Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN

PRICE EARNINGS RATIO TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013

Oleh:

YUNI RAHAYU 120522153

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Januari 2015 Yang membuat pernyataan,

Yuni Rahayu NIM 120522153


(3)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN

PRICE EARNINGS RATIO TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah return on equity, debt to equity ratio dan price earnings ratio berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap price to book value pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari adalah purposive sampling. Setelah melalui proses pemilihan diperoleh 20 perusahaan. Metode analisa yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini adalah secara simultan return on equity, debt to equity ratio, dan price earnings ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value. Secara parsial, return on equity, debt to equity ratio, dan price earnings ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value.

Kata kunci : return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio, price to book value


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, AND PRICE EARNINGS RATIO TO PRICE TO BOOK VALUE LISTED ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE

This research aimed to test whether return on equity, debt to equity ratio, and price earnings ratio either simultaneously or partially affect to price to book value in property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The sample in this study is property and real estate firms listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2013. The data used is secondary data downloaded from selection process then 20 firms are used as research sample. The analytical method used is the classic assumption and hypothesis testing and multiple linear analysis.

The results of regression analysis showed simultaneously that return on equity, debt to equity ratio and price earnings ratio variables significantly influence price to book value.. Individually, return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio have a positive relation and significant to price to book value.

Keywords: return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio, price to book value


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdullillahi rabbil alamin, puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua Bapak Barsito dan Ibu Marsiem yang selalu berusaha memberikan yang terbaik demi tersusunnya skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak. dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dalam proses penyelesaian skripsi, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M, Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritikan bagi penulis utnuk menyempurnakan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Saudara penulis abang Juli Prayetno, kakak Yuliany Lestari, Ade Suhendra yang selalu mendoakan dan memberi semangat kepada penulis. Teman-teman Aimer, Yuli Astuti, kak Betty, Noni, Aisyah, Putri N, Syifa, Rindang, Rizki, Titin, Putri, Ika, Yuli.

Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi isi maupun dalam penyajiannya maka dari itu, penulis sangat berharap kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi peneliti selanjutnya.

Medan, 2015 Penulis

Yuni Rahayu NIM 120522153


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah ... 8

1.3.Tujuan Penelitian ... 8

1.4.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1. Price to Book Value ... 11

2.1.2. Keunggulan Price to Book Value ... 15

2.1.3. Kelemahan Price to Book Value ... 16

2.1.4. Signalling Theory ... 16

2.1.5. Teori Struktur Modal... 18

2.1.6. Investasi ... 19

2.1.7. Saham ... 19

2.1.8. Laporan Keuangan ... 20

2.2. Penelitian Terdahulu ... 21

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 32

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 32

3.3.1. Populasi ... 32

3.3.2. Sampel ... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.5. Batasan Operasional ... 35

3.6. Defenisi Operasional Variabel ... 36

3.6.1. Variabel Independen ... 36

3.6.1.1. Return on Equity ... 36


(8)

3.6.2. Variabel Dependen ... 39

3.7. Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.8. Teknik Analisis Data ... 41

3.8.1. Statistik Deskriptif ... 41

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 41

3.8.2.1. Uji Normalitas ... 41

3.8.2.2. Uji Multikolinieritas ... 42

3.8.2.3. Uji Autokorelasi ... 43

3.8.2.4. Uji Heterokedastisitas ... 44

3.8.3. Uji Hipotesis Penelitian ... 44

3.8.3.1. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 45

3.8.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 46

3.8.3.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian ...48

4.2. Analisis Hasil Penelitian ...48

4.2.1. Statistik Deskriptif ...48

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ...50

4.2.2.1 Uji Normalitas ...50

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas ...53

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ...54

4.2.2.4 Uji Autokorelasi ...55

4.2.3. Uji Hipotesis ...56

4.2.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ...58

4.2.3.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...59

4.2.3.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ...60

4.2.4.Pembahasan Analisis Data ...62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...67

5.2. Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ...69


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Rata-rata ROE, DER, PER, dan PBV pada Perusahaan Property dan Real Estate

yang Listed di BEI Pada Tahun 2006-201 ... 2

2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

3.1 Populasi dan Sampel ... 33

3.2 Skala Pengukuran Variabel ... 39

4.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Simirnov ... 50

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 51

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 55

4.5 Hasil Uji Regresi Berganda ... 56

4.6 Hasil Koefisien Determinasi ... 59

4.7 Hasil Uji-F ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 25

4.1 Grafik Histogram ... 48

4.2 Normal P-Plot ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Return on Equity Ratio pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 69 2 Data Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 69 3 Data Price Earnings Ratio pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ... 70 4 Data Price to Book Value pada Perusahaan Property dan


(12)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN

PRICE EARNINGS RATIO TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah return on equity, debt to equity ratio dan price earnings ratio berpengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap price to book value pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari adalah purposive sampling. Setelah melalui proses pemilihan diperoleh 20 perusahaan. Metode analisa yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini adalah secara simultan return on equity, debt to equity ratio, dan price earnings ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value. Secara parsial, return on equity, debt to equity ratio, dan price earnings ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value.

Kata kunci : return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio, price to book value


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF RETURN ON EQUITY, DEBT TO EQUITY RATIO, AND PRICE EARNINGS RATIO TO PRICE TO BOOK VALUE LISTED ON INDONESIA

STOCK EXCHANGE

This research aimed to test whether return on equity, debt to equity ratio, and price earnings ratio either simultaneously or partially affect to price to book value in property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.

The sample in this study is property and real estate firms listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2013. The data used is secondary data downloaded from selection process then 20 firms are used as research sample. The analytical method used is the classic assumption and hypothesis testing and multiple linear analysis.

The results of regression analysis showed simultaneously that return on equity, debt to equity ratio and price earnings ratio variables significantly influence price to book value.. Individually, return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio have a positive relation and significant to price to book value.

Keywords: return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio, price to book value


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara demand-nya terus bertambah. Dengan kondisi tersebut, dalam jangka panjang industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di sektor property layak dipertimbangkan sebagai pilihan investasi.

Perkembangan industri property dan real estatebegitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supplytanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri property dan real estate mulai bermunculan dan mulai tahun 1984, industri property dan real estate sudah mulai terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2003 berjumlah 30 perusahaan. Adapun jumlah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 berjumlah 46 perusahaan. Hal ini menujukkan bahwa perusahaan property dan real estate semakin berkembang.

