Berat jenis BJ Kerapatan

13 Perbedaan nilai KA pada masing-masing bagian batang sebagaimana di atas selain disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan tempat tumbuh dan asal heredity pohon juga dipengaruhi oleh proporsi kayu juvenil yang ada. Bagian ujung batang selain didominasi oleh sel-sel yang berdinding tipis dengan diameter lumen yang lebih besar, juga merupakan bagian yang masih hidup sehingga lebih banyak mengandung air. Selain itu abnormalitas pada pertumbuhan pohon seperti adanya kayu tarik dan kayu tekan juga akan mempengaruhi nilai KA kayu Tsoumis 1991.

4.1.2 Berat jenis BJ

Rata-rata BJ kayu surian pada masing-masing bagian batang pangkal, tengah dan ujung disajikan pada Tabel 3. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1. Tabel 3 Rata-rata BJ kayu surian pada masing-masing bagian batang Ulangan Pangkal Tengah Ujung 1 0,54 0,55 0,51 2 0,52 0,60 0,52 3 0,49 0,57 0,55 4 0,46 0,53 0,53 5 0,46 0,54 0,60 6 0,47 0,53 0,41 Rata-rata 0,49 0,55 0,52 Dari Tabel 3 diketahui bahwa BJ tertinggi terdapat di bagian tengah batang 0,55, kemudian diikuti oleh BJ di bagian ujung 0,52, dan yang terendah pada bagian pangkal batang 0,49. Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA Tabel 4 menunjukkan bahwa bagian batang tidak mempengaruhi nilai BJ kayu. Dengan demikian, meskipun nilai BJ kayu bervariasi, secara umum BJ kayu surian di bagian pangkal setara dengan yang di bagian tengah maupun yang di bagian ujung batang. Secara umum rata-rata BJ kayu surian yang diteliti adalah sebesar 0,52. Dengan nilai BJ kayu yang demikian, kayu surian masuk dalam Kelas Kuat III. Menurut Yap 1997, kayu-kayu dengan selang nilai BJ kayu 0,40-0,60 masuk dalam Kelas Kuat III. 14 Tabel 4 Analisis sidik ragam BJ kayu per masing-masing bagian batang Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig. Bagian Batang 0,012 2 0,006 3,122 0,074 Kesalahan 0,029 15 0,002 Total Terkoreksi 0,041 17 BJ kayu surian hasil penelitian ini meski lebih besar dari Martawijaya et al. 2005 b tetap masuk dalam selang yang mereka hasilkan. Menurut Martawijaya et al. 2005 b , BJ kayu surian berkisar 0,27-0,67, dengan rata-rata sebesar 0,39. Menurut Pandit dan Kurniawan 2008, BJ kayu dari jenis yang sama bisa saja bervariasi karena dipengaruhi oleh umur pohon, tempat tumbuh, dan kecepatan pertumbuhan pohon . Dibandingkan dengan Martawijaya et al. 2005 a , BJ kayu surian yang diteliti juga lebih rendah dari BJ kayu jati 0,67.

4.1.3 Kerapatan

Rata-rata kerapatan kayu surian pada bagian pangkal, tengah dan ujung batang disajikan pada Tabel 5. Hasil lengkap perhitungan disajikan pada Lampiran 1. Dari Tabel 5 diketahui bahwa kerapatan kayu tertinggi terdapat di bagian tengah batang 0,64 gcm 3 , kemudian diikuti oleh kerapatan kayu di bagian pangkal 0,61 gcm 3 , dan yang terendah pada bagian ujung batang 0,57 gcm 3 . Tabel 5 Rata-rata kerapatan kayu surian gcm 3 pada masing-masing bagian batang Ulangan Pangkal Tengah Ujung 1 0,56 0,62 0,55 2 0,57 0,67 0,60 3 0,65 0,64 0,60 4 0,59 0,60 0,62 5 0,64 0,69 0,53 6 0,68 0,61 0,54 Rata-rata 0,61 0,64 0,57 Kerapatan kayu surian hasil penelitian ini relatif sama dengan kerapatan kayu mahoni dan atau kayu mangium, tetapi lebih besar dibandingkan dengan kerapatan kayu sengon. Kerapatan kayu mahoni dan kayu mangium masing- masing sebesar 0,57 gcm 3 Wahyuni 2006 dan 0,61 gcm 3 Subiyanto 2006, sedangkan kerapatan kayu sengon adalah 0,36 gcm 3 Amin 2006. 15 Hasil analisis sidik ragam atau ANOVA Tabel6 menunjukkan bahwa bagian batang berpengaruh nyata terhadap nilai kerapatan kayu. Tabel 6 Analisis sidik ragam kerapatan kayu surian per masing-masing bagian batang Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Nilai Tengah Derajat Bebas Kuadrat Tengah F Hitung Sig. Bagian Batang 0,013 2 0,007 3,877 0,044 Kesalahan 0,025 15 0,002 Total Terkoreksi 0,038 17 Kerapatan kayu yang terdapat di bagian tengah batang merupakan nilai yang tertinggi, sedangkan yang di bagian ujung adalah yang terendah. Menurut Bowyer et al. 2003, bagian ujung batang merupakan bagian dengan porsi kayu juvenil terbesar dan porsi kayu dewasa terkecil. Sel-sel penyusunnya didominasi oleh sel dengan dinding yang tipis dan rongga sel yang lebih lebar. Inilah sebabnya mengapa kerapatan kayu di bagian ujung batang selalu lebih kecil dibandingkan dengan bagian batang yang lain. Tingginya nilai kerapatan kayu di bagian tengah batang dibandingkan dengan yang di pangkal batang mengikuti Sanio, dimana dinding sel cenderung bertambah tebal dari pangkal ke suatu titik dan kemudian terus berkurang ke arah ujung batang. Semakin tebal dinding sel, maka kerapatan akan semakin meningkat. 4.2 Sifat Mekanis 4.2.1 MOE