Pupuk Penggolongan pupuk TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839, Pengetahuan awal tentang unsur hara dan unsur kimia dalam pertanian moderen ditemukan pada tahun 1840 oleh Justus Von Leibig seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman. Ia memberi bukti yang membantah teori humus sebagai unsur hara. Menurut Leibig, tanaman memperoleh zat karbon dari udara dan beberapa unsur mineral kalium, kalsium, sulfur, dan phosphor dari dalam tanah. Setelah penemuan Leibig, studi mengenai unsur hara mengalami kemajuan pesat diakhir abad ke-19, yang diikuti perkembangan industri pupuk. Tahu 1842 dimulai pembuatan pupuk superphosphat. Kemudian tahun 1884 berkembang teori-teori dasar untuk pembuatan pupuk amonia melalui penggabungan hidrogen dan nitrogen dari udara. Saat ini dikenal 16 macam unsur yang diserap oleh tanaman untuk menunjang kehidupannya. Tiga diantaranya diserap dari udara, yakni karbon C, oksigen O, dan hidrogen H. Sementara itu, tiga belas unsur mineral lainnya diserap tanaman dari dalam tanah, yakni nitrogen, phospor P, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg, sulfur S, besi Fe, mangan Mn, boron B, seng Zn, tembaga Cu, molibedenum Mo dan khlor Cl. Ketiga belas unsur mineral tersebut sering disebut dengan unsur Universitas Sumatera Utara hara. Saat ini unsur hara dapat disediakan oleh berbagai macam pupuk yang tersedia di pasaran. 2

2.2 Penggolongan pupuk

Berdasarkan cara pemberiannya, pupuk digolongkan menjadi pupuk akar karena jenis pupuk ini lebih tepat sasaran bila diberikan lewat akar atau tanah. Selain itu, juga ada yang digolongkan sebagai pupuk daun yaitu pupuk yang dapat diberikan melalui daun dengan cara disemprotkan. Pupuk akar merupakan pupuk yang pertama dikenal manusia, sedangkan pupuk daun baru dikembangkan setelah manusia mengenal penyerapan unsur hara lewat mulut daun stomata. Pemberian pupuk lewat akar sebenarnya relatif aman jika dibandingkan dengan pemberian lewat daun, tetapi efisiensinya relatif rendah. Selain berdasarkan cara pemberiannya, ada pula penggolongan pupuk yang didasarkan dari komponen utama penyusun pupuk. Golongan pupk tersebut adalah pupuk orgaik dan pupuk anorganik pupuk kimia. Pupuk organik adalah pupuk dengan bahan baku utama sisa makhluk hidup, seperti kotoran, sisa tumbuhan, atau limbah rumah tangga, yang telah mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme pengurai sehingga warna, rupa, tekstur dan kadar airnya tidak serupa dengan bahan aslinya. Sementara pupuk anorganik dapat dikatakan sebagai makanan instan bagi tanaman. Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat diserap tanaman. Pupuk ini dapat diambil langsung dari alam, misalnya KCl dan fosfat atau dibentuk di pabrik, misalnya NPK dan urea. 3 Universitas Sumatera Utara

2.3. Jenis-jenis pupuk a. Pupuk Sumber Nitrogen