43
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model
regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park,
Uji Glesjer, Melihat pola grafik regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman.
Gambar 4.2 Uji
Heteroskedastisitas
Sumber: Data Diolah
Dilihat pada gambar 4.2 Grafik Scatter diatas, jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik meyebar tidak beraturan di atas
dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan
44
tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
D. Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan software IBM SPSS 19. Menurut Indriantoro
dan Supomo 2002 analisis regresi linier berganda pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang
umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran
interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.
Tabel 4.6 Uji analisis regresi linear berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant .228
.036 6.413
.000 ROA
-.063 .023
-.496 -2.697 .011
ROE .025
.021 .200
1.188 .243
LAR -.073
.051 -.247 -2.326
.023 LDR
-.005 .011
-.076 -.463
.646 a.
Dependent Variable: CAR Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil uji analisis linear berganda pada tabel 4.6, dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut :
45
CAR = 0,228 + 0,063 ROA + 0,025 ROE
– 0,073 LAR– 0,005 LDR + e
E. Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat dilakukan pengujian statistiksignifikan model regresi untuk melihat
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara
parsial individual maupun secara simultan bersama-sama . a.
Uji Parsial Uji-t
Menurut Ghozali 2011 uji-t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependennya. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1 H0 : Jika nilai signifikansi t 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
diterima. 2
Ha : Jika nilai signifikansi t 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
46
Tabel 4.7 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant .228 .036
6.413 .000 ROA
-.063 .023
-.496 -2.697 .011
ROE .025
.021 .200
1.188 .243 LAR
-.073 .051
-.247 -2.326 .023
LDR -.005
.011 -.076
-.463 .646 a. Dependent Variable: CAR
Sumber: Data Diolah Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji parsial, pengaruh ROA,
ROE, LAR, dan LDR dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Pengaruh Return On Asset X1 terhadap Capital Adequacy Ratio Y
H01 : t1 ≤ 0,05 Return On Asset berpengaruh signifikan
terhadap Capital Adequacy Ratio. Ha1 : t1 0,05 Return On Asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Berdasarkan tabel 4.9, Return On Asset memiliki
nilai koefisien sebesar -2,697. Nilai signifikansi Return On Asset adalah sebesar 0.0111 lebih kecil dari nilai
signifikansi yang ditetapkan, yaitu 5 atau 0,05. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Return On Asset
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.
47
2. Pengaruh Return On Equity X2 terhadap Capital
Adequacy Ratio Y H02
: t2 ≤ 0,05 Return On Equity berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Ha2
: t2 0,05 Return On Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.
Berdasarkan tabel 4.9, Return On Equity memiliki nilai koefisien sebesar 1.188 Nilai signifikansi Return On
Equity adalah sebesar 0.243 lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan, yaitu 5 atau 0,05.
Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio.
3. Pengaruh Loan to Asset Ratio X3 terhadap Capital
Adequacy Ratio Y H03
: t3 ≤ 0,05, Loan to Asset Ratio berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Ha3
: t3 ≤ 0,05, Loan to Asset Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Berdasarkan tabel 4.9, Loan to Asset Ratio memiliki
nilai koefisien sebesar -2.326. Nilai signifikansi Loan to Asset Ratio adalah sebesar 0.023 lebih kecil dari nilai
signifikansi yang ditetapkan, yaitu 5 atau 0,05. Hipotesis
48
ketiga yang menyatakan bahwa Loan to Asset Ratio tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio.
4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio X4 terhadap Capital
Adequacy Ratio Y H04
: t4 ≤ 0,05, Loan to Deposit Ratio berpengaruh
signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio. Ha4
: t4 0,05, Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.
Berdasarkan tabel 4.9, Loan to Deposit Ratio memiliki nilai koefisien sebesar -0,463. Nilai signifikansi
Loan to Deposit Ratio adalah sebesar 0.646 lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan, yaitu 5 atau 0,05.
Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital
Adequacy Ratio.
b. Uji Koefisien Determinasi R
2
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian
yaitu Pertumbuhan, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan Efisiensi Perusahaan. Berikut ini adalah hasil dari uji Koefisien
Determinasi R
2
: