2.5 Baku mutu air tanah limbah
Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar saat ini. Konsentrasi logam berat yang melebihi batas mutunya dapat menyebabkan
keracunan terhadap tanah dan air. Berikut adalah data baku mutu logam berat menurut Suhendrayataman 2001 yang disajikan pada Tabel 2
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. a.
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana
rekreasi air c.
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Tabel diatas menunjukan bahwa Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 mengenai pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air,
menjelaskan bahwa konsentrasi logam berat yang bisa ditolerir dalam air dibagi atas beberapa kelas. Berikut data baku mutu air terhadap logam berat menurut
Suhendrayatama 2001. Tabel 2. Kriteria Mutu Air berdasarkan Kelas
Parameter Satuan Kelas
Keterangan I II III
IV Mangan
mg l 0,1 -
- -
Seng mg l
0,05 0,05
0,05 2
Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Zn ≤ 5 mgl
Sianida mg l
0,02 0,02
0,02 -
Timbal mg l
0,03 0,03
0,03 1
Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, Pb ≤ 0,1
mgl Khrom mg
l 0,05
0,05 0,05
0,01
Tabel 3. Baku Mutu Konsentrasi Logam Berat yang masih bisa ditolerir dalam air Parameter Satuan
Konsentrasi Nikel Ni
ppm 0,005-0,05
Tembaga Cu ppm
1 Timbal Pb
ppm 0,5-3
Kadmiun Cd ppm
1 Sumber : Suhendrayatama 2001
2.6 Bioremediasi logam
Bioremediasi adalah suatu proses pemulihan polutan dengan
memanfaatkan jasa makhluk hidup seperti mikroba bakteri, fungi, khamir, tumbuhan hijau atau enzim yang dihasilkan dalam proses metabolisme mereka
Alexander, 1977 dalam Widyati, 2008. Tiga teknik dasar yang digunakan yaitu
stimulasi aktivitas mikroorganisme asli dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, mengoptimalkan kondisi pH, dan lainnya. Inokulasi
in situ dengan mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransforming tertentu, dan aplikasi enzim untuk mengimobilisasikan logam dengan cara
menggunakan mikroorganisme dan penggunaan tanaman fitoremediasi untuk menghilangkan, membatasi atau mengubah polutan Turco and Sadowsky, 1995.
Menurut Turco and Sadowsky 1995, beberapa metode spesifik yang telah
dan sedang dikembangkan untuk bioremediasi tanah dan air yang
terkontaminasi yaitu termasuk di dalamnya pengomposan,
landfarming, bioreaktor, fase-padat, dan perlakuan in situ. Pengomposan merupakan proses
bioremediasi dimana material
yang mudah dirombak digabungkan dan ditumpukan untuk pertumbuhan mikroorganisme termofilik. Landfarming adalah
degradasi polutan ditingkatkan dengan penambahan nutrien dan oksigen pada tanah, kemudian kadar air dijaga untuk menciptakan lingkungan untuk aktivitas
mikrobiologi dan untuk meningkatkan kemungkinan kontak antara kontaminan dan mikroorganisme.
Bioreaktor adalah biodegradasi dalam bejana kontainer atau reaktor, digunakan untuk perlakuan terhadap cairan atau bubur slurry sedangkan
bioremedisasi in situ melibatkan penggunaan organisme untuk menghilangkan
polutan di lokasi kontaminasi. Organisme yang digunakan berasal dari lingkungan tersebut dan bahkan mungkin disesuaikan untuk pertumbuhan pada kontaminan
kimia dalam lingkungan tertentu. Keberhasilan bioremediasi di tanah dipengaruhi tiga faktor independen namun saling terkait yaitu kontaminan, mikroorganisme,
dan lingkungan Skipper and Turco, 1994. Menurut Suhendrayatama 2001, proses bioremediasi ion logam berat
umumnya terdiri dari dua mekanisme yaitu pengambilan aktif active uptake dan penyerapan pasif passive uptake. Mekanisme kedua penyerapan tersebut
diuraikan oleh Suhendrayatama 2001 sebagai berikut: Passive uptake dikenal dengan proses biosorpsi. Proses ini terjadi ketika
ion logam berat diikat dinding sel mikroba dengan dua cara yang berbeda, yaitu pertama pertukaran ion seperti ion monovalen dan divalen yang ada pada dinding
sel oleh ion-ion logam berat, dan kedua yaitu formasi kompleks antara ion-ion logam berat dengan gugus-gugus fungsional.
Active uptake dapat terjadi pada berbagai tipe sel hidup. Mekanisme ini terjadi sejalan dengan konsumsi ion logam untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Logam berat diendapkan pada proses metabolisme dan eksresi. Proses ini dipengaruhi energi yang terkandung di sel dan parameter-parameter lingkungan
seperti pH, suhu, kekuatan ikatan ionik, cahaya dan lain-lain.
2.7 Wastetreat™ dan EM4® Effective Microorganism – 4