KORELASI PEMAHAMAN POLITIK MASYARAKAT DESA DAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM PROSES POLITIK (STUDI KASUS DI KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN).

(1)

KORELASI PEMAHAMAN POLITIK MASYARAKAT DESA

DAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM PROSES

POLITIK (STUDI KASUS DI KECAMATAN DOLOK

BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

WINDA HANDAYANI NIM. 3111111009

FA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Winda Handayani, NIM 3111111009. “KORELASI PEMAHAMAN POLITIK MASYARAKAT DESA DAN KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM PROSES POLITIK; Studi Kasus di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat dalam dalam proses politik. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga desa di kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun yang terdiri dari 16 desa dengan jumlah penduduk 39.908 jiwa dengan data pemilih tetap dan khusus tahun 2014 (Pilpres) sekitar 29.306 jiwa. Penulis mengambil 3 Nagori sebagai sampel. Dengan mempertimbangkan pemerataan pengambilan sampel maka teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purpose sampling, yaitu Nagori Dolok Ilir II yang terletak di ujung kecamatan dan berbatasan dengan kabupaten Batu Bara serta Serdang Bedagai, Nagori Padang Mainu terletak dipertengahan daerah kecamatan Dolok Batu Nanggar; dan Nagori Dolok Mainu yang terletak dekat dengan pusat kecamatan Dolok Batu Nanggar. Ketiga desa ini dianggap dapat mewakili seluruh desa yang ada di daerah tersebut, sehingga dapat ketahui bagaimana pemahaman masyarakat tentang politik dan keikutsertaan dalam proses politik di ketiga Nagori tersebut.

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: ada korelasi yang sangat rendah antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat di Kecamatan Dolok Batu Nanggar hal ini diketahui dari hasil korelasi product moment diperoleh harga dari yaitu 0,197 0,138. Jadi hipotesis (Ha) yang berbunyi: “terdapat pegaruh antara pemahan politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik di kecamatan Dolok Batu Nanggar” diterima yang memiliki interpretasi nilai korelasi pada tingkat hubungan sangat rendah yaitu sekitar 19 %. Rendahnya korelasi ini disebabkan karena budaya politik masyarakat, sebagian masyarakat memiliki budaya politik parokhial dan budaya politik subjektif dan untuk budaya partisipan; masyarakat masih belum memahaminya. Selain itu adanya faktor lain yang mempengaruhi; diantaranya ialah pertama, masyarakat desa masih membutuhkan arahan dan bimbingan dalam proses sosialisasi politik sehingga masyarakat memahami apa tugas dan fungsinya dalam sistem politik. Kedua, Sistem money politic dalam pemilu sebagai upaya mendapatkan jabatan membuat masyarakat tidak memahami bahwa pemilu adalah sarana partisipasi politik dalam negara demokrasi. Ketiga Berita media massa terkait dengan pemimpin yang terjerat kasus korupsi dan mencari keuntungan dari sebuah kekuasaan yang mereka pegang memberikan efek rendahnya kepercayaan masyarakat kepada pemimpin dalam sistem pemerintahan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Berkat pertolongan dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan dan penyusunan proposal yang berjudul “Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat Desa dan

Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik; Studi Kasus di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun”.

Skripsi berjudul “Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat Desa dan

Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik; Studi Kasus di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun” disusun sebagai syarat untuk bisa memperoleh gelar sarjana dari Jurusan PPKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak sehingga proposal ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Teristimewa untuk kedua orang tua; Ayahanda Rasiman dan Ibunda Suriyati yang telah memotivasi dan memberikan semangat baik secara lahir maupun bathin.

2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom Sebagai rektor Universitas Negeri Medan dan Pembantu Rektor UNIMED beserta seluruh Staffnya.

3. Bapak Drs. Restu M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNIMED beserta staffnya.


(6)

4. Bapak Dr. Halking, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran dan kebaikannya membimbing penulis dalam penulisan hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak hanya bimbingan dalam menulis saja namun dalam menghadapi tantangan hidup dalam mencapai sebuah kebaikan yang hakiki dari Allah SWT. 5. Ibu Dr. Reh Bungana P.A, S.H, M.Hum, Selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengarahkan penulis untuk terus semangat menjadi yang terbaik dalam mencapai harapan dan impian.

