Pemotongan citra Klasifikasi citra

UTM dan sistem koordinat geografik yang menggunakan garis latitude garis Timur-Barat dan garis longitude garis Utara-Selatan Perbaikan distorsi geometrik dapat dilakukan dengan mengambil titik-titik ikatkontrol dilapangan atau menggunakan petacitra acuan yang telah terkoreksi. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses resampling dengan nearest neighborhood dimana nilai digital piksel yang diisikan dari citra acuan ke citra yang akan dikoreksi adalah nilai-nilai digital tiap piksel yang memiliki nilailokasi terdekat.

2. Pemotongan citra

Subset image Pemotongan citra dilakukan dengan memotong wilayah yang menjadi objek penelitian. Batas wilayah yang akan dipotong dibuat dengan area of interest aoi yaitu pada wilayah yang masuk kedalam kawasan hutan adat Citorek.

3. Klasifikasi citra

Image classifcation Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pengklasifikasian adalah menetapkan kelas-kelas spektral yang terliput oleh citra satelit, kemudian membuat aturan penetapan klasifikasi untuk setiap piksel kedalam kelas-kelas yang telah ditentukan. Pemilihan kelompok-kelompok piksel kedalam kelas klasifikasi merupakan proses pemilihan objek feature selection. Pembagian kelas klasifikasi dibuat berdasarkan kondisi penutupan lahan sebenarnya dilapangan dan dibatasi menurut kebutuhan pengklasifikasian. Kelas klasifikasi tersebut meliputi hutan, perkebunan, sawah, ladang, semak, pemukiman, lahan kosong, dan air. Klasifikasi dilakukan dua tahap, yaitu klasifikasi tak terbimbing unsupervised classification dan klasifikasi terbimbing supervised classification . Klasifikasi tak terbimbing dilakukan sebelum kegiatan cek lapangan ground check. Pada metode ini, proses klasifikasi mengelompokkan piksel-piksel citra berdasarkan aspek statistik semata tanpa kelas-kelas yang didefinisikan sendiri training area. Peta hasil klasifikasi ini selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalan kegiatan cek lapangan. Klasifikasi terbimbing menggunakan training area berdasarkan titik-titik koordinat yang diambil di lapangan dengan menggunakan GPS. Training area merupakan identifikasi area-area tertentu di atas citra yang berisi tipe-tipe penutupan lahan yang diinginkan. Kemudian karakteristik spektral milik area-area ini digunakan untuk membimbing program aplikasi dalam menandai setiap piksel ke dalam salah satu kelas yang tersedia. Oleh karena itu, beberapa parameter statistik multivariat seperti halnya rata-rata, standar deviasi, dan matrik korelasi akan dihitung untuk setiap training areanya, sementara setiap pikselnya akan dievaluasi dan kemudian ditandai sebagai anggota suatu kelas yang paling memungkinkan maximum likelihood. Uraian pengolahan citra satelit seperti tersebut diatas dapat dijelaskan melalui Gambar 3. Gambar 3. Proses Pengolahan Citra

3.5.3. Analisis Perubahan Penutupan Lahan