Fenomena krisis finansial global yang terjadi di Amerika Serikat berimbas ke seluruh dunia bahkan perusahaan sektor property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga terkena dampak kredit macet sektor property (subprime mortgage) di Amerika Serikat. Krisis ekonomi Amerika semakin lama semakin merambat menjadi krisis ekonomi global karena perekonomian di dunia ini saling terhubung


(15)

satu sama lain, peristiwa yang terjadi di suatu tempat akan berpengaruh di tempat lainnya. Oleh karena itu, Indonesia juga turut merasakan dampak krisis ekonomi global ini. Indonesia merupakan negara yang masih sangat bergantung dengan aliran dana dari investor asing, dengan adanya krisis global ini secara otomatis para investor asing tersebut menarik dananya dari Indonesia. Jika kondisi sektor property terkena dampak maka dikhawatirkan pasar property akan mengalami kerugian besar. Sehingga, dampak krisis global tersebut mempengaruhi return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio dan nilai perusahaan property real dan estate.

Tabel 1.1

Rata-rata ROE, DER, PER, dan PBV pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Listed di BEI Pada Tahun 2006-2012

Variabel 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 ROE 1,55 0,02 0,006 0,005 0,075 0,084 4,287

DER 34,32 1,13 1 0,87 0,78 0,68 0,67

PER 18,37 36,83 2,08 17,1 9,76 24,62 21,11 PBV 5,05 1,8 0,94 1,16 1,31 1,32 1,59 Sumber: data ICMD yang diolah

Tabel 1.1 menggambarkan pergerakan rata-rata price to book value

perusahaan selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. Krisis global yang berasal dari Amerika membawa dampak negatif bagi pergerakan saham perusahaan property dan real estate di Indonesia. Penurunan harga saham yang terus berlangsung dapat merugikan perusahaan yang bersangkutan karena harga saham dapat mengindikasikan nilai perusahaan yang bersangkutan (Wahyuni, 2013). Rata-rata price to book value mengalami penurunan terbesar terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,94, rata-rata ini di bawah nilai price to book value yaitu


(16)

sebesar satu (1), maka harga saham tersebut dinilai lebih rendah daripada nilai bukunya. Nilai tertinggi sebesar 5,05 terjadi pada tahun 2006. Pada tahun 2009-2012, kondisi harga saham sektor property berangsur-angsur membaik sehingga rata-rata price to book value mulai mengalami peningkatan secara perlahan.

Perubahan return on equity tidak sesuai dengan perubahan price to book value. Demikian juga perubahan debt to equity ratio, price earnings ratio tidak sesuai dengan perubahan price to book value. Pada tahun 2009, return on equity

mengalami penurunan terendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan return on equity mengalami kenaikan tahun 2010, 2011 dan 2012. Return on equity merupakan hasil laba yang diperoleh dibagi dengan total ekuitas. Adanya kenaikan harga saham menunjukkan adanya kenaikan laba dari perusahaan yang berarti seharusnya price to book value juga mengalami peningkatan.

Debt to equity ratio terus mengalami penurunan dari tahun 2006 sampai 2012. Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang terhadap total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikit hutang yang ditanggung perusahaan. Perubahan debt to equity ratio tidak sesuai dengan perubahan price to book value.

Price earnings ratio menunjukkan rasio dari harga saham terhadap

earnings. Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari harga saham terhadap earnings (Hartono, 2000). Price earnings ratio mencerminkan indikator yang baik untuk menentukan stock return dimasa yang akan datang, dimana jika semakin tinggi price earnings ratio maka semakin tinggi pula harga


(17)

per lembar saham suatu perusahaan dan mengindikasikan nilai perusahaan yang bagus. Price earnings ratio selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 price earnings ratio mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2007 price to book value mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 dan 2009 turun dan naik kembali, pada tahun 2011 price earnings ratio turun dan naik lagi. Perubahan price earnings ratio tidak sesuai dengan perubahan price to book value yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya setelah krisis global tahun 2008.

Investor sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu pertimbangan banyak hal matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Peran laporan keuangan sebagai objek analisis adalah untuk melaporkan aktivitas pendanaan dan investasi pada saat tertentu dan meringkas aktivitas operasi selama periode tertentu. Investor tidak menyukai risiko maka mereka baru bersedia mengambil suatu kesempatan investasi yang lebih berisiko kalau mereka mengharapkan akan memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, investor akan melihat prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham ke depan. Setelah itu, barulah investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham suatu perusahaan atau tidak.

Investor juga harus memahami ketiga nilai saham ini sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat membantu


(18)

murah (undervalued). Menurut Hartono (2000), terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten, nilai tersebut dicatat pada harga perolehan. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham.

Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga atau nilai saham. Tujuan utama adalah untuk memaksimalkan kekayaan perusahaan atau nilai perusahaan. Menurut Putu (2014), memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting itu juga berarti memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang stabil dan meningkat. Harga saham yang tinggi membuat perusahaan dihargai tinggi dan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan saat ini dan prospek nilai perusahaan di masa depan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam transaksi investasi.

Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi

price to book value. Price to book value digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. “Price to book value (PBV) is not always equal to 1 (one). This suggests that investors look firm sometimes higher or lower

than its book value” (Putu, 2014). Artinya price to book value tidak selalu sama dengan 1 (satu). Hal ini menunjukkan bahwa investor melihat perusahaan kadang-kadang lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai bukunya. Perusahaan yang


(19)

atau investor percaya bahwa nilai pasar perusahaan tersebut lebih besar dari nilai bukunya.

Menurut Marlina (2013), adanya perubahan price to book value

disebabkan karena adanya perubahan dari faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value. Namun, perubahan dari faktor-faktor tersebut tidak konsisten (perubahannya berfluktuasi). Marlina (2013) menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi besarnya price to book value. Faktor-faktor tersebut antara lain return on equity, debt to equity ratio.

Salah satu rasio profitabilitas yaitu return on equity mengukur pengembalian nilai buku kepada pemilik saham. Suatu angka return on equity

yang tinggi akan membawa keberhasilan bagi perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dengan mudah menarik dana baru, memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar (Hidayati, 2009). Berdasarkan hasil pengujian Arbaini (2012), return on equity

menunjukkan hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat return on equity maka price to book value perusahaan akan meningkat. Begitu juga jika return on equity menurun maka price to book value juga akan mengalami penurunan.

Struktur modal merupakan penggunaan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Penelitian ini menggunakan struktur modal yang diukur dengan


(20)

banyak jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak yang akan diterima oleh perusahaan.