6. Bapak Gabriel Siahaan, S.H, M.Hum, Selaku Dosen Pembimbing Akademik dan sebagai pembanding utama penulis yang telah memberikan motivasi dan arahan ketika melakukan bimbingan KRS kepada penulis untuk terus belajar dan jangan sampai terhenti sampai disini. Apapun pasti bisa dicapai selama kita terus berusaha dan berupaya untuk mendapatkannya.

7. Bapak Arief Wahyudi, SH selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membantu penulis untuk bisa mengikuti aktivitas dalam upaya penyelesaian dan pengesahan skripsi ini. 8. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku pembanding utama penulis untuk

menguji skripsi yang telah dibuat.

9. Bapak Budi Ali Mukmin selaku pembanding bebas dalam pengujian skripsi ini.


(7)

10. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah membekali ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11. Bapak pegawai Jurusan, yang akrab dipanggil Pak John telah membantu penulis dalam melengkapi bagian administrasi dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir perkuliahan ini. Tanpa bantuannya penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan perkuliahan ini.

12. Ibu Zaenah S.Pd selaku Camat Dolok Batu Nanggar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di wilayah kecamatan Dolok Batu Nanggar

13. Bapak Simson Tambunan, S.STP selaku sekretaris camat Dolok Batu Nanggar yang telah membantu dalam melengkapi data dan memberikan arahan dalam penulisan hasil penelitian.

14. Bapak Sucipto Pangulu Nagori Padang Mainu dan Ibu Wariati selaku Sekretaris Nagori yang membantu penulis dalam Penelitian

15. Bapak Safii Pangulu Dolok Ilir II dan Bapak Sugeng S.Pdi Pangulu Dolok Mainu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas dan melengkapi data-data tugas yang dibutuhkan.

16. Abangda Salman Abror selaku senior di Organisasi IPM Simalungun dan Ketua KPU di Kecamatan Dolok Batu Nanggar yang telah membantu penulis dalam melengkapi data.

17. Kepada Bapak Zulkifli Tanjung S.Pdi selaku guru SMA Muhammadiyah 07 Serbelawan yang sampai saat ini masih terus memberikan bimbingan,


(8)

arahan dan motivasi untuk terus semangat meraih impian dan cita-cita yang tinggi sesuai yang diharapkan.

18. Yang terkasih Kakanda Irvan Satria, yang selalu memberikan semangat, motivasi, membantu dan menemani penulis dalam upaya penyelesaian laporan hasil penelitian dan skripsi

19. Adikku tercinta Nining Surya Ningsih, Silvy Irawati, dan Dini Tri Utami yang membantu dan menemani penulis dalam melakukan penelitian. 20. Abangda Ade Rahman Mahasiswa Pasca Sarjana Unimed yang telah

memberikan bantuan kepada penulis untuk merancang pembuatan proposal untuk penelitian dan hasil penelitian.

21. Rekan-rekan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sumatera: Nurhayani, Kak Maya Puspita Ningrum (Sekretaris Umum), abangda Muhammad Arif (Ketua Umum), Awal Siddiq Ritonga, Rian Arif, dan rekan-rekan anggota yang lainnya.

22. Rekan-Rekan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Simalungun; Kak Khairiyah, S.Pd selaku ketua umum, Dedi Surahman, dan seluruh anggotanya.

23. Rekan-rekan dan Adik-adik di IPena (Ikatan Penulis Muda) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Sherlyna Sinaga, Ryka Turnip, Sri Suci Ramadhani, Dwi Prasasvita, Oksari Sihaloho, Toba Sastrawan Manik, dan Yemima Siburian.


(9)

24. Sahabat-sahabat terbaikku dalam berjuang menyelesaikan perkuliahan selama 8 semester ini yaitu: Diyah Wahyuni, Jainab Ritonga, Hari Ekawati, Diana, Gondo Munte, dan Candra Barus.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan. Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dapat menjadi karunia yang tidak terhingga dalam hidupnya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kebermanfaatan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2015 Penulis

Winda Handayani NIM. 3111111009


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pemahaman Masyarakat Desa Tentang Politik ... 8

