ANALISIS KESEIMBANGAN PANAS PADA CHAMBER
                                                                                28 RH di dalam chamber aeroponik yang tercatat pada pengukuran adalah antara 94.56 hingga
100.  Kelembaban  chamber  tersebut  bernilai  tinggi  karena  ruangan  tumbuh  akar  tanaman  ini disemprot  larutan  nutrisi  selama  kurang  lebih  18  menit  dan  hanya  berhenti  menyemprot  sekitar  dua
menit. Chamber akan terbasahkan oleh larutan nutrisi di seluruh sisinya dan larutan nutrisi yang tidak terserap  oleh  akar  tanaman  akan  mengalir  keluar  ke  dalam  lubang  pengeluaran  chamber  secara
gravitasi. Grafik perubahan RH di dalam chamber dapat dilihat pada Gambar 26. Suhu  adalah  salah  satu  faktor  penting  yang  mempengaruhi  pertumbuhan  akar,  khususnya
dalam  menyerap  air  dan  ion-ion  esensial.  Suhu  optimum  untuk  akar  tergantung  spesies  tanaman. Menurut  Goldworthy  dan  Fisher  1984,  suhu  optimum  untuk  pertumbuhan  akar  umumnya  lebih
rendah  daripada  suhu  optimum  untuk  pertumbuhan  pucuk.  Kisaran  suhu  optimum  dan  suhu maksimum yang agak sempit menunjukkan bahwa pertumbuhan akar tidak teradaptasi baik terhadap
suhu tanah atau larutan nutrisi tinggi, bahkan pada tanaman tropik. Pendinginan tanaman subtropis dan  tropis  sampai  pada  kisaran  suhu  0-10
o
C  cenderung  menyebabkan  penurunan  aktivitas  proses metabolisme  dengan  sangat  cepat  terutama  respirasi  dan  dapat  menyebabkan  kerusakan  yang
membahayakan dan  kematian di dalam beberapa jam atau  hari Larcher  et.al.  1973 dalam Fitter and Hay  1981.  Perbedaan  suhu  yang  mempengaruhi  perakaran  dan  pertumbuhan  tanaman  adalah
tergantung dari suhu kardinal setiap varietas tanaman. Suhu optimum perakaran pada tanaman krisan adalah  20-25
o
C,  pada  selada  adalah  19-24
o
C,  sedangkan  suhu  di  dalam  chamber  saat  hari  cerah mencapai  35
o
C.  Terdapat  beberapa  tanaman  yang  dapat  mentoleransi  suhu  sampai  35
o
C,  namun pertumbuhan  fisik  tanaman  tidak  dapat  sebaik  pada  kondisi  pertumbuhan  di  suhu  optimalnya.  Jika
suhu toleransi pertumbuhan tanaman kurang dari 35
o
C, tanaman tersebut tidak dapat bertahan sampai massa  panennya.  Pengaruh  pendinginan  tanaman  di  bawah  suhu  optimum  adalah  berkurangnya
kecepatan  pertumbuhan  dan  proses  metabolisme,  sedangkan  pengaruh  suhu  tinggi  adalah  gangguan terhadap  metabolisme  sel  karena  denaturasi  protein,  produksi  zat-zat  beracun  atau  kerusakan
membran. Menurut Fitter dan Hay 1981, tidak mudah untuk  menetapkan secara tepat hubungan antara
proses-proses pada tanaman dan suhu  lingkungan karena adanya  variabilitas  yang ekstrem dari suhu udara dan tanah atau larutan nutrisi. Suhu akar tergantung kepada waktu variasi reguler sepanjang
hari,  bulan  variasi  reguler  musiman,  kedalaman  di  bawah  permukaan  tanah,  sifat  tanah  yang menentukan absorpsi dan transmisi panas terutama RH, kerapatan massa, dan sifat permukaan tanah.
Di  samping  itu,  ditemukan  bahwa  perbedaan  tahap  perkembangan  tanaman  dan  perbedaan  proses fisiologis mempunyai suhu optimum yang berbeda. Selanjutnya perkembangan reproduksi dari spesies
tertentu  lebih  dikendalikan  oleh  suhu  malam  hari  daripada  suhu  siang  hari,  serta  banyak  proses terutama  perkecambahan  dipercepat  oleh  suhu  yang  berubah-ubah.  Tetapi  hanya  sedikit  proses
perkembangan  yang dikendalikan oleh suhu saja dan respon terhadap suhu pada banyak  kasus dapat dimodifikasi  oleh  faktor  lainnya,  terutama  lingkungan  cahaya.  Misalnya  pembentukan  umbi  pada
kentang tergantung dari peran bersama suhu, fotoperiodisme, intensitas cahaya, dan suplai nutrien.
                