Struktur modal dan pengaruhnya nilai keseluruhan perusahaan telah menjadi perhatian besar di antara para peneliti sejak penelitian Modigliani dan Miller (1958) mengatakan bahwa dengan menggunakan hutang, perusahaan bisa meningkatkan nilainya kalau ada pajak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Oleh karena itu, Modigliani dan Miller (1958) berpendapat bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

Namun demikian, perusahaan tidak seharusnya menggunakan hutang dengan sebanyak-banyaknya. Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Menurut Kesuma (2009), kesalahan dalam menentukan struktur modal akan mempunyai dampak yang luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap yang


(21)

harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Hal itu juga berarti akan meningkatkan risiko finansial, yaitu risiko saat perusahaan tidak dapat membayar beban bunga atau angsuran-angsuran hutangnya.

Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Nasehah (2012) menguji pengaruh return on equity dan debt to equity ratio

terhadap price to book value perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial return on equity berhubungan positif dan signifikan terhadap price to book value sedangkan debt to equity ratio tidak signifikan terhadap price to book value. Berdasarkan hasil penelitian Marlina (2013) yang menyatakan bahwa secara individu return on equity, debt to equity ratio

berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Marlina (2013) yang menggunakan variabel bebas earning per share, return on equity, debt to equity ratio dan price to book value sebagai variabel terikat. Hasil dari penelitian Marlina (2013) earning per share, return on equity, debt to equity ratio

berpengaruh positif signifikan terhadap price to book value. Size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap price to book value. Earning per share, return on equity, debt to equity ratio, dan size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap price to book value.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini diambil dari data perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa


(22)

ratio untuk diteliti, sedangkan peneliti terdahulu mengambil data dari perusahaan manufaktur dengan periode penelitian 2006-2010. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu

return on equity,debt to equity ratio dan price earnings ratio dan nilai perusahaan dengan rentang waktu 2009-2013, sehingga penelitian ini memberikan kontribusi untuk menguji apakah terjadi penguatan konsistensi terhadap teori maupun penelitian yang ada selama ini.

Peneliti pun merasa tertarik untuk melakukan penelitian menguji: “Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio

Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio baik secara parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap price to book value perusahaan property dan real estate?.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk menguji pengaruh return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio terhadap price to book value baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan property dan real estate.


(23)

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar hasil penelitian ini memberikan manfaat antara lain: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti

tentang nilai perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa/i pada khususnya mengenai nilai perusahaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara demand-nya terus bertambah. Dengan kondisi tersebut, dalam jangka panjang industri ini akan memilki prospek yang baik. Dengan pertimbangan tersebut, saham di sektor properti layak dipertimbangkan sebagai pilihan investasi.

Definisi property menurut SK Menteri Perumahan Rakyat no.05/KPTS/BKP4N/1995, Ps 1.a:4 property adalah hak tanah dan atau bangunan permanen yang menjadi objek pemilik dan pembangunan. Real estatemerupakan tanah dan semua peningkatan permanen di atasnya termasuk bangunan-bangunan, seperti gedung, pembangunan jalan, tanah terbuka, dan segala bentuk pengembangan lainnya yang melekat secara permanen. Property adalah industri real estateditambah dengan hukum-hukum seperti sewa dan kepemilikan. Produk yang dihasilkan dari industri property dan real estate dapat berupa perumahan,

apartment, rumah toko, rumah kantor, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan berupa mall, plaza, atau trade center.

Perkembangan industri real estate dan property begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri real estate dan property mulai bermunculan dan mulai tahun 1984, industri real estate dan property sudah mulai terdaftar di BEI. Adapun jumlah


(25)

perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2013 berjumlah 46 perusahaan.

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Price to Book Value

Nilai perusahaan merupakan penilaian investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada akhir tahun berjalan yang tercermin pada harga saham perusahaan. Jadi harga saham merupakan cerminan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, sebaliknya semakin rendah harga saham maka nilai perusahaan juga rendah atau kinerja perusahaan kurang baik. Nilai perusahaan diukur dengan price to book value yaitu rasio yang mengukur nilai perusahaan dengan membandingkan harga saham per lembar saham.

Sebuah saham dianggap terlalu mahal atau tinggi jika price to book value saat ini saham tersebut sudah di atas rata-rata price to book value

historisnya. Demikian sebaliknya, suatu saham dianggap masih murah atau wajar jika price to book value saham tersebut saat ini berada di bawah atau sama dengan rata-rata price to book value historisnya.

Price to book value merupakan rasio yang sudah secara luas dipakai diberbagai analisis sekuritas dunia. Rasio price to book value ini didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market


(26)

value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah overvalued atau undervalued. Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price)

dengan nilai buku per sahamnya.

Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan baik, umumnya rasio ini mencapai di atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio price to book value semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Husnan, 1998).

Semakin rendah nilai price to book value suatu saham maka saham tersebut dikategorikan undervalued, yang mana sangat baik untuk memutuskan investasi jangka panjang. Nilai rendah price to book value ini disebabkan oleh turunnya harga saham, sehingga harga saham berada di bawah nilai bukunya atau nilai sebenarnya.

Namun, rendahnya nilai price to book value ini juga dapat mengindikasikan menurunnya kualitas dan kinerja fundamental emiten yang bersangkutan. Oleh karena itu, nilai price to book value harus kita bandingkan juga dengan price to book value sektor yang bersangkutan. Apabila terlalu jauh perbedaannya dengan price to book value industrinya maka sebaiknya perlu dianalisis lebih dalam lagi. Menariknya, price to book value ini juga memberikan sinyal kepada investor apakah harga yang kita investasikan kepada perusahaan tersebut terlalu tinggi atau tidak jika


(27)

diasumsikan perusahaan bangkrut tiba-tiba (bankrupt immediately). Karena jika perusahaan bangkrut, maka kewajiban utamanya membayar utang terlebih dahulu, baru sisa aset (kalau ada) dibagikan kepada para pemegang saham. Kelemahan rasio keuangan ini adalah nilai ekuitas dipengaruhi langsung oleh saldo laba perusahaan.

Beberapa nilai yang berhubungan dengan saham yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Mengetahui nilai pasar dan nilai intrinsik dapat digunakan untuk mengetahui saham-saham mana yang murah, tepat nilainya atau mahal.