1. Partisipasi Politik... 9

2. Komunikasi Politik ... 11

3. Rekrutmen Politik ... 15

4. Sistem Pengrekrutan Politik ... 16

5. Sosialisasi Politik ... 17

6. Perilaku Politik ... 23

7. Budaya Politik ... 24

8. Struktur Politik ... 25

B. Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik ... 36

1. Keikutsertaan Masyarakat dalam Pembuatan Keputusan Politik ... 36 2. Keikutsertaan Masyarakat dalam pelaksanaan


(11)

keputusan politik ... 38

3. Keterkaitan Pemahaman Politik dengan keikutsertaan dalam proses politik ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Hipotesis ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel ... 48

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 49

1. Variabel Penelitian ... 49

2. Defenisi Operasional ... 50

D. Kisi-Kisi Penelitian ... 51

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

F. Teknik Analisis Data... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

A. Hasil Penelitian ... 56

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 56

2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 68

B. Pembahasan... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Dua Bentuk Partisipasi Politik ... 10

Tabel 2. Daftar Pemilih Tetap ... 49

Tabel 3. Daftar Pemilih Tetap Kecamatan Dolok Batu Nanggar ... 56

Tabel 4. Jumlah Penduduk Nagori Padang Mainu ... 58

Tabel 5. Jumlah Penduduk Nagori Padang Mainu Berdasarkan Umur... 58

Tabel 6. Jumlah Penduduk Nagori Padang Mainu Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 59

Tabel 7. Jumlah Penduduk Nagori Padang Mainu Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok Masyarakat ... 60

Tabel 8. Jumlah Penduduk Nagori Padang Mainu Berdasarkan Etnis/Suku ... 61

Tabel 9. Jumlah Nagori Penduduk Dolok Ilir II ... 62

Tabel 10. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Ilir II Berdasarkan Umur... 62

Tabel 11. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Ilir II Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 63

Tabel 12. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Ilir II Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 63

Tabel 13. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Ilir II Berdasarkan Suku/Etnis ... 64

Tabel 14. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Mainu ... 65

Tabel 15. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Mainu Berdasarkan Umur... 65

Tabel 16. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Mainu Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 66

Tabel 17. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Mainu berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 67 Tabel 18. Jumlah Penduduk Nagori Dolok Mainu Berdasarkan


(13)

Suku/Etnis ... 67 Tabel 19. Kategori Jawaban Angket ... 68 Tabel 20. Variabel X Pemahaman Politik Masyarakat Desa Nagori

Padang Mainu ... 70 Tabel 21. Tabulasi Nilai Variabel Y (Keikutsertaan Masyarakat dalam

Proses Politik Nagori Padang Mainu) ... 71 Tabel 22. Koefisien Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat Desa

(X) Dan Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik (Y) Di Nagori Padang Mainu... 73 Tabel 23. Tabulasi Nilai Variabel X (Pemahaman Politik Masyarakat

Desa Nagori Dolok Ilir II) ... 75 Tabel 24. Tabulasi Nilai Variabel Y (Keikutsertaan Masyarakat

dalam Proses Politik di Nagori Dolok Ilir II) ... 76 Tabel 25. Koefisien Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat Desa

(X) Dan Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik (Y) di Nagori Dolok Ilir II ... 77 Tabel 26. Tabulasi Nilai Variabel X (Pemahaman Politik Masyarakat

Desa Nagori Dolok Mainu) ... 78 Tabel 27. Tabulasi Nilai Variabel Y (Keikutsertaan Masyarakat

dalam Proses Politik di Nagori Dolok Mainu) ... 80 Tabel 28. Koefisien Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat desa

(X) Dan Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik di

Nagori Dolok Mainu ... 82 Tabel 29. Koefisien Korelasi Pemahaman Politik Masyarakat Desa

(X) dan Keikutsertaan Masyarakat dalam Proses Politik (Y) di Kecamatan Dolok Batu Nanggar... 84 Tabel 30. Interpretasi Angka Korelasi (Nilai r) ... 90


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Instrumen Penelitian 2. Nota Tugas

3. Surat Izin Penelitian Dari Jurusan

4. Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Ilmu Sosial 5. Surat Izin Penelitian Dari Lokasi Penelitian

6. Surat Laporan Bahwa Telah Selesai Melaksanakan Penelitian Di Kec. DBN 7. Kartu Bimbingan Skripsi

8. Daftar Peserta Seminar

9. Surat Keterangan dari Perpustakaan Jurusan 10. Surat Keterangan dari Perpustakaan Unimed 11. Surat Pernyataan Keaslian Tulisan


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha pembangunan yang sebesar-besarnya dalam memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat diwilayah sekitarnya. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dilakukannya pemberdayaan masyarakat desa, adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, prilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.

