12 i.
Software “SolidWorks”
Software  ini  digunakan  untuk  membangun  desain  geometri  dan  melakukan  simulasi aliran fluida.
j. Personal Computer PC
PC digunakan sebagai sarana untuk proses simulasi menggunakan program CFD. k.
Peralatan Pendukung Peralatan  lain  yang  digunakan  adalah  termometer  air  raksa,  meteran,  wadah  larutan
stok. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nutrisi, air, dan lain-lain.
C. METODE PENELITIAN
a. Persiapan Penelitian
Persiapan  penelitian  meliputi  kegiatan  pembersihan  rumah  tanaman,  pembuatan instalasi  aeroponik,  persiapan  peralatan  pengukuran,  dan  penyediaan  bahan  yang  digunakan.
Sebelum dilakukan pengukuran, dilaksanakan pengkondisian sistem agar berada pada kondisi yang sebenarnya.
b. Perlakuan Penelitian
Chamber  aeroponik  diletakkan  di  dalam  rumah  tanaman,  kemudian  dipasang  satu  unit irigasi  untuk pemberian nutrisi bagi tanaman. Media tanam yang digunakan adalah  styrofoam
dan  rockwool  untuk  menyangga  tanaman  yang  diletakkan  di  atas  chamber.  Lingkungan  luar rumah  tanaman  dipasang  weather  station  untuk  mengetahui  parameter  lingkungan  yang  akan
mempengaruhi  kondisi  rumah  tanaman.  Lingkungan  di  dalam  rumah  tanaman  dan  instalasi aeroponik dipasang termokopel dan peralatan lainnya untuk mengetahui parameter lingkungan
makro dan mikro yang akan berpengaruh pada tanaman yang akan ditanam.
c. Pengamatan dan Pengukuran
Pengamatan dilakukan setiap hari selama proses pengambilan data berlangsung selama enam hari pada pagi sampai sore hari. Parameter yang diukur meliputi suhu dan kelembaban di
chamber  aeroponik,  suhu  di  pipa  lateral,  tekanan  nutrisi  yang  keluar  dari  nozzle,  kecepatan aliran  nutrisi  di  pipa  lateral,  suhu  di  tangki  larutan  nutrisi,  serta  suhu,  kecepatan  angin,  dan
radiasi matahari di lingkungan rumah tanaman. Untuk  mengukur  kelembaban,  dipasang  termokopel  basah  di  dalam  chamber,
sedangkan untuk pengukuran suhu, dipasang termokopel pada chamber seperti pada Lampiran 1,  serta  untuk  pengukuran  parameter  lingkungan  di  dalam  rumah  tanaman  dipasang  weather
station dan peralatan lainnya.
d. Pengembangan Model Pindah Panas
Asumsi  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  proses  pindah  panas  yang  terjadi adalah  konveksi  dan  konduksi,  sistem  dalam  keadaan  steady,  keberadaan  tanaman  tidak
berpengaruh pada proses pindah panas, suhu larutan nutrisi yang tersemprot keluar dari  nozzle sama  dengan  suhu  larutan  nutrisi  di  dalam  bak  penampung,  suhu  udara  di  dalam  rumah
13 tanaman  dianggap  seragam  di  semua  titik,  dan  kecepatan  angin  di  dalam  rumah  tanaman
seragam. Untuk  mengetahui  sebaran  suhu  yang  terjadi  di  dalam  chamber,  dapat  dievaluasi
menggunakan  persamaan-persamaan  pindah  panas  yang  sesuai  dengan  kondisi  sebenarnya. Persamaan sederhana yang mengacu pada hukum pertama termodinamika pada sistem chamber
aeroponik dapat dituliskan sebagai berikut: 4
a Kesetimbangan panas pada pipa lateral dalam chamber
5 b
Kesetimbangan panas pada chamber aeroponik 6
c Kesetimbangan total
7 8
Keterangan: : Pindah panas yang masuk ke sistem W
: Pindah panas yang keluar dari sistem W : Pindah panas yang tersimpan di sistem W
m : Massa air kg
Cp : Panas jenis air kJkg.
o
C : Perubahan suhu di sistem
o
C : Pindah panas di pipa lateral dalam chamber W
: Pindah panas yang melalui styrofoam W : Pindah panas yang melalui multiplek W
U : Koefisien perpindahan kalor menyeluruhoverall Wm
2
.
o
C A
: Luas permukaan sistem m
2
: Pindah panas dari udara luar ke udara dalam melalui sisi atas chamber W : Pindah panas dari udara luar ke udara dalam melalui sisi bawah chamber W
: Pindah panas dari udara luar ke udara dalam melalui sisi kanan chamber W : Pindah panas  udara luar ke udara dalam melalui sisi kiri chamber W
: Pindah panas dari udara luar ke udara dalam melalui sisi depan chamber W :  Pindah  panas  dari  udara  luar  ke  udara  dalam  melalui  sisi  belakang  chamber
W Pindah  panas  pada  chamber  aeroponik  terjadi  secara  konveksi  dan  konduksi  yang
melalui  dua  lapisan,  yaitu  multiplek  dan  styrofoam.  Untuk  mendapatkan  nilai  pindah  panas setiap  sisi  chamber  digunakan  persamaan  konveksi  udara  rumah  tanaman  yang  melalui
multiplek  kemudian  konveksi  udara  dalam  chamber,  serta  konduksi  antara  multiplek  dan styrofoam.  Sifat-sifat  udara  dan  air  yang  diperlukan  untuk  melengkapi  nilai  persamaan  diatas
dapat dilihat pada Lampiran 2.