1. Nilai buku

Nilai buku (book value) per lembar menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar (Hartono, 2000). 2. Nilai pasar

Nilai pasar berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa (Hartono, 2000). Nilai pasar dari ekuitas mencerminkan harapan investor terhadap


(28)

earnings dan arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Nilai intrinsik

3. Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. analisis fundamental untuk menghitung nilai intrinsik Hartono (2000 : 89), antara lain :

a. Pendekatan Present Value

Pendekatan nilai saat ini (present value) dari suatu saham adalah sama dengan present value arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Dividen merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut pendekatan the dividen discount model. Model ini dikembangkan menjadi dua model pendekatan yaitu : 1) Dividen Konstan Tidak Bertumbuh (Zero Growth Model)

Model ini didasarkan pada asumsi :

a) Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya b) Semua keuntungan dibagikan sebagai dividen Sehingga harga saham dirumuskan :

Po = � Dimana :

Po = Harga saham (nilai instrinsik) D = Dividen

r = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau diharapkan)

2) Pertumbuhan Dividen yang Konstan (Constant Growth Model) Model ini didasarkan pada asumsi :

a) Tidak semua laba dibagikan

b) Laba ditahan diinvestasikan kembali Sehingga harga saham dirumuskan :

Po= �

1 �−�

Dimana :

Po = Harga saham (nilai instrinsik) D1 = Dividen pada periode 1

k = Required rate of return (tingkat keuntungan yang dianggap relevan atau diharapkan)

g = Growth of rate (pertumbuhan laba atau dividen di masa yang akan datang)


(29)

b. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)

Dalam pendekatan ini harga saham (nilai instrinsik) dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Po = harga saham (nilai instrinsik)

EPS = Earning Per Share (laba per saham) PER = Price Earning Ratio

2.1.2. Keunggulan Price to Book Value

Menurut Murhadi (2009:148) ada beberapa alasan mengapa investor menggunakan rasio harga terhadap nilai buku (price to book value) dalam analisis investasi: pertama, nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai buku merupakan cara yang paling sederhana untuk membandingkannya. Kedua, adanya praktik akuntansi yang relatif standar diantara perusahaan-perusahaan menyebabkan price to book value dapat dibandingkan antar berbagai perusahaan yang akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai perusahaan

under atau overvaluation. Terakhir, pada kasus perusahaan yang memiliki earnings negatif maka tidak memungkinkan mempergunakan price earnings ratio, sehingga penggunaan price to book value dapat menutupi kelemahan yang ada pada price earnings ratio.


(30)

2.1.3. Kelemahan Price to Book Value

Namun ada beberapa kekurangan sehubungan dengan penggunaan rasio price to book value yakni: satu, nilai buku sangat dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila penggunaan standar akuntansi yang berbeda di antara perusahaan-perusahaan maka ini akan mengakibatkan rasio price to book value tidak dapat diperbandingkan. Kedua, nilai buku mungkin tidak banyak artinya bagi perusahaan berbasis teknologi dan jasa karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak memiliki aset nyata yang signifikan. Ketiga, nilai buku dari ekuitas akan menjadi negatif bila perusahaan selalu mengalami earnings yang negatif sehingga akan mengakibatkan nilai rasio price to book value juga negatif (Murhadi, 2009:148).

2.1.4. Signalling Theory

Godfrey et al. (2006) mengatakan teori signal berbicara mengenai manajer yang menggunakan akun-akun dalam laporan keuangan untuk memberikan tanda atau signal harapan dan tujuan masa depan. Menurut teori ini, jika manajer mengharapkan suatu tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi di masa depan, mereka akan berusaha memberikan signal itu terhadap investor melalui akun-akun. Konsekuensi logis dari teori signal adalah ada banyak insentif untuk seluruh manajer untuk memberikan signal harapan keuntungan masa depan karena jika investor mempercayai signal tersebut, nilai perusahaan akan naik dan pemegang saham akan diuntungkan.


(31)

Keputusan manajer yang juga dapat dijadikan sinyal bahwa perusahaan berkinerja baik adalah perusahaan yang memutuskan mengambil dana dari eksternal. Perusahaan berani mengambil dana eksternal untuk membiayai suatu proyek meupakan suatu sinyal bahwa proyek tersebut memiliki nilai intrinsik yang tinggi. Penambahan hutang baru juga dapat menjadi sinyal karena hanya perusahaan yang prospek pendapatannya relatif stabil yang berani menambah hutang

Berdasarkan pembahasan teori signal di atas, pihak internal perusahaan atau manajemen membuat dan mempublikasikan laporan keuangan yang didalamnya terdapat angka-angka yang menunjukkan return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio dan price to book value

dengan tujuan memberikan signal kepada investor mengenai kinerja mereka. Pemberian signal mengenai kinerja mereka diharapkan dapat menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan mereka dengan menggunakan laporan keuangan sebagai pertimbangan mereka. Dengan laporan keuangan menjadi bahan pertimbangan investor, maka investor akan melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Munawir (2001) mengatakan salah satu alat analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, leverage, dan profitabilitas. Bila hasil analisis laporan keuangan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik, maka investor akan tertarik untuk membeli saham perusahan yang bersangkutan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan di pasar modal.


(32)

2.1.5. Teori Struktur Modal

Dalam keadaan ada pajak, Modigliani dan Miller (1958) berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini disebabkan oleh karena pada umumnya bunga yang dibayarkan (karena menggunakan hutang) bisa dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak (tax deductible). Dengan kata lain, apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang dan membayar bunga sedangkan satunya tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil karena menghemat membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Karena itu Modigliani dan Miller (1958) berpendapat bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

2.1.6. Investasi

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Umumnya inevestasi dibedakan menjadi dua, yaitu: investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, surat berharga pasar uang. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dll. Sedangkan investasi pada


(33)

aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan. Tujuan investasi sendiri untuk mendapatkan keuntungan yang berupa dividen maupun selisih dari penjualan saham itu sendiri.

2.1.7. Saham

Menurut Tandelilin (2001), saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk dividen dan dividen ini akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh keuntungan. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban. Berbeda dengan penghasilan bunga yang mudah dihitung, maka laba yang diperoleh perusahaan sulit diukur potensinya. Oleh karena itu, saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap. Selain penghasilan berupa dividen, keuntungan yang diharapkan pemegang saham adalah selisih harga saham. Bila harga jual saham lebih tinggi dibanding dengan harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain, tetapi bila harga jualnya lebih rendah dibanding dengan harga beli saham, investor akan mendapatkan capital loss.


(34)

2.1.8. Laporan Keuangan

Menurut Myer (1961) yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah:

Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan –perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan”.

Menurut Sjahrial (2013), laporan keuangan pada umumnya laporan neraca, rugi-laba, laporan ekuitas pemegang saham dan arus kas:

1. Laporan Neraca (Balance Sheet Statement)

Laporan neraca adalah ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik. Total aktiva terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka panjang serta aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Total pasiva terdiri dari utang lancar, utang tidak lancar, serta ekuitas pemilik.

2. Laporan Rugi-Laba (Income Statement)

Laporan rugi laba adalah ringkasan pendapatan dan beban, biaya perusahaan dalam periode tertentu diakhiri dengan laba laba atau rugi bersih periode akuntansi tertentu.

3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham (Statement of Shares’holder Equity)

Laporan ekuitas pemegang saham menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas. Pada umumnya, rincian pos-pos ekuitas, yaitu modal saham (biasa dan preferen), tambahan modal disetor, laba ditahan, saham treasury.

4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)

Laporan arus kas menunjukkan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out) dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntansi tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan . Catatan atas laporan keuangan yang pertama memberikan ikhtisar kebijakan akuntansi. Jika telah terjadi perubahan kebijakan akuntansi selama periode pelaporan, maka


(35)

perubahan tersebut akan dijelaskan dan dampaknya dikuantifikasi dalam catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu

progress report terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan pendapat pribadi manajemen perusahaan yang bersangkutan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Marlina (2013) meneliti pengaruh earning per share, return on equity, debt to equity ratio dan size terhadap price to book value. Peneliti menggunakan 22 perusahaan food and beverage di BEI periode 2006-2010 sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian dengan analisis regresi menunjukkan bahwa earning per share, return on equity, debt to equity ratio berpengaruh positif signifikan terhadap price to book value. Size berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

price to book value. Earning per share, return on equity, debt to equity ratio, dan

size secara simultan berpengaruh signifikan terhadap price to book value.

Prasetia, dkk (2014) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel 10 perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Variabel yang diteliti adalah struktur modal, ukuran perusahaan, risiko perusahaan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel


(36)

independen dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Stuktur modal mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, risiko perusahaan mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperhatikan struktur modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga saham dan berdampak pada nilai perusahaan dimata investor.

Hidayati (2009) meneliti pengaruh return on asset, return on equity,

kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan. Peneliti menggunakan 24 perusahaan manufaktur di BEI periode 2005-2007 sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian dengan analisis regresi menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. ROE terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan terhadap rata-rata ROE yang disebabkan banyaknya perusahaan sampel yang mengalami kerugian. Kepemilikan manajerial juga terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya saham yang dimiliki manajerial dalam perusahaan sampel membuat kinerja manajemen juga cenderung rendah sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Sari (2013) meneliti pengaruh profitabilitas, leverage, economic value added dan risiko sistematis terhadap nilai perusahaan kategori LQ45 yang terdaftar di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan kategori LQ45 yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2011 sebanyak 70


(37)

dan sampel yang memenuhi kriteria adalah sebanyak 22 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Economic value added berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Risiko sistematis dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

Sari (2013) meneliti pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011 diperoleh 35 perusahaan yang bisa dijadikan sampel dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini adalah keputusan investasi yang diukur dengan price earning ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price book value, keputusan pendanaan yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan yang dukur dengan price book value dan kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang dikur dengan price book value.


(38)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti (tahun)

Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Marlina (2013) Pengaruh Earning Per

Share,

Return On Equity, Debt to Equity Ratio dan Size

Terhadap Price to Book

Value

Variabel Independen :

Earning Per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio

Variabel dependen:

Price to Book Value

EPS, ROE, DER berpengaruh

positif signifikan terhadap PBV. Size berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap PBV. EPS,

ROE, DER, dan Size secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value.

2. Prasetia

(2014)

Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar diBEI

Variabel

independen: Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Risiko Perusahaan

Variabel dependen: Nilai Perusahaan

Secara simultan seluruh variabel

independen berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Stuktur modal dan risiko perusahaan mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

3. Hidayati

(2009)

Pengaruh ROA, ROE

dan Kepemilikan Manajerial Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2009-2011) Variabel independen: ROA, ROE, Kepemilikan Manajerial Variabel dependen:

Price to Book Value

ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. ROE, kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4. Sari (2013) Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, EVA dan

Risiko Sistematis Terhadap Nilai

Perusahaan (Studi

Empiris pada

Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di BEI)

Variabel

independen: Return

on Assets, Debt to Equity Ratio, Economic Value Added.

Variabel dependen:

Firm Value

Profitabilitas dan Economic

Value Added berpengaruh

signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Leverage dan risiko sistematis tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

5. Sari (2013) Pengaruh Keputusan

Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Variabel independen: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Variabel dependen: Nilai Perusahaan

Keputusan investasi yang diukur

dengan price earning ratio dan

kebijakan dividen yang diukur dengan dividend payout ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, keputusan pendanaan yang diukur dengan

debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.


(39)

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas dan berdasarkan penelitian terdahulu dapat diberikan gambaran kerangka berfikir sesuai dengan permasalahan yang ada dengan tujuan untuk mempermudah analisis, yaitu :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik (Kasmir, 2008). Return on equity

menggambarkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Rasio ini sangat diperhatikan oleh para pemegang saham. Para pemegang saham lebih memilih return on equity yang tinggi, karena tingginya

return on equity mengindikasikan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan besarnya investasi yang telah mereka lakukan. Dengan kata lain semakin tinggi

return on equity menunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih setelah pajak, maka semakin banyak investor yang akan menginvestasikan dananya, sehingga akan

Return on Equity ()

Debt to Equity Ratio ()

Price to Book Value

(Y)


(40)

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nasehah (2012) yang menyatakan bahwa return on equity berpengaruh positif terhadap price to book value. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:

H1: Return on equity berpengaruh positif terhadap price to book value.

Debt to equity ratio dihitung dengan membandingkan total hutang dengan total modal sendiri. Pada tingkat tertentu, rasio debt to equity ratio dapat memberikan nilai terhadap perusahaan karena bisa digunakan umtuk meningkatkan produksi perusahaan yang akhirnya bisa meningkatkan laba. Akan tetapi, rasio debt to equity ratio yang terlalu tinggi akan merugikan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan akan menanggung biaya modal yang besar sehingga laba yang diperoleh akan habis untuk membayar biaya modal tersebut (Sari, 2013).

Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara debt to equity ratio dengan price to book value yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nasehah (2012). Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap price to book value. Debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan apabila perusahaan menambah atau mengurangi sumber pendanaannya tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan secara keseluruhan (Sari, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Marlina (2013) yang menyatakan bahwa

debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel struktur modal ternyata


(41)

hipotesis (H2a) yang menyatakan bahwa struktur modal (CS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dapat diterima atau tidak ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan struktur modal mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian Hidayati (2010) , debt to equity ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap price to book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan struktur modalnya tidak sepenuhnya dibiayai dengan hutang. Meskipun dengan adanya hutang, perusahaan akan mendapatkan penghematan atas pajak, akan tetapi penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan risiko kebangkrutan yang semakin tinggi. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.

