Karakteristik Bahan Humat TINJAUAN PUSTAKA

dengan mengisi cekungan tanah atau dengan menimbunnya di atas permukaan tanah, sehingga tidak efisien bagi industri yang mengeluarkan limbah tersebut dalam jumlah besar, sedangkan tanah memiliki daya tampung yang terbatas. Untuk itu perlu terus dikembangkan adanya kemungkinan pemanfaatan abu batubara menjadi bahan yang lebih berguna terutama dalam bidang pertanian. Dari hasil analisis sifat kimia abu terbang, menunjukkan bahwa abu terbang memiliki pH alkalin 11-12 serta mengandung unsur-unsur esensial yang dibutuhkan oleh tanaman seperti P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Cu, dan Zn. Sesuai dengan Kumar et. al. 2000, diperkirakan rata-rata 95-99 abu terbang terdiri dari oksida SiO 2 , Al 2 O 3 , Fe 2 O 3 dan CaO; kira-kira 0,5-3,5 terdiri dari Na 2 O, P 2 O 5 , K 2 O dan SO 3 serta sisanya tersusun oleh unsur mikro. Abu batubara dapat meningkatkan bobot kering polong pada tanaman kacang tanah dan meningkatkan diameter batang pada anakan sengon. Takaran abu terbang fly ash menurut Stuczynski et. al. 1998, dosis yang digunakan adalah : 0, 20, 40 dan 80 gkg dan diinkubasi 10, 25 dan 60 hari. Menurut Iskandar et. al. 2003, dosis ameliorasi abu terbang di tanah gambut adalah sebesar 5 – 10 kgpohon pada kondisi lapang.

2.4. Karakteristik Bahan Humat

Menurut Tan 1993 secara kimia, bahan-bahan organik dalam tanah diklasifikasikan menjadi 3 fraksi yaitu : 1 Humin, tidak larut dalam larutan asam maupun basa, 2 Bahan humat, larut dalam larutan basa tetapi tidak larut dalam larutan asam pH 2, 3 Asam fulvat , larut dalam larutan asam maupun larutan basa. Bahan humat merupakan bahan makromolekul polielektrolit yang memiliki gugus fungsional seperti –COOH, -OH fenolat maupun –OH alkoholat sehingga bahan humat memiliki peluang untuk membentuk kompleks dengan ion logam karena gugus ini dapat mengalami deprotonasi pada pH yang relatif tinggi. Disosiasi proton yang terjadi pada gugus fungsional yang bersifat asam pada bahan humat dipengaruhi oleh: 1 atraksi elektrostatik atau tolakan muatan yang ada dalam molekul, 2 ikatan hidrogen sesama dan antar molekul Alimin et.al, 2005. Senyawa humat terdiri atas makromolekul aromatik kompleks asam amino, peptida, termasuk juga ikatan antar kelompok aromatik yang juga terdiri atas Bahan organik tanah Bahan humat larut Humin + Bahan bukan humat tidak larut Asam fulvat larut Asam humat tidak larut Asam fulvat larut Humus β tidak larut Asam humat tidak larut Asam himatomelanik larut Humat coklat larut Humus kelabu tidak larut fenolik OH bebas, struktur quinon, nitrogen dan oksigen pada cincin aromatik. Kandungan asam humat tanah yaitu C, H, N, O, S dan P serta unsur lain seperti Na, K, Mg, Mn, Fe dan Al. Kandungan asam humat yaitu 56.2 C, 35.5 O, 47 H, 3.2 N dan 0.8 S Arsiati, 2002. Berdasarkan hasil penelitian, secara kimia ketiga fraksi senyawa humat baik asam humat, asam fulvat dan humin mempunyai komposisi yang hampir sama, tetapi berbeda dalam hal bobot molekul dan kandungan gugus fungsionalnya. Asam fulvat mempunyai bobot molekul rendah, tetapi kandungan gugus fungsional yang mengandung O, yaitu –COOH karboksil, -OH fenolik dan –C=O karbonil lebih tinggi per satuan bobot dibandingkan dengan asam humat dan humin Kononova, 1996. Sejumlah metode tersedia untuk ekstraksi dan isolasi bahan humat dari tanah. Prosedur yang paling umum untuk pemisahan humat menjadi berbagai fraksi ditunjukkan pada Gambar 1. Pemilihan ekstrakan yang cocok disarankan pada pertimbangan : 1 reagen seharusnya tidak mempunyai pengaruh merubah sifat fisik dan kimia bahan yang diekstrak, dan 2 reagen harus dapat secara kuantitatif memisahkan bahan humat dari tanah Tan, 1993. dengan alkali dengan asam disesuaikan ke pH 4.8 dengan alkohol dengan garam netral Gambar 1. Bagan alur pemisahan humat menjadi berbagai fraksi humat Tan, 1993. Bersama dengan liat tanah, senyawa humat berperan atas sejumlah aktivitas kimia dalam tanah. Senyawa humat dan liat terlibat dalam reaksi kompleks dan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, senyawa humat memperbaiki kesuburan tanah dengan mengubah kondisi fisik, kimia, dan biologi dalam tanah. Secara langsung senyawa humat merangsang pertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap metabolisme dan terhadap sejumlah proses fisiologi lainnya Tan, 1993.

2.5. Karakterstik Tanaman Sengon Paraserienthis falcataria