Dinyatakan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 pasal 1 ayat (1) “Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Aktivitas dalam kegiatan pemerintahan di desa ini juga tidak terlepas dari kehidupan politik yang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Perlu dipahami bahwa kehidupan politik dikaji dari sosiologi politik menurut Damsar


(16)

(2012:12) “pada dasarnya mengkaji masyarakat yang didalamnya terdapat proses dan pola interaksi sosial, dalam hubungannya dengan politik. Hubungan dilihat dalam sisi saling pengaruh memengaruhi. Masyarakat sebagai realitas eksternal-objektif akan menuntun individu dalam melakukan kegiatan politik seperti apa saja yang boleh dipolitikkan, bagaimana melakukannya, dan dimana politik boleh dilakukan. Tuntunan tersebut biasanya berasal dari norma, etika, adat dan hukum yang berkembang di masyarakat”.

Berdasarkan pengamatan penulis dapat dikatakan bahwa masyarakat desa merupakan sistem yang sangat mempengaruhi pemerintahan baik ditingkat daerah maupun nasional. Karena mereka adalah sumber dari pemenuhan pokok bagi kebutuhan hidupnya politik dalam suatu negara dan juga sebagai pondasi untuk mempertahankan kearifan budaya lokal. Kondisi ini tentunya mempengaruhi perilaku politik masyarakat desa.

Salah satu perilaku politik masyarakat desa ialah partisipasi politik. Dalam negara demokrasi partisipasi polilik ini merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan keterlibatan mereka dalam pesta demokrasi (Pemilu). Makin tinggi tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan. Sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah pada umumnya mengindikasikan bahwa rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan dalam sikap golongan putih (golput) dalam pemilu.


(17)

Selain fakta di atas berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Bawono (2008:8) dinyatakan bahwa “partisipasi politik masyarakat pemilih pada penyelenggaraan pemilu rendah. Mereka pada umumnya tidak terlibat, netral dan cenderung pasif, lebih mengutamakan bekerja mencari nafkah, sebagai simpatisan dan pengurus partai”.

Rendahnya keikutsertaan masyarakat desa dalam politik semakin diperparah oleh keadaan politik yang tidak stabil, pemberitaan media massa yang menyebabkan masyarakat semakin pesismis, kerena para pemimpin yang mereka pilih justru tidak memenuhi janji-janji politik mereka.

Yang sangat dikhawatirkan adalah partisipasi masyarakat yang didasarkan pada uang atau dikenal dengan mobilisasi politik saat dilakukannya pemilihan umum. Biasanya dilakukan oleh aktor-aktor politik ketika masa kampanye untuk bisa lolos menjadi tokoh pemerintahan di derahnya. Mereka cenderung untuk mencari tokoh adat atau orang yang mampu mengalihkan pemikiran masyarakat untuk ikut mendukung salah satu kandidat dari satu partai.

Dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan di atas, dapat dikatakan bahwa ada masalah dalam proses politik masyarakat desa. Menurut Mahadi (2011:8) masalah ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya munculnya paham pragmatisme. Pragmatisme sering muncul pada masyarakat plural, yakni keanekaragaman yang jamak terjadi di Indonesia yang ber-bhinneka tunggal ika. Dalam masyarakat yang plural inilah pragmatisme tumbuh berkembang, sebab dalam masyarakat seperti ini, idealisme yang kolot atau terjerumus dalam perdebatan hanya akan menghambat tercapainya komitmen dan kepentingan


(18)

umum. Pragmatisme politik adalah ciri khas kultur politik dalam masyarakat yang berprinsip ‘yang penting sesuatu/program berfungsi, tak peduli caranya.’ Singkat kata, pragmatisme adalah penolakan terhadap teori dan ideologi, dan lebih memilih fakta dan realitas yang telah teruji.

Pemahaman politik masyarakat yang rendah disebabkan kurangnya pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik. Padahal partai politik merupakan ujung tombak dari pembekalan awal tentang hakikat politik kepada masyarakat. Politik yang cenderung mereka tampakkan adalah politik praktis; dimana mereka menjadikan partai hanya sebagai sarana untuk memperoleh jabatan dipemerintahan.

