masyarakat hanya berlaku untuk wilayah sekitar kawasan wewengkon Kasepuhan Citorek saja yang meliputi tiga desa yaitu Desa Citorek, Ciparay dan Ciusul.
5.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah dan kepadatan penduduk di desa-desa yang wilayahnya masuk dalam wewengkon Kasepuhan Citorek pada tahun 1990, 1997, dan 2006 dapat
dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pertumbuhan Penduduk Desa di Wewengkon Kasepuhan Citorek 1990,
1997, dan 2006
No Desa Jumlah Penduduk jiwa
Kepadatan Penduduk jiwakm
2
1990 1997 2006 1990 1997 2006 1
Citorek 4564 4671
4903 97 99 104
2 Ciparay
3128 3507 3682 71 79 83
3 Ciusul
1677 1696 1755 48 49 51
Total 9369 9874
10340 74 78 82 Sumber: BPS Kabupaten Lebak 1991,1998, dan 2007 data telah diolah
Pertumbuhan penduduk di tiga desa yang sebagian wilayahnya masuk dalam wewengkon Kasepuhan Citorek pada kurun waktu 1990 – 2006 adalah
sebesar 10,36 atau sebesar 0,62 per tahun. Pada tahun 1990 jumlah penduduk di tiga desa tersebut adalah 9.369 jiwa dengan kepadatan 74 jiwa km
2
. Jumlah penduduk naik 5,39 pada tahun 1997 menjadi 9.874 jiwa dengan
kepadatan 76 jiwa km
2
. Pada tahun 2006 jumlah penduduk naik 4,72 menjadi 10.340 jiwa dengan kepadatan 79 jiwa km
2
. Desa Citorek merupakan desa dengan jumlah penduduk paling banyak dan
kepadatan penduduk paling tinggi diantara ketiga desa tersebut pada tahun 1990, 1997, dan 2006. Adapun desa dengan pertumbuhan penduduk paling tinggi adalah
Desa Ciparay yaitu 12,12 pada kurun waktu 1990 – 1997 dan 4,99 pada kurun waktu 1997 – 2006. Sedangkan Desa Ciusul merupakan desa yang memiliki
tingkat pertumbuhan penduduk paling rendah yaitu sebesar 1,13 pada kurun waktu 1990 – 1997 dan 3,48 pada kurun waktu 1997 – 2006.
Tabel 6 menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk di Kasepuhan Citorek. Peningkatan ini diikuti meningkatnya kebutuhan
masyarakat lahan baik untuk pemukiman maupun lahan pertanian. Kondisi ini mendorong terjadinya konversi lahan. Konversi lahan akan mengakibatkan
terjadinya perubahan penutupan lahan. Terbatasnya lahan yang berada di kawasan
enclave akan mendorong masyarakat akan membuka lahan dalam kawasan TNGHS.
Gambar 8. Hubungan Kepadatan Penduduk dengan Perubahan Penutupan Lahan
5.2.2. Mata pencaharian