Kecerahan Perairan m Analisis Kawasan Ekowisata 1.

pantai. Iklim setempat seperti curah hujan akan mempengaruhi salinitas dan angin yang kencang akan menyebabkan berkembangnya arus dan gelombang laut. Secara umum, pembahasan tentang sejumlah sifat oseanografi yang terkait secara langsung dengan wisata bahari di lokasi penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kecerahan Perairan m

Salah satu indikator kualitas perairan ditinjau dari aspek lingkungan yang berkaitan dengan masyarakat yang tinggal di sekitarnya adalah kecerahan perairan. Faktor yang mempengaruhi tingkat kecerahan air laut di pesisir kecamatan Paloh pada umumnya adalah partikel lumpur yang dibawa oleh aliran sungai. Nilai kecerahan air memberikan petunjuk tentang daya tembus cahaya ke dalam air laut atau berkaitan dengan intensitas cahaya di dalam laut. Intensitas cahaya di laut ditentukan selain oleh kondisi cahaya di atas permukaan laut juga oleh penyerapan dan pembauran di dalam laut. Faktor utama yang mempengaruhi pembauran cahaya di laut adalah adanya mineral seperti tanah liat, lumpur maupun yang berbentuk senyawa organik seperti plankton dan detritus Birowo, 1980. Kondisi air yang keruh diakibatkan oleh pembauran material mineral dan organik yang intensif. Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan di lokasi penelitian menunjukkan nilai kecerahan dipengaruhi oleh kandungan lumpur, kandungan plankton, dan zat-zat terlarut lainnya. Untuk kawasan pantai dimana terdapat banyak muara sungai besar, pengaruh lumpur dapat dengan jelas terlihat seperti yang terjadi di zona I dan II. Diperoleh hasil bahwa pada zona I dan II tingkat kecerahan air laut dimana sinar matahari hanya mampu menembus lapisan perairan sampai kedalaman 2 – 6 m pada jarak rata-rata 50 meter dari garis pantai, sedangkan untuk zona III dan IV kecerahan air mencapai 6 - 7 m pada jarak 50 m dari garis pantai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi perairan pesisir kecamatan Paloh pada zona III dan IV masih relatif baik dan cukup mendukung untuk dikembangkannya sektor ekowisata khususnya wisata bahari. Kecerahan yang rendah terukur pada perairan objek wisata yang ada di zona I dan II. Kecerahan yang rendah ini diakibatkan oleh partikel lumpur yang terbawa oleh arus surut sungai-sungai besar seperti sungai Paloh dan Merbau. Berbeda dengan perairan yang terdapat pada zona I dan II, kedalaman cahaya matahari yang terdapat di zona III dan IV dapat menembus perairan bahkan bisa mencapai dasar. Hal ini dikarenakan pada pinggiran pantai di zona III dan IV didominasi oleh pasir putih dan bebatuan, hal ini ditambah lagi dengan aktivitas masyarakat dan kepadatan penduduk yang masih rendah di kawasan ini.

2. Kecepatan Arus mdet