Pada penelitian ini faktor penyebabnya difokuskan kepada rendahnya pemahaman masyarakat desa. Sebab selama ini peningkatan pemahaman masyarakat desa hanya sebatas kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan pemberdayaan dibidang pertanian dan pengembangan keterampilan bagi wanita, dan akhirnya hanya menyampaikan produk-produk pertanian yang diharapkan mereka mau membeli serta menggunakannya. Sedangkan untuk peningkatan pengetahuan politik sangat minim bahkan tidak ada. Sehingga masyarakat desa tidak memahami pada dasarnya mereka termasuk dalam sistem politik yang sangat mempengaruhi segala aktivitas di pemerintahan.

Pemahaman masyarakat desa tentang politik hanya sebatas pada kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan oleh partai politik ketika pemilihan umum dan politik hanya dilaksanakan oleh para pemimpin pemerintahan (lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Masyarakat hanya berpikir tentang pemenuhan


(19)

kebutuhan untuk diri dan keluarganya. Mayoritas masyarakat desa beranggapan bahwa politik itu kejam. Pemikiran tersebut juga dipengaruhi dari perkembangan teknologi dan komunikasi yang sampai di wilayah pedesaan.

Televisi yang dapat dikatakan sebagai referensi utama bagi masyarakat desa, selalu mendapatkan berita tentang pelanggaran para pemimpin pemerintahan seperti kasus-kasus korupsi, perdebatan antar pemimpin yang tidak beretika, dan para pemimpin yang tertidur ketika melakukan rapat sidang, dan lain-lain. Membuat masyarakat menjadi enggan untuk mengetahui tentang politik.

Berdasarkan latar belakang masalah inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang korelasi pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik; studi kasus di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, kabupaten Simalungun. Dengan demikian

kita dapat mengetahui hubungan antara pemahaman yang dimiliki seorang individu tentang politik dengan kepeduliannya dalam segala aktivitas yang berkaitan dengan pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.

B. Identifikasi Masalah

Pada uraian sebelumnya penulis telah memaparkan hal-hal yang menjadi latar belakang dalam penelitian. Untuk itu ada beberapa masalah yang diidentifikasi, diantaranya:

1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang politik 2. Keikutsertaan masyarakat dalam proses politik rendah 3. Kurangnya pendidikan politik pada masyarakat desa


(20)

4. Keikutsertaan masyarakat desa dalam politik masih rendah terlihat dari banyaknya masyarakat yang golput.

5. Adanya mobilisasi politik ketika pemilu sehingga masyarakat meganggap politik hanyalah permainan untuk mendapatkan jabatan

6. Berita tentang aktor politik dari televisi yang selalu melanggar etika politik dan undang-undang.

7. Terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik

8. Partisipasi politik wujud dari kedaulatan rakyat

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka yang menjadi pembatasan masalah dari penelitian ini adalah: terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik.

D. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: apakah terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik?


(21)

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat dalam dalam proses politik

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Untuk menambah khasanah pengetahuan ilmiah didalam studi ilmu politik 2. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang tingkat pemahaman

masyarakat desa terkait dengan politik.

3. Memberikan inspirasi bahwa kita wajib menjunjung tinggi etika berpolitik khususnya bagi para aktor politik.

4. Mengetahui cara alternatif dalam meningkatkan kesadaran berpolitik bagi masyarakat.

5. Memberikan motivasi bagi pembaca untuk terus mengembangkan pemahaman politik yang benar kepada masyarakat desa yang berada di pelosok.

6. Secara akademis bermanfaat untuk diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian studi S-1 di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: ada korelasi yang sangat rendah antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat di Kecamatan Dolok Batu Nanggar. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Dengan pemahaman yang dimiliki masyarakat tentang politik maka masyarakat akan ikut serta atau berperan aktif dalam pelaksanaan proses politik.

b. Terdapat pegaruh yang sangat antara pemahan politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik di kecamatan Dolok Batu Nanggar. Hal ini dibuktikan dengan yaitu 0,197 0,138, pada taraf signifikan 5%.

c. Korelasi antara variabel (X) yakni pemahaman politik masyarakat desa dengan variabel (Y) yaitu keikutsertaan dalam proses politik tergolong sangat rendah, diperoleh dari perhitungan nilai korelasi 0,197 yang memiliki interpretasi nilai korelasi pada tingkat hubungan sangat rendah yaitu sekitar 19 %.

d. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji “t” dan diperoleh harga adalah sebesar 3,351 dan harga tabel 1,960, karena


(23)

harga pada taraf signifikan 5% maka hipotesis Ha dapat diterima yaitu terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik dan hipotesis Ho ditolak yaitu tidak terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan agar kiranya:

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk sistem politik dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hakikat perpolitikan yang ada di Indonesia baik secara teori maupun implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab pada dasarnya setiap individu memiliki tugas, fungsi, dan hak yang sama dalam politik.

2. Pengaruh pemahaman politik yang sangat rendah setidaknya menjadi gambaran bagi partai politik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat menuju Pemilihan Bupati pada tanggal 9 desember 2015.

3. Diharapkan kepada pemerintah desa untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat bahwa pengetahuan tentang politik dan keikutsertaannya dalam proses politik sangat berpengaruh untuk mencapai suatu kebijakan. Tempat tinggal yang jauh dari kota bukanlah alasan untuk menjadi masyarakat yang memiliki budaya parokhial maupun subjek, tetapi harus mampu memiliki budaya partisipan.


(24)

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam untuk mengetahui korelasi pemahaman masyarakat tentang politik dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. (2011). ”Dinamika Politik Pilkades di Era Otonomi Daerah”. Jurnal

Tamanpraja Vol. 1 Edisi 1 Juni 2011

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta

Bawono, M. (2008). “Persepsi dan Perilaku Perilaku Pemilih Terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004 di Kabupaten Nganjuk”, Jurnal M’Power Vol. 8. No. 8 , November 2008

Budiardjo, M. (2010). Dasar-dasar ilmu politik, cetakan keenam. Jakarta:PT.

Gramedia Pustaka Utama

Damsar. (2010).Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Predana Media

Group

_________. (2012). Pengantar Sosiologi Politik, Cetakan ke 2. Jakarta: Kencana

Predana Media Group

Darmayadi, A. (2012) “Pergerakan Mahasiswa dalam Perspektif Politik:

Partisipasi Otonom atau Mobilisasi” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 9, No.

1

Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (2014). “Manual

Kuesioner; Profil Desa dan Kelurahan Kabupaten Simalungun”.

Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Fadil, M.. (2007). “Konflik Daerah sebagai Budaya Politik Masyarakat”, Jurnal

Madani Edisi II November 2007 hlm. 22-27

Gatara, Sahid. Dzulkiah Said.(2011). Sosiologi Politik, Konsep dan Dinamika

Perkembangan Kajian, cetakan ke dua. Bandung: CV. Pustaka Setia Griadi, N. Agung, S. (2008). “Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan

Peraturan Daerah”. Kertha Patrika Vol. 33 No. 1 Januari 2008

Halking. Budi Ali Mukmin. (2014). Bahan Ajar Ilmu Politik. Medan: Universitas

Negeri Medan

_______. (2012). Bahan Ajar Sistem Politik Indonesia. Medan: Universitas

Negeri Medan

Kuswandi, A. (2010). “Membangun Gerakan Budaya Politik dalam Sistem Politik

Indonesia”, Jurnal Governance Vol 1 No. 1 November 2010. Bekasi:


(26)

Mahadi, H. (2011) . “Pragmatisme Politik: Studi Kasus Proses Rekrutmen Politik

PDI-P Pada Pilkada, Kabupaten Sleman”, Jurnal Studi Pemerintahan

volume 2 Nomor 1 Februari 2011

Maran, R. R. (2001). Pengantar Sosiologi Politik; Suatu Pemikiran dan

Penerapan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Mas’oed, M & MacAndrews. C. (2008). Perbandingan Sistem Politik.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Rahman, A. (2002). Sistem Politik Indonesia, cetakan ke tiga. Surabaya: Penerbit

SIC

Rush, M. Phillip Althoff. (2011). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Soebagio, H. (2008). “Implikasi Golongan Putih dalam Perspektif Pembangunan

Demokrasi di Indonesia”, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol 12, No.

