terjaga tidak mengantuk, dan tidak merasa capek. Namun ekstasi memiliki bahaya jika digunakan dalam waktu yang lama, beberapa bahaya dari ekstasi adalah kecanduan, syaraf
otak terganggu, gangguan liver, tulang dan gigi keropos, serta paranoid dan halusinasi. e.
Sabu-sabu Sabu-sabu dapat membuat pemakai untuk terus terjaga dan terus merasa bersemangat. Tetapi
penggunaan sabu dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan pemakai menderita penyakit gangguan jiwa, paranoid, dan gangguan liver.
f. Alkohol
Alkohol dapat membuat pemakai merasa rileks dan lebih mudah untuk mengekspresikan emosi. Biasanya, orang yang menggunakan alkohol akan mengalami gangguan penglihatan,
gangguan berbicara, dan pupil mata pemakai menjadi membesar. Penggunaan alkohol dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan radang usus, liver dan kerusakan otak
Harumindari, 2005.
2.4. Remaja Pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock 1980 menyatakan bahwa masa
remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi tiga yaitu masa remaja awal,
masa remaja tengah dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 14 tahun, sedangkan masa remaja
tengah berada pada usia 15 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum
Iskandarsyah, 2006. Pada usia masa remaja, terjadi peningkatan ketegangan emosional yang dihasilkan dari
perubahan fisik dan hormonal. Pada masa ini emosi seringkali tidak terkontrol dan nampak irrasional Widianti, 2009.
Kondisi siswa SMA pada tingkat usia yang berkisar antara 15 – 18 tahun sangat sensitif dan bersikap penuh gejolak, temperamental, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ingin
mencoba-coba sesuatu yang terlarang; kesemuanya itu dilakukan untuk menonjolkan identitas dirinya, sehingga sifat-sifat atau indikasi perilaku siswa tersebut sangat rentan terhadap
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan mengkonsumsi atau menyalahgunakan narkotika Fathurrachman dan Bulkani, 2006.
2.5. Pengetahuan
Pengetahuan knowledge merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan dalam suatu rangsang tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan dapat
diklasifikasikan berdasarkan 6 tingkatan, yakni: a.
Tahu know Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam
tingkatan ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan
tingkat pengalaman yang paling rendah. b.
Memahami comprehension Merupakan suatu kemampuan nutuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Orang
telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi application
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.
d. Analisis analysis
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis synthesis
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi evaluation
Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.
3.1. Kerangka Konsep Penelitian