Kebanyakan dari alkaloid tidak berwarna,tetapi beberapa senyawa yang kompleks, spesies aromatik berwarna seperti berberin yang berwarna kuning dan
betamin yang berwarna merah. Pada umumnya basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik,meskipun beberapa pseudo dan protoalkaloid larut dalam air. Garam
alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.
2.2.2.2. Sifat-sifat kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan electron pada nitrogen. Jika gugus fungsinal yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan electron,sebagai contoh gugus alkil,maka ketersediaan electron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Dimana trietilamin lebih basa dari
dietil amin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik electron misalnya gugus karbonil,
maka ketersediaan pasangan electron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.
Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat midah mengalami dekomposisi,terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi
ini sering berupa N-oksida Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang
lama. Sastrohamidjojo,1996
2.2.3. Deteksi Alkaloida
Karena secara kimia alkaloida begitu heterogen dan begitu banyak, maka tidak dapat diidentifikasi dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan kromatografi tunggal.
Pada umumnya sukar mengidentifikasi alkaloida dari sumber tumbuhan baru tanpa mengetahui kira-kira jenis alkaloida apa yang mungkin ditemukan dalam tumbuhan
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu, karena kelarutan dan sifat alkaloida sangat berbeda-beda, cara penyaringan umum untuk alkaloida dalam tumbuhan mungkin tidak akan berhasil
mendeteksi senyawa khas.
Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkohol yang bersifat asam lemah HCl 1M atau asam asetat 10 , kemudian
diendapkan dengan amonia pekat. Pemisahan pendahuluan demikian dari bahan tumbuhan lainnya dapat diulang, atau pemurnian selanjutnya dilakukan dengan cara
ekstraksi pelarut ekstraksi cair- cair. Adanya alkaloid pada ekstrak nisbih kasar yang demikian dapat diuji dengan menggunakan berbagai pereaksi ‘alkaloid’.Tetapi
sebaiknya dilakukan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis dalam beberapa pengembang umum yang dapat digunakan, dan kemudian kertas serta pelat disemprot
dengan penampak bercak untuk alkaloid. Harborne, 1987 .
Pereaksi deteksi yang paling umum dipakai untuk menyemprot kromatogram pereaksi ini beberapa nonalkaloid meskipun kepekaan terhadap alkaloid sekitar
sepuluh kalinya, beberapa pereaksi lain untuk mendeteksi alkaloid adalah flouresamina dan 7,7,8,8-tetra sianokuinondimetana. Keuntungan nya adalah bahwa
pereaksi ini bereaksi secara berlainan dengan jenis struktur yang berbeda. Alkaloid yang mengandung gugus fenol dapat dideteksi dengan pereaksi khusus fenol.
Robinson, T . 1995
Beberapa pereaksi pengendapan digunakan untuk memisahkan jenis alkaloid. Pereaksi ini sering didasarkan pada kesanggupan alkaloid untuk bergabung dengan
logam yang memiliki berat atom tinggi seperti merkuri, bismut, yodium. Pereaksi Mayer mengandung kalium yodida dan merkuri klorida. Pereaksi Dragendroff
mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam asam nitrit berair. Pereaksi Bouchardat mirip dengan pereaksi Wagner dan mengandung kalium yodida dan
yodium. Berbagai pereaksi tersebut menunjukkan perbedaan yang besar dalam hal sensitifitas terhadap gugus alkaloid yang berbeda. Sastrohamidjojo, 1996
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian yang lebih mutakhir kromatografi gas cair dan kromatografi cair kinerja tinggi digunakan untuk alkaloid yang lebih atsiri. Kromatografi gas cair
sering digabung dengan spektrofotometri massa untuk bermacam-macam penentuan kuantitatif dan identifikasi alkaloid. Cara spektrofotometri massa baru telah
ditemukan,yang dapat mengidentifikasi langsung masing-masing komponen dalam campuran alkaloid sejenis. Cara ini cukup peka untuk mendeteksi cuplikan yang
letaknya dibawah ukuran mikrogram. Harborne, 1987
2.2.4. Isolasi alkaloida