2, Desember 2008: 82-86

Setiadi, Elly M. Usman Kolip. (2013). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group

Setiawan, D. (2014). Metodologi Penelitian. Medan: Laboratorium PPKn FIS

UNIMED

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuatitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Suriyadi, B. (2006). Kerangka Analisis Sistem Politik Indonesia, cetakan pertama.

Jogyakarta: IRCiSoD

_________.(2007). Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi, dan Perkembangan

Konsep. Jogyakarta:IRCiSoD

Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. (2014). Statistik Daerah Kabupaten

Simalungun; Regional statistik of Simalungun Regency 2014

(http://simalungunkab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=51) diakses pada 17 Januari 2015, pukul 15.25 Wib.

______________. (2014). Profil Kependudukan Kabupaten Simalungun 2013.

(http://simalungunkab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=111) diakses pada 17 Jauari 2015, pukul 15.40 Wib


(27)

Komisi Pemilihan Umum. (2014). Data Pemilih Tetap Pilpres 2014

(http://data.kpu.go.id/ss89.php)diakses pada 19 Januari 2015, Pukul 12.10

Wib

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa

Wahyuningrum, D. (2013). “Hubungan antara Pemehaman Budaya Politik dengan Partisipasi Politik Siswa; Studi Korelasional di SMA At-Taqwa 02


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data serta pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: ada korelasi yang sangat rendah antara pemahaman politik masyarakat desa dengan keikutsertaan masyarakat di Kecamatan Dolok Batu Nanggar. Dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Dengan pemahaman yang dimiliki masyarakat tentang politik maka masyarakat akan ikut serta atau berperan aktif dalam pelaksanaan proses politik.

b. Terdapat pegaruh yang sangat antara pemahan politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik di kecamatan Dolok Batu Nanggar. Hal ini dibuktikan dengan yaitu 0,197 0,138, pada taraf signifikan 5%.

c. Korelasi antara variabel (X) yakni pemahaman politik masyarakat desa dengan variabel (Y) yaitu keikutsertaan dalam proses politik tergolong sangat rendah, diperoleh dari perhitungan nilai korelasi 0,197 yang memiliki interpretasi nilai korelasi pada tingkat hubungan sangat rendah yaitu sekitar 19 %.

d. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji “t” dan diperoleh harga adalah sebesar 3,351 dan harga tabel 1,960, karena


(2)

harga pada taraf signifikan 5% maka hipotesis Ha dapat diterima yaitu terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik dan hipotesis Ho ditolak yaitu tidak terdapat korelasi antara pemahaman politik masyarakat desa dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan agar kiranya:

1. Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk sistem politik dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang hakikat perpolitikan yang ada di Indonesia baik secara teori maupun implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab pada dasarnya setiap individu memiliki tugas, fungsi, dan hak yang sama dalam politik.

2. Pengaruh pemahaman politik yang sangat rendah setidaknya menjadi gambaran bagi partai politik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat menuju Pemilihan Bupati pada tanggal 9 desember 2015.

3. Diharapkan kepada pemerintah desa untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada masyarakat bahwa pengetahuan tentang politik dan keikutsertaannya dalam proses politik sangat berpengaruh untuk mencapai suatu kebijakan. Tempat tinggal yang jauh dari kota bukanlah alasan untuk menjadi masyarakat yang memiliki budaya parokhial maupun subjek, tetapi harus mampu memiliki budaya partisipan.


(3)

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam untuk mengetahui korelasi pemahaman masyarakat tentang politik dan keikutsertaan masyarakat dalam proses politik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. (2011). ”Dinamika Politik Pilkades di Era Otonomi Daerah”. Jurnal Tamanpraja Vol. 1 Edisi 1 Juni 2011

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Bawono, M. (2008). “Persepsi dan Perilaku Perilaku Pemilih Terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004 di Kabupaten Nganjuk”, Jurnal M’Power Vol. 8. No. 8 , November 2008

Budiardjo, M. (2010). Dasar-dasar ilmu politik, cetakan keenam. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Damsar. (2010).Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Predana Media Group

_________. (2012). Pengantar Sosiologi Politik, Cetakan ke 2. Jakarta: Kencana Predana Media Group

Darmayadi, A. (2012) “Pergerakan Mahasiswa dalam Perspektif Politik: Partisipasi Otonom atau Mobilisasi” Majalah Ilmiah UNIKOM Vol. 9, No. 1

Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (2014). “Manual Kuesioner; Profil Desa dan Kelurahan Kabupaten Simalungun”. Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Fadil, M.. (2007). “Konflik Daerah sebagai Budaya Politik Masyarakat”, Jurnal Madani Edisi II November 2007 hlm. 22-27

Gatara, Sahid. Dzulkiah Said.(2011). Sosiologi Politik, Konsep dan Dinamika Perkembangan Kajian, cetakan ke dua. Bandung: CV. Pustaka Setia Griadi, N. Agung, S. (2008). “Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan

Peraturan Daerah”. Kertha Patrika Vol. 33 No. 1 Januari 2008

Halking. Budi Ali Mukmin. (2014). Bahan Ajar Ilmu Politik. Medan: Universitas Negeri Medan

_______. (2012). Bahan Ajar Sistem Politik Indonesia. Medan: Universitas Negeri Medan

Kuswandi, A. (2010). “Membangun Gerakan Budaya Politik dalam Sistem Politik Indonesia”, Jurnal Governance Vol 1 No. 1 November 2010. Bekasi: Universitas Islam “45”


(5)

Mahadi, H. (2011) . “Pragmatisme Politik: Studi Kasus Proses Rekrutmen Politik PDI-P Pada Pilkada, Kabupaten Sleman”, Jurnal Studi Pemerintahan volume 2 Nomor 1 Februari 2011

Maran, R. R. (2001). Pengantar Sosiologi Politik; Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Mas’oed, M & MacAndrews. C. (2008). Perbandingan Sistem Politik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Rahman, A. (2002). Sistem Politik Indonesia, cetakan ke tiga. Surabaya: Penerbit SIC

Rush, M. Phillip Althoff. (2011). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Soebagio, H. (2008). “Implikasi Golongan Putih dalam Perspektif Pembangunan Demokrasi di Indonesia”, Jurnal Makara, Sosial Humaniora, Vol 12, No. 2, Desember 2008: 82-86

Setiadi, Elly M. Usman Kolip. (2013). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Setiawan, D. (2014). Metodologi Penelitian. Medan: Laboratorium PPKn FIS UNIMED

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuatitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suriyadi, B. (2006). Kerangka Analisis Sistem Politik Indonesia, cetakan pertama. Jogyakarta: IRCiSoD

_________.(2007). Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi, dan Perkembangan Konsep. Jogyakarta:IRCiSoD

Badan Pusat Statistik Kabupaten Simalungun. (2014). Statistik Daerah Kabupaten

Simalungun; Regional statistik of Simalungun Regency 2014

(http://simalungunkab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=51) diakses pada

17 Januari 2015, pukul 15.25 Wib.

______________. (2014). Profil Kependudukan Kabupaten Simalungun 2013.

(http://simalungunkab.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=111)


(6)

Komisi Pemilihan Umum. (2014). Data Pemilih Tetap Pilpres 2014

(http://data.kpu.go.id/ss89.php) diakses pada 19 Januari 2015, Pukul 12.10

Wib

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Desa

Wahyuningrum, D. (2013). “Hubungan antara Pemehaman Budaya Politik dengan Partisipasi Politik Siswa; Studi Korelasional di SMA At-Taqwa 02 Babelan. Jurnal PPKN UNJ Online Vol 1, No 2. Tahun 2013


Dokumen yang terkait

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung 2005 di Kabupaten Karo (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Batukarang Kecamatan Payung).

19 180 90

Keanekaragaman Makrozoobentos Di Sungai Bah Bolon Kabupaten Simalungun Sumatera Utara

7 74 74

Hubungan Partisipasi Politik Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa (Studi Desa Kelanga Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau)

8 63 106

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Efektivitas Program Bantuan Langsung Tunai (Studi Pada Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun)

2 40 103

PENGARUH PENDIDIKAN POLITIK TERHADAP PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KECAMATAN KUALA (STUDY KASUS MASYARAKAT DESA BALAI KASIH KECAMATAN KUALA KABUPATEN LANGKAT).

1 2 23

MODAL SOSIAL SISTEM BAGI HASIL DALAM BETERNAK SAPI PADA MASYARAKAT DESA PURWOSARI ATAS, KECAMATAN DOLOK BATU NANGGAR KABUPATEN SIMALUNGUN Studi kasus : Sistem Gaduh Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalung

0 0 9

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA LUNJEN KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG

0 9 109