14 Keterangan:
: Bahan multiplek : Bahan styrofoam
Koefisien konveksi antara chamber dan udara diperoleh dengan persamaan: 9
Bilangan  Nusselt  Nu  dapat diperoleh  dengan  mengacu  pada  bentuk  dinding  vertikal atau  horizontal  dan  nilai  GrPr  bilangan  Grashof-Prandtl  dari  setiap  sisi  chamber.  Secara
umum, persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut: 10
dengan nilai GrPr menggunakan persamaan sebagai berikut: 11
Proses pindah panas pada chamber aeroponik terjadi secara vertikal pada sisi atas dan bawah  dan  secara  horizontal  pada  sisi  kanan,  kiri,  depan,  dan  belakang  yang  dapat  dilihat
pada Gambar 7. Persamaan dari setiap sisi chamber dapat dituliskan sebagai berikut: a
Laju pindah panas secara vertikal Sisi atas chamber:
12 Sisi bawah chamber:
13
b Laju pindah panas secara horizontal
Sisi  kanan,  kiri,  depan,  dan  belakang  chamber  aeroponik  mempunyai  lapisan dinding  yang sama,  yaitu  multiplek dan  styrofoam sehingga persamaan laju pindah
panas secara horizontal sama dengan persamaan 13.
Gambar 7. Skema proses perpindahan panas pada chamber aeroponik
15 Pindah  panas  pada  pipa  lateral  di  dalam  chamber  aeroponik  terjadi  secara  konveksi.
Persamaan  konveksi  paksa  digunakan  untuk  mengetahui  aliran  konveksi  air  di  dalam  pipa, serta  konveksi  alami  digunakan  untuk  mendapatkan  koefisien  konveksi  udara  yang  melalui
dinding  pipa  lateral.  Nilai  bilangan  Reynold  diperoleh  dengan  menggunakan  sifat-sifat  air sehingga  persamaan  selanjutnya  dapat  ditentukan  dengan  mengacu  nilai  Re  dari  aliran  pipa.
Besarnya  bilangan  Nusselt  untuk  konveksi  paksa  di  dalam  pipa  dapat  diketahui  dari persamaan-persamaan pada Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2.  Ikhtisar  persamaan-persamaan  yang  berguna  bagi  perpindahan  panas  konveksi  paksa di dalam pipa dan saluran
Sistem Persamaan
Pipa panjang , fluida,
aliran laminar Pipa pendek, fluida, aliran laminar
Pipa panjang, fluida, aliran turbulen Pipa pendek, fluida, aliran turbulen
Sumber : Kreith 1986
Besarnya  koefisien  konveksi  antara  air  dan  dinding  pipa  lateral  dapat  diperoleh  dari persamaan sebagai berikut:
14 Koefisien  konveksi  udara  yang  melalui  pipa  dapat  diperoleh  menggunakan  persamaan
10 sampai
persamaan 14,
sehingga diperoleh
koefisien perpindahan
panas menyeluruhoverall dari pipa menggunakan persamaan:
15 Keterangan:
h : Koefisien konveksi Wm
2
.
o
C k
: Konduktivitas termal Wm.
o
C Lc
: Luas terbasahkan m Nu
: Bilangan Nusselt C
: Konstanta GrPr  : Bilangan Grashof-Prandtl
g : Percepatan gravitasi ms
2
: Bilangan biot : Viskositas kinematik m
2
s : Koefisien konveksi udara luar chamber Wm
2
.
o
C : Tebal styrofoam m
: Konduktifitas termal styrofoam Wm.
o
C : Koefisien konveksi udara dalam chamber Wm
2
.
o
C
16 : Tebal multiplek m
: Konduktivitas termal multiplek Wm.
o
C Re
: Bilangan Reynold Dh
: Diameter hidrolik m L
: Panjang pipa m : Luas pipa bagian luar m
2
: Luas pipa bagian dalam m
2
: Koefisien konveksi air Wm
2
.
o
C : Jari-jari pipa bagian luar m
: Jari-jari pipa bagian dalam m Berdasarkan  kesetimbangan  panas  yang  sudah  diuraikan  diatas,  akan  dapat  diketahui
nilai penyerapan kalor oleh larutan nutrisi pada pipa lateral dan chamber aeroponik.
e. Simulasi Sebaran Suhu dengan CFD