Pada penelitian yang lebih mutakhir kromatografi gas cair dan kromatografi cair kinerja tinggi digunakan untuk alkaloid yang lebih atsiri. Kromatografi gas cair
sering digabung dengan spektrofotometri massa untuk bermacam-macam penentuan kuantitatif dan identifikasi alkaloid. Cara spektrofotometri massa baru telah
ditemukan,yang dapat mengidentifikasi langsung masing-masing komponen dalam campuran alkaloid sejenis. Cara ini cukup peka untuk mendeteksi cuplikan yang
letaknya dibawah ukuran mikrogram. Harborne, 1987
2.2.4. Isolasi alkaloida
Isolasi alkaloid berdasarkan metode harborne Ekstraksi jaringan kering dengan asam asetat 10 dalam etanol, biarkan sekurang-
kurangnya empat jam. Pekatkan ekstrak sampai seperempat volume asal dan endapkan alkaloid dengan meneteskan NH
4
OH pekat. Kumpulkan endapan dengan pemusingan, cuci dengan NH
4
OH 1. Larutkan sisa dalam beberapa tetes etanol atau kloroform.
Kromatografi sebagian larutan pada kertas dapar asam sitrat dalam air. Kromatografi sebagian lain pada pelat silika gel G dalam metanol-NH
4
OH pekat 200:3. Deteksi adanya alkaloid pada kertas dan pelat, mula- mula dengan flouresensi
dibawah sinar uv, kemudian menggunakan penyemprot : pereaksi Dragendorff.
Membuat pereaksi Dragendorff
Untuk pereaksi dragendorff dibuat dengan dua larutan persediaan: 1 0,6g bismutsubnitrat dalam 2 ml HCl pekat dan 10 ml air; 2 6g kalium iodida dalam 10ml
air. Larutan persediaan ini dicampur dengan 7 ml HCl pekat dan 15 ml air. Untuk mnyemprot kertas dengan pereaksi iodoplatinat, 10ml larutan platina klorida 5
dicampurkan dengan 240 ml kalium iodida 2 dan diencerkan dengan air sampai 500 ml. Untuk menyemprot pelat, campurkan 10 ml platina klorida 5, 5 ml HCl pekat
dan 240 ml kalium iodida 2 Harborne, 1987
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya alkaloid diekstraksi dari tumbuhan sumbernya melalui proses sebagai berikut:
1. Tumbuhan daun, bunga, buah, kulit danatau akar dikeringkan, lalu
dihaluskan 2.
Alkaloid diekstraksikan dengan pelarut tertentu, misalnya dengan etanol, kemudian pelarutnya diuapkan.
3. Residu yang diperoleh diberi asam anorganik untuk menghasilkan garam
ammonium kuartener; kemudian diekstraksikan kembali 4.
Garam N
+
5. Campuran alkaloid- alkaloid yang diperoleh akhirnya diisolasi melalui
berbagai cara, misalnya dengan metode kromatografi. yang diperoleh direaksikan dnegan Natrium Karbonat sehingga
menghasilkan alkaloid- alkaloid yang bebas kemudian diekstraksi dengan pelarut tertentu seperti eter, kloroform atau pelarut lainnya.
Sebagaimana telah dikemukakan, alkaloid diperoleh dari tumbuh- tumbuhan namun, ada juga yang dibuat sintesis, misalnya efedrin dan papaverin.
Tobing, L.Rangke, 1983
2.2.5. Klasifikasi Alkaloida