Pencemaran logam-logam di tanah

dalam Yani, 1993. Sedangkan menurut Yani 1993 secara umum proses deinking terdiri dari dua tahap penting yaitu penggilingan dan penghilangan tinta yang dapat dilakukan dengan cara flotasi atau pencucian. Bahan kimia yang ditambahkan pada penggilingan merupakan faktor penting dalam proses deinking karena bahan kimia tersebut berperan dalam memisahkan tinta dari serat yang telah terurai. Bahan kimia yang digunakan adalah NaOH, Na 2 SiO 3 , dan H 2 O 2 . NaOH dapat berfungsi sebagai pembasah tinta karena terjadi proses penyabunan pigmen dari vehicle atau binder tinta sehingga komponen tinta mudah terpisah. Na 2 SiO 3 berfungsi sebagai pendispersi tinta, buffer pH dan penyetabil peroksida. Peroksida berfungsi sebagai pemutih untuk meningkatkan derajat putih kertas dan pemecah tinta terutama offset. Menurut Altierie dan Wendel 1960, komposisi tinta cetak terdiri dari zat pewarna, zat pembawa pigmen dan aditif berupa formula-formula bahan pengering dan senyawa-senyawa yang akan memperbaiki operasi pencetakan. Zat pewarna dalam tinta cetak selalu menggunakan pigmen-pigmen seperti pada pigmen-pigmen pencelupan tetapi pigmen pada pencelupan kurang resisten terhadap cahaya, bahan kimia dan cenderung berpindah ke dalam kertas. Bahan anorganik yang berfungsi sebagai bahan pengisi yang sering digunakan antara lain tanah liat, dolomit, alumunium hidrat, kalsium karbonat, dan magnesium karbonat. Pigmen putih yang sering digunakan adalah titanium dioksida, seng oksida dan litpon Yani, 1993. Proses pendaurulangan kertas bekas melalui proses deinking akan menghasilkan limbah yang disebut sludge. Sludge deinking tersebut digolongkan ke dalam B3 bahan berbahaya dan beracun karena mengandung logam berat yang melalui proses deinking.

2.4 Pencemaran logam-logam di tanah

Pengolahan kertas bekas menjadi suplemen bahan baku kertas melalui proses deinking menyebabkan pencemaran logam berat. Seperti telah disebutkan pada sub bab sebelumnya dalam proses deinking penghilangan tinta dari kertas bekas dengan cara melarutkan tinta secara kimia dan memisahkan tinta dari pulp secara mekanis mengakibatkan komponen logam yang terdapat dalam tinta tertinggal dalam sludge yang menjadi limbah. Logam berat adalah logam yang mempunyai berat lima gram atau lebih untuk setiap cm 3 yang beratnya lima kali dari bobot air dan dapat menyebabkan timbulnya suatu bahaya pada makhluk hidup, hal ini terjadi jika sejumlah logam mencemari lingkungan. Logam-logam tertentu sangat berbahaya jika ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan karena logam tersebut mempunyai sifat yang merusak jaringan tubuh makhluk hidup Darmono, 1995. Toksisitas daya racun logam berat tergantung dari jenis, kadar, efek sinergi-antagonis dan sifat fisik-kimianya. Semakin besar kadar logam berat maka daya toksisitasnya semakin besar. Urutan daya racun logam berat adalah sebagai berikut: Hg Cd Ag Ni Pb As Cr Sn Zn Darmono, 1995. Diantara beberapa jenis logam yang telah ditemukan ternyata hanya beberapa logam yang sangat berbahaya yang dalam jumlah kecil sudah dapat menyebabkan keracunan fatal. Ada lima logam yang berbahaya bagi manusia yaitu: merkuri HgO, kadmium Cd, perak Ag, timbal Pb, dan Arsen As. Selain itu ada tiga logam yang kurang beracun yaitu tembaga Cu, selenium Se, seng Zn Gossel dan Bricker, 1984 dalam Lesmono, 2005. Timbal dapat menimbulkan keracunan pada sistem saraf, hematologik, hematotoksik dan mempengaruhi kerja ginjal. Toksisitas logam tembaga Cu pada manusia ditandai dengan beberapa gejala keracunan yaitu sakit perut, mual, muntah, diare dan beberapa kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian Darmono, 2001 dalam Ayu, 2002. Penyakit Wilson merupakan penyakit dimana sejumlah tembaga terkumpul dalam jaringan dan menyebabkan kerusakan jaringan yang luas. Penyakit ini menyebabkan hati tidak dapat mengeluarkan tembaga ke dalam darah atau ke dalam empedu. Sedangkan Krom Cr dapat membahayakan lingkungan walaupun hanya terdapat dalam jumlah kecil, krom bersifat stabil dan terakumulasi dalam tubuh, sehingga lama– kelamaan dapat memicu sel-sel kanker karsinogenik yang dapat membahayakan kesehatan Haryani,2007.

2.5 Baku mutu air tanah limbah