Jenis tanah Inceptisol menunjukkan perkembangan tanah sedang, dimana diferensiasi horizon belum tegas umumnya berasosiasi dengan jenis tanah Ultisol.
Tanah ini sebagian besar terdapat di daerah dataran berbukit hummocky dan hillocky
. Terdapat 2 great grup tanah untuk Inceptisol, yaitu Dystropepts dan Eutropepts
. Kondisi lahan dimana tanah Inceptisol dijumpai, beberapa diantaranya menunjukkan adanya bahaya erosi lokal dengan bentuk erosi berupa
erosi parit gully erosion Anonim, 2001. Jenis tanah Ultisol menunjukkan reaksi tanah yang sangat masam hingga
masam, dengan kejenuhan alumunium yang rendah hingga sangat tinggi. Solum tanah agak dalam sampai dalam, drainase tanah agak cepat hingga cepat. Jenis
Ultisol dapat diklasifikasikan dalam 2 great grup yaitu; Hapludults dan Kandiudults
. Kondisi lahan dimana tanah Ultisol dijumpai, diantaranya menunjukkan erosi lokal dengan tingkat bahaya erosi sedang hingga berat dengan
kenampakan erosi parit gully erosion. Jenis Alfisol yang ada di Tambang Sangata luasnya sangat terbatas. Secara khusus jenis tanah ini terdapat di Pit
HarapanC-Northeks-Surya, Pit AB, dan dumping AB. Jenis Alfisols yang terdapat di lokasi tersebut diklasifikasikan ke dalam great grup Kandiudalfs
Anonim, 2001. Hasil analisis contoh tanah di wilayah studi penambangan PT. Kaltim Prima Coal PT. KPC disajikan pada Tabel 1.
2.3. Karakteristik Abu Terbang Fly Ash
Abu terbang fly ash adalah terminologi umum untuk abu terbang yang ringan akibat dari suatu proses pembakaran suatu bahan. Abu terbang fly ash
dalam konteks ini adalah abu yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada boiler PLTU yang tertangkap oleh electrostatic precipitator dengan efisiensi
99,5. Secara fisik abu terbang merupakan partikel yang sangat halus dan memiliki warna terang serta memiliki butiran yang lebih bundar dibandingkan
dengan abu dasar yang merupakan fraksi yang lebih kasar dan memiliki warna abu gelap, abu dasar jatuh terkumpul di dasar tungku pembakaran furnace
setelah melalui proses pembakaran Kumar et. al., 2000.
Tabel 1. Sifat Kimia Tanah di Wilayah Studi PT. Kaltim Prima Coal PT. KPC Sifat Kimia Tanah
Nilai Keterangan
pH H
2
O 4,59
Masam C-Organik
1,22 Rendah
N Total 0,10
Rendah CN ratio
12,31 Rendah
P-tersedia ppm 9,17
Sangat Rendah Ca me100 gram
3,44 Rendah
Mg me100 gram 0,68
Rendah K me100 gram
0,27 Rendah
Na me100 gram 0,15
Rendah Al me100 gram
2,35 Sedang
H me100 gram 2,81
KTK me100 gram 9,81
Rendah KB
43,62 Sedang
SO
4
mg100 gram 0,27
Sumber : dokumen AMDAL PT Kaltim Prima Coal Anonim, 2001
Untuk mendukung kegiatan pertambangan, PT. KPC membutuhkan sumber energi listrik yang besar. Perusahaan ini membangun sebuah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap PLTU dengan nama PLTU Tanjung Bara, yang berada di lahan seluas 1,8 ha dekat dengan Pelabuhan Tanjung Bara. Selain menghasilkan uap
sebagai pembangkit listrik, PLTU ini juga menghasilkan residu pembakaran. Setiap harinya, PLTU ini membutuhkan 96 ton batubara, 120 ribu liter air tawar
untuk memasok ketel, dan sedikitnya 302.400 liter air laut untuk pendingin. Dan menghasilkan limbah 2,3 ton abu terbang fly ash dan 1,5 ton abu dasar perhari
Maemunah, 2009. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 abu batubara
termasuk salah satu bahan beracun dan berbahaya B3. Tingginya produksi abu batubara ini akan menimbulkan masalah yaitu limbah batubara tersebut dapat
mencemari lingkungan karena salah satu cara pembuangan limbah tersebut
dengan mengisi cekungan tanah atau dengan menimbunnya di atas permukaan tanah, sehingga tidak efisien bagi industri yang mengeluarkan limbah tersebut
dalam jumlah besar, sedangkan tanah memiliki daya tampung yang terbatas. Untuk itu perlu terus dikembangkan adanya kemungkinan pemanfaatan abu
batubara menjadi bahan yang lebih berguna terutama dalam bidang pertanian. Dari hasil analisis sifat kimia abu terbang, menunjukkan bahwa abu terbang
memiliki pH alkalin 11-12 serta mengandung unsur-unsur esensial yang dibutuhkan oleh tanaman seperti P, K, Ca, Mg, Fe, Mn, Cu, dan Zn. Sesuai
dengan Kumar et. al. 2000, diperkirakan rata-rata 95-99 abu terbang terdiri dari oksida SiO
2
, Al
2
O
3
, Fe
2
O
3
dan CaO; kira-kira 0,5-3,5 terdiri dari Na
2
O, P
2
O
5
, K
2
O dan SO
3
serta sisanya tersusun oleh unsur mikro. Abu batubara dapat meningkatkan bobot kering polong pada tanaman kacang tanah dan meningkatkan
diameter batang pada anakan sengon. Takaran abu terbang fly ash menurut Stuczynski et. al. 1998, dosis
yang digunakan adalah : 0, 20, 40 dan 80 gkg dan diinkubasi 10, 25 dan 60 hari. Menurut Iskandar et. al. 2003, dosis ameliorasi abu terbang di tanah gambut
adalah sebesar 5 – 10 kgpohon pada kondisi lapang.
2.4. Karakteristik Bahan Humat