh rahasia bank tersebut tetapi bila pegawai bank itu memiliki perilaku yang tidak baik maka
inilah yang mengakibatkan adanya pembocoran rahasia bank. Sedangkan faktor ekstern adalah adanya persaingan usaha antar bank
sehinggadapat terjadi suatu kerjasama antara pihak bank dengan pihak luar untuk melakukan pembocoran rahasia bank.
Dengan adanya peraturan yang mengatur tentang pelanggaran rahasia bank maka hukum diharapkan dapat menegakkan keadilan meskipun tetap ada
ketidakempurnaan dan mungkin ada hukum yang tidak adil. Sungguh mengecewakan jika ada hukum yang telah dibuat secara baik dengan berdasarkan
azas-azas hukum yang tepat, namun dalam pelaksanaannya ditafsirkan dan diselewengkan sehingga menghilangkan rasa keadilan dan menjadi alat bagi
pihak yang memiliki itikad tidak baik.
42
Adrian Sutedi, hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang Merger Likuidasi dan Kepailitan,cetakan
ke 2, Sinar Grafika, jakarta, 2008,halaman 16
Universitas Sumatera Utara
Ini merupakan tugas yang sangat penting untuk bank dapat terus merahasiakan informasi nasabah penyimpan dan simpanannya, melakukan
pengawasan agar tidak terjadinya pelanggaran rahasia bank maupun pembocoran rahasia bank kepada pihak-pihak lain manapun, dan tidak menjadikan rahasia
bank menjadi alat untuk memihak kepada pihak-pihak yang melanggar aturan hukum yang ada.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV MEKANISME HUBUNGAN NASABAH DAN RAHASIA BANK
A. Sekilas Tentang Bank Agro
BANK AGRO pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan DAPENBUN sebagai pengelola dana pensiun
karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan.
Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988,
DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis.
Bank Agro didirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional,
serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era
globalisasi di masa mendatang. Bank Agro yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di
Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 8 Februari 1990. Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia
memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun Bank Agro berhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari
Universitas Sumatera Utara
pemerintah. Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat
pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber
dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha Bank Agro.
Keberhasilan Bank Agro juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan DAPENBUN sebagai
Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agro serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis,
seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya rekanan dan kontraktor maupun penyaluran dana untuk
kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.
Bank Agro menyediakan produk perbankan komersial dan jasa di Indonesia. Produk simpanan meliputi giro, tabungan, dan deposito berjangka.
Portofolio pinjaman perusahaan meliputi kredit modal kerja, kredit investasi, kredit program, kredit usaha kecil, kredit program karyawan, kredit
multifuncional, dan pemilik rumah dan mobil pinjaman. Hal ini juga menawarkan berbagai layanan perbankan, seperti bank garansi dan safe deposit box.
Perusahaan ini mengoperasikan tujuh kantor cabang utama di Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandung, Semarang, Balikpapan, dan Lampung; tujuh sub-cabang di
Cik Ditiro, Manggala, Jamsostek.
Universitas Sumatera Utara
B. Bank Agro Melindungi Nasabah dalam Rangka Menjaga Keamanan