29
data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Skala pengukuran dalam
penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel dependen dengan menggunakan delapan rasio keuangan yaitu Debt to Equity
Ratio DER, Return on Asset ROA, Return on Equity ROE, Net Profit Margin NPM, Operating Profit Margin OPM, Price Earning Ratio PER,
Price to Book Value PBV, Earning per Share EPS dan variabel independennya yaitu return saham. Teknik analisis yang digunakan adalah uji
asumsi klasik, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, ROE, dan PER mempunyai pengaruh parsial
terhadap return saham. Sedangkan DER, NPM, OPM, PBV, dan EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, variabel-variabel
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Adapun saran dari penelitian ini adalah sebaiknya perlu menguji variabel lain yang
berpengaruh terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan uraian teoritis dan review pengujian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual pada
gambar 2.1
30
H H
1
H
2 3
H Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
4
Kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti
identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual di atas ditentukan bahwa variabel ROCE, ROA, dan ROE sebagai variabel independen dan
variabel earnings per share EPS sebagai variabel dependen. Semakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif
dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan
semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar Brigham, 2001:90. Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga
digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
ROCE ROA
ROE Earning Per Share
EPS
31
keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan return yang
tinggi pula bagi para investor. Menurut Tjiptono dan Darmadji 2001:156 mengatakan semakin tinggi nilai
EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan
mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan
tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham Trisnaeni,2007
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual. Berikut ini diuraikan
pembahasan hipotesis penelitian H
1
sampai dengan H
ROCE berpengaruh terhadap EPS
4.
ROCE adalah rasio yang menunjukkan efisiensi dan profitabilitas dari investasi modal perusahaan. Dengan kata lain, ROCE merupakan indikator seberapa baiknya
perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan pendapatan. ROCE yang semakin meningkat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan modal untuk memperoleh profit yang maksimal. Dengan semakin tinggi efisiensi perusahaan maka kinerja perusahaan semakin baik dan mendapatkan
32
profit yang tinggi pula. Jika profit perusahaan meningkat maka daya tarik investor atau calon investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut juga semkin
tinggi. Dengan demikian, maka laba per sahamearnings per share EPS yang dimiliki oleh investor tersebut akan meningkat.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROCE terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
H
1
: Return On Capital Employed ROCE berpengaruh terhadap
Earnings Per Share EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROA berpengaruh terhadap EPS
ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas seluruh dana yang ditanamkan untuk aktivitas operasi
perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Semakin tinggi ROA ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal ini ditandai dengan
meningkatnya labaprofit perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan meningkatnya labaprofit perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar
saham yang beredar.
33
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROA terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
H
2
: Return On Asset ROA berpengaruh terhadap Earnings Per Share
EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROE berpengaruh terhadap EPS
ROE adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan Fara Dharmastuti, 2004. ROE merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang mejadi hak pemilik modal sendiri saham. ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para
investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
Semakin tinggi ROE ini berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan modal sehingga tingkat pengembalian atas modal semakin tinggi.
Dengan demikian kinerja perusahaan juga akan semakin efektif, karena tingkat pengembalian semakin besar. Hal ini ditandai dengan meningkatnya labaprofit
perusahaan yang semakin meningkat pula. Dengan meningkatnya labaprofit perusahaan akan turut meningkatkan laba dari setiap lembar saham yang beredar.
Berdasarkan uraian mengenai pengaruh ROE terhadap EPS maka dapat dirumuskan hipotesis pertama dalam penelitian ini sebagai berikut:
34
H
3
: Return On Equity ROE berpengaruh terhadap Earnings Per
Share EPS pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
ROCE, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap EPS
Variabel ROCE, ROA dan ROE sebagai variabel independen dan variabel EPS sebagai variabel dependen.
S
emakin tinggi ROCE, semakin tinggi pula efisiensi perusahaan dalam menggunakan modal dan dana perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
ROCE yang tinggi menandakan keberhasilan pertumbuhan perusahaan. Semakin tinggi ROA berarti perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk
menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja perusahaan semakin efektif, karena tingkat
pengembalian akan semakin besar Brigham, 2001:90. Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Peningkatan harga saham
perusahaan akan memberikan keuntungan return yang tinggi pula bagi para investor.
Menurut Tjiptono dan Darmadji 2001:156 mengatakan semakin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang
disediakan untuk pemegang saham. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham
35
sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan tingkat kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham
Trisnaeni,2007. Oleh karena itu, hipotesis keempat dirumuskan sebagai berikut:
H
4
: ROCE, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh terhadap Earnings Per Share EPS pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian