TUJUAN RUMAH TANAMAN Simulasi Sebaran Suhu pada Chamber Aeroponik dengan Menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD)

2

B. TUJUAN

1. Mempelajari perubahan suhu larutan nutrisi pada sistem aeroponik sebagai akibat dari perubahan suhu udara dan radiasi matahari. 2. Mempelajari perpindahan panas pada chamber aeroponik sebagai akibat dari perubahan suhu chamber. 3. Melakukan simulasi sebaran suhu pada berbagai dimensi chamber aeroponik dengan menggunakan CFD. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

A. RUMAH TANAMAN

Rumah tanaman atau greenhouse di kawasan tropika basah berfungsi sebagai bangunan perlindungan tanaman baik pada budidaya tanaman dengan media tanam maupun dengan sistem hidroponik. Konsep umbrella effect cocok untuk rumah tanaman di kawasan iklim seperti Indonesia. Rumah tanaman lebih ditujukan untuk melindungi tanaman dari hujan, angin, dan hama. Selain itu, rumah tanaman dibangun untuk mengurangi intensitas radiasi matahari yang berlebih, mengurangi penguapan air dari daun dan media, serta memudahkan perawatan tanaman. Dengan demikian, rancangan konstruksi rumah tanaman harus disesuaikan dengan fungsi diatas. Rancangan rumah tanaman dengan konsep umbrella effect untuk daerah beriklim tropika basah telah dikembangkan sebagai adapted greenhouse. Adaptasi tersebut menjadi tiga jenis rumah tanaman yang kemudian umum digunakan, yaitu semi monitor, modified standard peak, dan modified arch. Masing-masing tipe rumah tanaman tersebut dilengkapi dengan bukaan ventilasi pada bubungan, seperti terlihat pada Gambar 1 Suhardiyanto 2009. Gambar 1. Rumah tanaman tipe modified standard peak Rumah tanaman dapat menyebabkan peristiwa greenhouse effect atau efek rumah kaca, yaitu radiasi matahari gelombang pendek yang berenergi tinggi masuk ke dalam rumah tanaman kemudian diubah menjadi gelombang panjang. Karena sudah kehilangan energi, gelombang tersebut sudah tidak mampu menembus lapisan bahan penutup rumah tanaman sehingga terperangkap dan menyebabkan kenaikan suhu udara di dalam rumah tanaman. Suhu tinggi di dalam rumah tanaman akan memanaskan benda-benda yang ada didalamnya melalui proses perambatan panas secara konveksi, konduksi, maupun radiasi. Peristiwa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Oleh karena itu, faktor suhu lingkungan rumah tanaman merupakan parameter kritis dalam pengendalian lingkungan fisik tanaman. Menurut Suhardiyanto 2009, penggunaan greenhouse memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati kondisi optimum bagi pertumbuhan tanaman. Rumah tanaman meminimalisasi pengaruh buruk lingkungan 4 luar sehingga pengetahuan prinsip dasar perencanaan greenhouse membantu memanipulasi kondisi yang tidak menguntungkan agar sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Gambar 2. Skema perpindahan panas yang terjadi di dalam rumah tanaman

B. AEROPONIK