Expertise Pengaruh Perceive Communicator Characteristic Terhadap Intention to Switch

comunicator dirasa lebih berpengaruh dibandingakan dissimilar comunicator e.g. Feick dan Higie, 1992, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Brown dan Reingen, 1987; Price et al,1989; Gilli et al., 1998 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 juga menyatakan bahwa pengaruh WOM pada penerima akan semakin meningkat ketika terdapat kesamaan antara sender dan receiver dibandingkan bila informasi tersebut disampaikan oleh orang yang tidak memiliki kesamaan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menyusun hipotesis yang pertama sebagai berikut: H1. Semakin tinggi tingkat persamaan antara sender dengan receiver maka semakin besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan receiver untuk berpindah switching.

b. Expertise

Keahlian sender expertise dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penyampaian sebuah informasi e.g. Deutsch dan Gerrard, 1955; Herr et al., 1955; Herr et al., 1991; Lascu dan Zinkhan, 1999; Yale dan Gilly, 1995, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Keahlian dapat didefinisikan sebagai kemampuan sender dalam menyampaikan informasi mengenai produk tersebut dengan baik Feick dan Higie, 1992: p.12 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Bristor 1990 yang mendefinisikan expertise sebagai tingkat dimana sender dinilai memiliki kemampuan untuk memberikan sebuah informasi yang benar dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Gilly et al. 1998, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004 menyatakan bahwa pendapat seorang yang ahli akan lebih sering dicari daripada pendapat orang lain, karena mereka dianggap memiliki kualitas informasi yang lebih tinggi. Dengan pengetahuan yang dimiliki memungkinkan mereka untuk meyakinkan orang lain mengenai opini mereka tentang suatu produk dan merek. Studi empiris menunjukkan bahwa orang yang ahli sering menjadi opinion leader dalam sebuah kategori produk Jacoby dan Hoyer, 1981, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Orang lain sering mengikuti keputusan para opinion leader, karena mereka dianggap memiliki kualitas informasi yang lebih dari pada orang lain Gilly et al, 1998 dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasannya sebuah informasi yang didapatkan dari seseorang yang ahli mengenai suatu produk dapat memberikan pengaruh kepada penerimanya. Bukti empiris menyatakan bahwa informasi yang diperoleh dari sumbersender yang ahli lebih besar pengaruhnya terhadap penerima dibandingkan informasi yang disampaikan oleh orang yang tidak ahli Bone, 1995; Her et al., 1991; Feick dan Higie, 1992, dalam Wangenheim dan Bayon, 2004. Untuk itulah peneliti menyusun hipotesis kedua yang memperkirakan bahwa keahlian seorang sumber berhubungan secara positif terhadap pengaruh word of mouth. H2. Semakin tinggi source expertise, semakin besar pengaruh word of mouth terhadap keputusan sender untuk berpindah switching

2. Pengaruh Perceived Risk sebagai Variabel Moderasi