polutan di lokasi kontaminasi. Organisme yang digunakan berasal dari lingkungan tersebut dan bahkan mungkin disesuaikan untuk pertumbuhan pada kontaminan
kimia dalam lingkungan tertentu. Keberhasilan bioremediasi di tanah dipengaruhi tiga faktor independen namun saling terkait yaitu kontaminan, mikroorganisme,
dan lingkungan Skipper and Turco, 1994. Menurut Suhendrayatama 2001, proses bioremediasi ion logam berat
umumnya terdiri dari dua mekanisme yaitu pengambilan aktif active uptake dan penyerapan pasif passive uptake. Mekanisme kedua penyerapan tersebut
diuraikan oleh Suhendrayatama 2001 sebagai berikut: Passive uptake dikenal dengan proses biosorpsi. Proses ini terjadi ketika
ion logam berat diikat dinding sel mikroba dengan dua cara yang berbeda, yaitu pertama pertukaran ion seperti ion monovalen dan divalen yang ada pada dinding
sel oleh ion-ion logam berat, dan kedua yaitu formasi kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus-gugus fungsional.
Active uptake dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Logam berat diendapkan pada proses metabolisme dan eksresi. Proses ini dipengaruhi energi yang terkandung di sel dan parameter-parameter lingkungan
seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lain-lain.
2.7 Wastetreat™ dan EM4® Effective Microorganism – 4
Wastetreat™ merupakan nama produk dari jepang yang merupakan produk pengendali limbah yang berisikan mikroba dan enzim. Produk ini telah
diaplikasikan untuk penanganan sungai tercemar dimana ini terbukti dari jernihnya air sungai yang tercemar selama delapan minggu.
Di pasaran Indonesia telah beredar produk multi mikroba yang memiliki banyak fungsi yaitu effective mikcroorganism atau yang dikenal dengan merek
dagang EM4®. Oleh produsennya produk ini dapat juga dimanfaatkan dalam proses bioremediasi limbah. Produk EM4® ini berisikan mikroorganisme
fermentasi, dan merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan jenis EM4®
diaplikasikan pada bidang pertanian sebagai inokula untuk meningkatkan
keragaman dan populasi mikroorganisme tanah dan tanaman yang selanjutnya dapat menguraikan proses pengomposan sampah dan limbah organik Lestari,
2008. Setiyani
2000 dalam Lestari 2008 menerangkan bahwa effective
microorganism EM adalah campuran dari beberapa jenis mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang hidup bersimbiosis satu sama lain secara artifisial.
Komposisi mikroorganisme penyusunan EM4® adalah bakteri asam laktat, ragi, aktinomisetes dan bakteri fotosintesis.
Menurut Indriani 1999 jumlah mikroorganisme di dalam EM4® sangat banyak sekitar 80 jenis yang termasuk dalam empat golongan pokok yaitu :
1. Bakteri laktat adalah bakteri gram positif, tidak membentuk spora dan
berfungsi menguraikan bahan organik dengan cara fermentasi membentuk asam laktat dan glukosa, asam laktat akan bertindak sebagai sterilizer atau
menekan mikroorganisme yang merugikan serta meningkatkan perombakan bahan-bahan organik dengan cepat.
2. Ragi yeast berfungsi mengurai bahan organik dan membentuk zat anti
bakteri, dapat pula membentuk zat aktif substansi bioaktif dan enzim yang berguna untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar.
3. Simbiosis yang menguntungkan antara Actynomicetes dan Lactobacillus sp.
Actynomicetes merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur, mempunyai filamen, berfungsi mendekomposisikan bahan organik kedalam
bentuk sederhana. 4.
Bakteri fotosintesis terdiri dari bakteri hijau dan ungu. Bakteri hijau mempunyai pigmen hijau bakteri viridin atau bakterio klorofil, sedangkan
bakteri ungu memiliki pigmen ungu, merah dan kuning bakterio purpurin. Bakteri fotosintesis ini merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis
senyawa nitrogen, gula dan substansi bioaktif lainnya. Hasil metabolik yang diproduksi dapat diserap langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat
untuk perkembangan mikroorganisme yang menguntungkan.
III. METODELOGI PENELITIAN