Nasehah (2012) menguji pengaruh return on equity dan debt to equity ratio terhadap price to book value perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling

dengan jumlah sampel 14 perusahaan dan periode waktu dari tahun 2007 – 2010. Hasil penelitian menunjukkan return on equity dan debt to equity ratio secara bersama-sama berpengaruh terhadap price to book value. Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis adalah:


(42)

Price earnings ratio adalah salah satu rasio yang paling sering digunakan karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. Nilai price earnings ratio yang rendah memberikan informasi kepada investor bahwa harga saham perusahaan pada kondisi murah atau layak untuk dibeli karena berpotensi naik. Bagi pihak perusahaan, dampak price earnings ratio mencerminkan indikator yang baik untuk menentukan stock return dimasa yang akan datang, dimana jika semakin tinggi price earnings ratio maka semakin tinggi pula harga per lembar saham suatu perusahaan dan mengindikasikan nilai perusahaan yang bagus, sehingga saham perusahaan tersebut termasuk blue chip dalam pasar modal.

Investor memiliki tanggapan yang berbeda terhadap nilai price earnings ratio yang dimiliki perusahaan, semua itu tergantung pada preferensi masing-masing investor. Investor yang suka mengambil risiko (risk seeker) memiliki kecenderungan untuk berspekulasi sehingga lebih menyukai price earnings ratio

yang semakin tinggi. Price earnings ratio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa harga saham semakin meningkat dan dari peningkatan harga saham tersebut berpotensi mendatangkan keuntungan atas selisih harga saham yang terjadi. Investor yang cenderung menghindari risiko (risk averter) lebih menyukai nilai price earnings ratio yang rendah sebab nilai price earnings ratio yang rendah menunjukkan semakin besarnya dividen yang dibagikan serta semakin cepat kembalinya modal atas investasi yang dilakukan dan dengan harapan apabila mereka membeli saham yang harganya saat itu murah akan mendatangkan


(43)

earnings ratio dilihat investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba dimasa depan dari suatu perusahaan.

Price earnings ratio dipandang oleh para investor sebagai ukuran kekuatan perusahaan untuk memperoleh laba di masa yang akan datang (future earning power). Price earnings ratio menunjukkan besarnya harga setiap rupiah laba perusahaan. Di samping itu, price earnings ratio juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan. Oleh karena itu, price earnings ratio

dapat dijadikan sebagai salah satu kriteria keputusan investasi saham. Nilai price earnings ratio juga mencerminkan nilai suatu perusahaan atau prospek perusahaan.

Sari (2013) meneliti pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011 yang berjumlah 35 perusahaan. Untuk variabel keputusan investasi yang diukur dengan

price earnings ratio (PER) mempunyai nilai signifikan 0,003 lebih kecil dari taraf nyata yaitu 0,05. Berarti dapat disimpulkan keputusan investasi yang diukur dengan price earning ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price to book value (PBV). Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan adalah:


(44)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah:

Return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap price to book value


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data riil berupa angka dan dapat diukur dengan pasti.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia,

laporan keuangan publikasi tahunan (annual report) masing-masing perusahaan dengan tahun fiskal yang berakhir 31 Desember, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dengan perioda tahun 2009-2012.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan real estate dan property yang terdaftar (listing) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Jumlah populasi penelitian ini adalah 31 perusahaan.


(46)

3.3.2. Sampel

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive judgement sampling method. Purposive judgement sampling method

adalah metoda pemilihan sampel berdasarkan kriteria berupa pertimbangan tertentu (Hartono, 2004). Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Jenis perusahaan yang akan dimasukkan dalam sampel adalah perusahaan property dan real estate yang memiliki data ROE, DER, PER.

b. Perusahaan tidak pernah delisting di Bursa Efek Indonesia. c. Perusahaan tidak mengalami kerugian.


(47)

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3

1. Alam Sutera Realty Tbk ASRI √ √ √ 1

2. Bakrieland Development Tbk BKSL √ √ - -

3. Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA - - -

4. Bhuwanatala Indah Permai Tbk BCIP √ √ - -

5. Bintang Mitra Semestaraya Tbk BMSR √ - - -

6. Bukit Darmo Property Tbk BKDP - - -

7. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE √ √ √ 2

8. Ciputra Development Tbk CTRA √ √ √ 3

9. Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ 4

10. Ciputra Surya Tbk CTRS √ √ √ 5

11. Cowell Development Tbk COWL √ √ √ 6

12. Danayasa Arthatama Tbk SCBD √ √ √ 7

13. Duta Anggada Realty Tbk DART √ √ √ 8

14. Duta Pertiwi Tbk DUTI √ √ √ 9

15. Fortune Mate Indonesia FMII - - -

16. Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD √ √ √ 10

17. Intiland Development Tbk DILD √ √ √ 11

18. Jakarta International Hotel & Dev. Tbk JIHD - √ √ -

19. Jaya Real Property Tbk JRPT √ √ √ 12

20. Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA √ √ √ 13

21. Laguna Cipta Griya Tbk LCGP √ √ - -

22. Lamicitra Nusantara Tbk LAMI √ √ √ 14

23. Lippo Cikarang Tbk LPCK √ √ √ 15

24. Lippo Karawaci Tbk LPKR √ √ √ 16

25. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI √ √ √ 17

26. Pakuwon Jati Tbk PWON √ √ √ 18

27. Panca Wiratama Sakti Tbk PWSI √ - - -

28. Perdana Gapuraprima Tbk GPRA √ √ √ 19

29. Summarecon Agung Tbk SMRA √ √ √ 20

30. Suryainti Permata Tbk SIIP √ - - -

31. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM - √ √ -


(48)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data laporan keuangan publikasi tahunan (annual report) masing-masing perusahaan dengan tahun fiskal yang berakhir 31 Desember, yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi dengan periode tahun 2009 sampai tahun 2013.

Sumber data yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data untuk melakukan penelitian adalah laporan keuangan tahun 2009 sampai tahun 2013 untuk masing-masing perusahaan diakses dan didownload penulis dari website

Bursa Efek Indonesi

3.5. Batasan Operasional

Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Penelitian ini hanya dibatasi selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009-2013. 2. Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada perusahaan property dan real

estate.

3. Penelitian ini meneliti pengaruh return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio dan price to book value baik secara parsial maupun simultan.


(49)

3.6. Definisi Operasional Variabel 3.6.1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini meliputi return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio. Untuk masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah:

3.6.1.1 Return on Equity

Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas (Munawir, 1979). Pemberi pinjaman umumnya mengharuskan return on equity perusahaan pada nilai 2.0 atau lebih sebagai syarat untuk memperoleh atau melanjutkan pinjaman .

Rumus untuk menghitung Return on Equity adalah sebagai berikut:

Return on equity secara eksplisit memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return bagi pemegang saham biasa setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan biaya saham preferen. Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang kemudian saham preferen baru kemudian ke pemegang saham

Return on Equity = ���������


(50)

3.6.1.2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang Kasmir (2003:157).

