Penelitian Kualitatif METODE PENELITIAN

33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2000 merupakan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini juga digunakan untuk menggambarkan dan menjawab pertanyaan seputar partisipan penelitian beserta konteksnya. Penelitian kualitatif dalam hal ini dipandang dapat menyampaikan dunia responden secara keseluruhan dari perspektif partisipan sendiri dan yang menjadi instrumen dalam mengumpulkan data adalah peneliti sendiri Banister, 1994. Proses pengambilan keputusan merupakan proses yang dialami setiap orang dan hampir terjadi setiap hari, berupa tindakan yang diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan dengan memilih berbagai alternatif yang tersedia dengan penentuan yang matang dengan tujuan menyelesaikan suatu permasalahan. Ketika proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan pembuatan mini video pornografi serta mengkaji lebih dalam tentang proses pengambilan keputusan pembuatan mini video pornografi pada remaja yang berpacaran, tema tersebut masih jarang untuk dibicarakan dan orisinalitas dari tema ini juga dapat dibuktikan dengan minimnya literatur berkaitan dengan tema ini. Hal inilah yang menyebabkan ketertarikan dan tantangan tersendiri bagi peneliti mengenai tema tersebut. Alasan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif adalah ketika berbicara mengenai proses pengambilan keputusan pembuatan mini video pornografi yang dialami oleh partisipan penelitian, berarti kita ingin mengetahui bagaimana proses, sikap, perasaan dan perubahan yang dialami oleh partisipan yang akan berbeda pada tiap individunya. Hal ini merupakan sesuatu yang sensitif dan akan melahirkan reaksi-reaksi emosional tertentu, sehingga kemampuan untuk membaca reaksi emosional yang bersifat verbal dan non verbal yang mutlak diperlukan guna menunjang kualitas hasil penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwandari 2007 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti, sebagian besar aspek psikologis manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih ‘etis’ dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya tidak cukup mencari “what” dan “how much”, tetapi perlu juga memahaminya “why” dan “how” dalam konteksnya. Proses pengambilan keputusan pembuatan mini video pornografi merupakan tema yang baru dan informasi tentang tema ini masih sangat sedikit ditemui. Peneliti menganggap metode Universitas Sumatera Utara 34 pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus sesuai untuk dapat mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan pembuatan mini video pornoaksi pada remaja yang berpacaran. Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti akan dapat melihat permasalahan ini dengan lebih mendalam karena turut mempertimbangkan dinamika, perspektif, alasan, dan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi partisipan penelitian. Menurut Yin 1996 secara umum metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan How atau Why. Punch dalam Poerwandari, 2007 menambahkan yang didefinisikan sebagai studi kasus adalah fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi bounded context, meski batas-batas antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa. Kasus dapat berupa keputusan, kebijakan, proses, atau suatu peristiwa khusus tertentu. Beberapa tipe unit yang dapat diteliti dalam bentuk studi kasus : individu-individu, karakteristik atau atribut dari individu-individu, aksi dan interaksi, peninggalan atau artefak perilaku, setting, serta peristiwa atau insiden tertentu Punch dalam Poerwandari, 2007. Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. Studi kasus dapat dibedakan dalam beberapa tipe Poerwandari, 2007: 1. Studi kasus intrinsik Penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsepteori ataupun tanpa ada upaya menggeneralisasi. 2. Studi kasus instrumental Penelitian pada suatu kasus unik tertentu, dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori. 3. Studi kasus kolektif Suatu studi kasus instrumental yang diperluas sehingga mencakup beberapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomena populasi kondisi umum dengan lebih mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk dengan fokus baik di dalam tiap kasus maupun antar kasus, studi kasus ini sering juga disebut studi kasus majemuk, atau studi kasus komparatif. Berdasarkan masalah, tujuan penelitian dan objek yang diteliti maka penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Pendekatan studi kasus membuat peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai interrelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus Universitas Sumatera Utara 35 tersebut. Penelitian ini mengkhususkan pada metode studi kasus intristik, penelitian dilakukan karena ketertarikan dan kepedulian pada suatu kasus khusus Poerwandari, 2007.

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian 1. Partisipan penelitian