Similarity Pengaruh Perceive Communicator Characteristic Terhadap Intention to Switch

pengaruh normatif yang ditunjukkan. Penelitian dalam psikologi sosial e.g. Deutsch dan Gerrard, 1995; Lascu dan Zinkhan, 1999 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 serta penelitian di bidang pemasaran e.g. Gilly et al., 1998; Yale dan Gilly, 1995 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 menyatakan bahwa perceived characteristics sender dan kategori perceived product merupakan variabel penting dalam menentukan pengaruh normatif dan pengaruh informasionalnya, untuk itu dalam penelitian ini, sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Price et al 1980 peneliti mengambil peran variabel moderasi yaitu perceived risk terhadap pengaruh karakteristik komunikator dalam penyampaian sebuah informasi.

1. Pengaruh Perceive Communicator Characteristic Terhadap Intention to Switch

Sebagai karakteristik sender, expertise dan similiarity telah di identifikasi dan diuji pada penelitian terdahulu sebagai penentu pengaruh interpersonal begitu juga pengaruhnya terhadap penyampaian informasi melalui WOM. Keduanya secara positif terkait dalam mempengaruhi pesan yang diterima oleh receiver.

a. Similarity

Similarity atau homophily adalah tingkat dimana individu- individu mempunyai kesamaan terhadap atribut tertentu Brown and Reingen, 1987, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Beberapa teori dapat dihubungkan ketika menerangkan kenapa perceived sender similarity dapat meningkatkan pengaruh penyampaian informasi. Pertama, berdasarkan model source attractiveness oleh Kelman 1961, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 menyatakan bahwa penerima dapat mengidentifikasi informasi yang disampaikan sender dengan baik apabila terdapat kesamaan antara sender dan receiver, baik kesamaan latar belakang, pendapat, kesukaan maupun ketidaksukaan mereka. Kedua, dalam teori social comparison proposes yang dikemukakan oleh Festinger 1994, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 menyatakan bahwa orang cenderung akan membandingkan sikap dan kemampuan mereka dengan sikap dan kemampuan orang lain. Kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain meningkat apabila orang tersebut dilihat memiliki kesamaan dengan dirinya, karena menurut Festinger 1994, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 seseorang berasumsi bahwa seseorang yang sama memiliki kesamaan pula dalam hal kebutuhan dan kesenangan. Masih dalam Wangenheim dan Bayon 2004, Kamins 1990 menyatakan dalam hipotesisnya bahwa pengaruh informasional dipengaruhi oleh konsistensi image komunikator dengan image produk serta konsep diri self-consept dari penerima informasi tersebut. Studi empiris tentang pengaruh sourch similarity terhadap pengaruh informasional juga telah diteliti dalam riset iklan. Penelitian ini secara konsisten mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa similar comunicator dirasa lebih berpengaruh dibandingakan dissimilar comunicator e.g. Feick dan Higie, 1992, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Reingen, 1987; Price et al,1989; Gilli et al., 1998 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 juga menyatakan bahwa pengaruh WOM pada penerima akan semakin meningkat ketika terdapat kesamaan antara sender dan receiver dibandingkan bila informasi tersebut disampaikan oleh orang yang tidak memiliki kesamaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyusun hipotesis yang pertama sebagai berikut: H1. Semakin tinggi tingkat persamaan antara sender dengan receiver maka semakin besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan receiver untuk berpindah switching.

b. Expertise