Rasio hutang terhadap ekuitas mengukur risiko struktur modal dalam hal hubungan antara dana yang dipasok oleh kreditur dan investor. Semakin tinggi proporsi hutang, maka semakin besar tingkat risiko ekuitas karena kreditur harus dipenuhi sebelum pemilik dalam hal kebangkrutan (Fraser, 2008). Umumnya besar hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equity ratio maksimal bernilai 100% atau 1,0.

Debt to Equity Ratio = Total Utang (����)


(51)

3.6.1.3. Price Earnings Ratio

Rasio ini merupakan indikator untuk mengukur seberapa jauh investor bersedia membayar saham untuk setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan perusahaan yang merupakan rasio antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham. Ini merupakan rasio keuangan yang paling sering dianalisis dan dikutip. Alasan utama price earnings ratio menjadi fokus utama dibandingkan laba adalah karena tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.

Price earnings ratio yang semakin tinggi menunjukkan bahwa harga saham semakin meningkat dan dari peningkatan harga saham tersebut berpotensi mendatangkan keuntungan atas selisih harga saham yang terjadi. Hal ini berarti bahwa dalam berinvestasi investor memperhatikan price earnings ratio sebagai salah satu pertimbangan dalam mengambil keputusan investasinya, dimana dengan meningkatnya price earnings ratio, mengindikasikan nilai perusahaan juga meningkat.

Price Earnings Ratio = Harga per lembar saham


(52)

3.6.2. Variabel Dependen

Variabel terikat atau variabel dependen pada penelitian ini adalah

price to book value. Rasio ini didefinisikan sebagai perbandingan nilai pasar suatu saham (stock’s market value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan) sehingga kita dapat mengukur tingkat harga saham apakah

overvalued atau undervalued.

Perhitungannya dilakukan dengan membagi harga saham (closing price) pada kuartal tertentu dengan nilai buku kuartal per sahamnya.

PBV = ����� ��������������


(53)

3.7. Skala Pengukuran Variabel

Ringkasan skala pengukuran variabel dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel Variabel

Penelitian

Pengertian Konsep Variabel

Indikator Skala

Return on Equity

ROE merupakan

rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri. Diukur dengan rasio ROE

ROE= ��� ������

������ �100%

Rasio Debt to Equity Ratio Rasio ini membandingkan

antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

Diukur dengan

rasio DER DER = Total Utang (����) Ekuitas (������)

Rasio Price Earnings Ratio Rasio ini mencerminkan laba

per lembar saham biasa yang diperoleh perusahaan dalam

perioda waktu tertentu.

Diukur dengan

rasio PER PER= Harga per lembar saham

Earnings per lembar saham �100%

Rasio

Price to Book

Value

Perbandingan nilai pasar suatu saham

(stock’s market

value) terhadap nilai bukunya sendiri (perusahaan)

Diukur dengan

rasio PBV PBV= Harga perlembar saham

Nilai buku ekuitas perlembar saham


(54)

3.8. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang diperoleh sehubungan dengan masalah price to book value, metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif.

3.8.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006). Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

3.8.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan perkiraan yang efisiensi dan tidak bias sebelum melakukan analisis regresi berganda. Adapun syarat uji asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu:

3.8.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memilki distribusi normal (Ghozali, 2011). Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid.


(55)

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai asymp.sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel itu tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari

Value Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas. Dan jika kita lihat dari nilai Tolerance, apabila nilai Tol > 0,10 tidak terjadi multikoliniearitas dan sebaliknya jika nilai Tol < 0,10, maka terjadi multikolinieritas.


(56)

3.8.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2011). Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.

Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut (Erlina, 2011):

1) Bila nilai DW terletak antara batas atas (DU) dan 4-DU, maka koefision autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau DL, maka koefisien autokorelasi lebh besar dari nol, artinya terdapat autokorelasi.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4) Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.


(57)

3.8.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian gejala heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variable dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.3 Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk menghitung dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.

Model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Price to Book Value


(58)

b1- b4 = Koefisien regresi variabel independen X1 = Return on Equity

X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Price Earnings Ratio e = Standard error

Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien regresi signifikan. Beberapa jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu:

3.8.3.1. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin mengecil, ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.8.3.2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi


(59)

jika probabilitas variabel bebas lebih kecil dari tingkat kesalahannya maka variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat. Model pengujiannya adalah:

1) Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (ROE, DER dan PER) terhadap variabel terikat (Price to Book Value).

2) Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (ROE, DER dan PER) terhadap variabel terikat ( Price to Book Value).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Ho ditolak jika thitung ≥ ttabel pada α= 5% .

3.8.3.3. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Model Pengujiannya :

1) Ho : b1 = b2 = b3 = 0, artinya, secara simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ROE, DER dan PER terhadap Price to Book Value.

2) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari ROE, DER dan PER terhadap variabel terikat Price to Book Value.

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5% Ho ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5%.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling maka diperoleh sebanyak 20 perusahaan. Periode penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

Metode analisa menggunakan persamaan regeresi berganda. Analisa data dimulai dengan mengumpulkan serta mengolah data dengan menggunakan

Microsoft Excel. Selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dengan software SPSS versi 16.0.

4.2. Analisis Hasil Penelitian

4.2.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata, median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

Statistik deskriptif dari variabel return on equity, debt to equity ratio, price earnings ratio dan price to book value yang diperoleh dari sampel perusahaan dalam periode pengamatan 2009-2013 disajikan dalam tabel berikut .


(61)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan sampel (N) sebanyak 100:

1. Variabel return on equity mempunyai nilai minimum 0,23 dan nilai maksimum 42,84. Nilai rata-rata dari return on equity 13,4730 dengan standar deviasi 8,65957 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel return on equity.

2. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai minimum 0,07 dan nilai maksimum 23,08. Nilai rata-rata dari debt to equity ratio 1,2552dengan standar deviasi 2,29588 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel debt to equity ratio.

3. Variabel price earnings ratio memiliki nilai minimum 0,61 dan nilai maksimum 77,71. Nilai rata-rata dari price earnings ratio 15,1549 dengan standar deviasi 11,13526menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel price earnings ratio.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 100 .23 42.84 13.4730 8.65957

DER 100 .07 23.08 1.2552 2.29588

PER 100 .61 77.71 15.1549 11.13526

PBV 100 .13 6.32 1.6328 1.16239


(62)

4. Variabel price to book value memiliki nilai minimum 0,13 dan nilai maksimum 6,32 nilai rata-rata dari price to book value 1,6328 dengan standar deviasi 1,16239 menunjukkan variasi penyebaran data pada variabel price to book value.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik berupa histogram dan P-P Plot serta uji

Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram. Berdasarkan komputasi SPSS 16.0, maka dihasilkan gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(63)

Hasil uji normalitas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak condong (skewness) ke kiri maupun condong ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut normal (Erlina, 2011).

Uji normalitas yang kedua adalah dengan melihat normal probability plot. Hasil pengolahan data dari SPSS 16.0, maka dihasilkan grafik berikut.

Gambar 4.2 Normal Probability Plot

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2014

Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi


(1)

Lampiran 3: Data

Price Earnings Ratio

pada Perusahaan Property dan Real

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.

13. Kawasan Industri Jababeka Tbk 0,99 1,00 0,60 0,78 0,97

14. Lamicitra Nusantara Tbk 2,20 1,83 1,09 0,89 0,71

15. Lippo Cikarang Tbk 2,11 1,96 1,49 1,31 1,12

16. Lippo Karawaci Tbk 1,40 1,03 0,94 1,17 1,21

17. Metropolitan Kentjana Tbk 0,48 0,42 0,44 0,49 0,48

18. Pakuwon Jati Tbk 1,94 1,66 1,42 1,41 1,27

19. Perdana Gapuraprima Tbk 1 33 0,97 0,90 0,86 0,66

20. Summarecon Agung Tbk 23,08 1,86 2,27 1,85 1,93

NO

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN

2009

2010 2011

2012

2013

1. Alam Sutera Realty Tbk 19,95 18,14 13,63 9,69 7,30

2. Bumi Serpong Damai Tbk 31,17 39,93 16,94 13,12 8,39

3. Ciputra Development Tbk 26,98 20,58 16,58 14,28 12,14

4. Ciputra Property Tbk 20,31 17,42 17,88 11,56 8,32

5. Ciputra Surya Tbk 17,67 15,66 8,64 16,25 6,90

6. Cowell Development Tbk 19,29 10,97 5,33 10,00 49,24

7. Danayasa Arthatama Tbk 7,89 21,72 22,83 39,69 5,24

8. Duta Anggada Realty Tbk 18,48 19,78 20,38 12,37 12,29

9. Duta Pertiwi Tbk 5,93 14,55 7,88 9,17 11,03

10. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 1,11 0,61 1,37 1,04 11,08

11. Intiland Development Tbk 77,71 12,57 8,96 17,32 7,80

12. Jaya Real Property Tbk 11,48 13,49 17,45 19,92 14,92

13. Kawasan Industri Jababeka Tbk 37,1 26,62 11,55 10,41 38,49

14. Lamicitra Nusantara Tbk 8,66 11,69 4,71 5,86 7,45

15. Lippo Cikarang Tbk 6,10 4,21 4,83 5,51 6,02

16. Lippo Karawaci Tbk 22,74 27,99 26,26 9,30 17,25

17. Metropolitan Kentjana Tbk 10,89 10,10 8,51 10,19 25,67

18. Pakuwon Jati Tbk 36,95 33,01 19,88 14 10,90

19. Perdana Gapuraprima Tbk 14,35 12,22 11,16 7,60 6,54


(2)

84

Lampiran 4: Data

Price to Book Value

pada Perusahaan Property dan Real

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.

NO

NAMA PERUSAHAAN

TAHUN

2009

2010 2011 2012

2013

1. Alam Sutera Realty Tbk 0,97 2,39 2,95 2,49 1,59

2. Bumi Serpong Damai Tbk 4,11 2,57 2,08 1,84 1,76

3. Ciputra Development Tbk 0,79 1,08 1,07 1,43 1,21

4. Ciputra Property Tbk 0,45 0,78 0,84 0,93 0,85

5. Ciputra Surya Tbk 0,69 0,88 0,88 2,01 1,10

6. Cowell Development Tbk 2,01 0,71 1,08 0,61 1,96

7. Danayasa Arthatama Tbk 1,35 1,02 0,64 1,04 2,09

8. Duta Anggada Realty Tbk 0,84 0,72 0,55 0,79 0,49

9. Duta Pertiwi Tbk 0 51 1,41 0,93 1,09 1,39

10. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 1,92 0,13 0,39 0,29 2,95

11. Intiland Development Tbk 1,72 1,23 0,70 0,88 0,79

12. Jaya Real Property Tbk 1,63 2,35 3,18 3,84 4,48

13. Kawasan Industri Jababeka Tbk 1,02 0,99 1,08 1,00 0,93

14. Lamicitra Nusantara Tbk 0,58 1,08 0,91 0,76 0,59

15. Lippo Cikarang Tbk 0,31 0,49 1,52 1,83 2,06

16. Lippo Karawaci Tbk 1,81 1,91 1,62 2,01 1,52

17. Metropolitan Kentjana Tbk 2,30 2,07 1,85 2,16 4,96

18. Pakuwon Jati Tbk 4,71 6,32 3,17 3,46 3,37

19. Perdana Gapuraprima Tbk 0,80 0,72 0,77 0,61 0,81

20. Summarecon Agung Tbk 2,25 3,50 3,44 3,59 2,57


(3)

Lampiran 4

HASIL PENGOLAHAN DATA DENGAN SPSS 16.0

Statistik Deskriptif

Hasil Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 100 .23 42.84 13.4730 8.65957

DER 100 .07 23.08 1.2552 2.29588

PER 100 .61 77.71 15.1549 11.13526

PBV 100 .13 6.32 1.6328 1.16239


(4)

86

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .84945177

Most Extreme Differences Absolute .125

Positive .125

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z 1.254

Asymp. Sig. (2-tailed) .086

a. Test distribution is Normal.


(5)

Hasil Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ROE .848 1.179

DER .977 1.024

PER .831 1.204


(6)

88

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .683a .466 .449 .86262 2.228

a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE b. Dependent Variable: PBV

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.550 .254 -2.163 .033

ROE .086 .011 .640 7.902 .000 .848 1.179

DER .083 .038 .163 2.164 .033 .977 1.024

PER .061 .009 .583 7.120 .000 .831 1.204

a. Dependent Variable: PBV

Hasil Uji Determinasi (R

2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .683a .466 .449 .86262

a. Predictors: (Constant), PER, DER, ROE b. Dependent Variable: PBV


Dokumen yang terkait

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Analisis pengaruh rasio modal saham terhadap return yang diterima oleh pemegang saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2004-2008)

0 4 96

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Analisis Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Price Eraning Ratio Terhadap Return Saham

0 3 84

Return on Equity , Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Assets Growth, Inflasi dan Return Saham Perusahaan Property dan Real Estate

1 1 14

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11