83
Strategi kognitif adalah suatu keterampilan yang tersusun secara internal yang mengendalikan tingkah laku seseorang. Istilah strategi kognitif berlaku
untuk berbagai keterampilan yang digunakan orang untuk mengatur proses-proses memperhatikan, mempelajari, mengingat, dan berpikir. Dengan demikian, strategi
kognitif merupakan keterampilan yang digunakan oleh orang untuk mengendalikan tingkah lakunya sendiri.
Informasi verbal sebenarnya adalah keterampilan mengolah berbagai macam informasi. Apabila berbagai macam informasi disusun ke dalam sesuatu
yang mengandung fakta-fakta dan generalisasi-generalisai yang saling berhubungan secara bermakna, maka sesuatu itu akan menjadi sebuah
pengetahuan. Pengetahuan merupakan sarana bagi pemikiran dan pemecahan masalah.
Keterampilan motorik merupakan kemampuan manusia yang paling mudah diamati. Biasanya keterampilan motorik dapat dianalisis menjadi
keterampilan yang menghasilkan performansi tertentu. Ciri performasi yang berkaitan dengan keterampilan motorik adalah kecepatan, ketepatan, kekuatan,
atau kelenturan gerakan tubuh. Di sekolah, keterampilan motorik dapat berupa kemahiran menulis, menggambar, berolah raga, menggunakan alat-alat
laboratorium dan lainnya yang berkaitan dengan aktivitas belajar. Sikap adalah keadaan manusia yang kompleks yang mempengaruhi
tingkah lakunya terhadap orang lain, benda, dan peristiwa. Sikap juga dapat diartikan sebagai keadaan internal manusia yang mempengaruhi pilihannya
terhadap perlakuannya pada obyek, manusia, atau peristiwa. Sikap pada diri siswa biasanya sangat dipengaruhi oleh pengalaman yang dilalui sebelumnya.
G. Pengertian Pengukuran, Asesmen, dan Evaluasi
Pengukuran adalah pengenaan angka-angka pada performansi atau sifat untuk dapat menyatakan kualitas atau kuantitas. Subiyanto, 1988: 189
Sedangkan Zainul Nasution 2001 menyatakan bahwa pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh orang, hal, atau obyek tertentu berdasarkan formulasi atau aturan yang jelas.
84
Berdasarkan dua pengertian di atas, maka pengukuran dapat menghasilkan data kuantitatif maupun kualitatif dan sifatnya obyektif atau apa adanya sesuai dengan
apa yang diukur. Penilaian adalah penerapan praktis dari pengukuran Subiyanto, 1988:
189. Sedangkan Zainul Nasution 2001 menyatakan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar dengan menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Penilaian sebenarnya diambil dari kata asessment bahasa
Inggris atau assidere bahasa Perancis yang artinya sit beside duduk di samping atau duduk di dekat. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam bahasa Indonesia
karena sulit mencari padanan katanya, jika yang dimaksud adalah penilaian dari awal sampai akhir pembelajaran sebaiknya disebut asesmen saja.
Adapun pengertian sit beside duduk di samping atau di dekat mengandung makna yang luas, tetapi secara singkatnya memberikan gambaran
bahwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, hendaknya seorang guru tidak pernah jauh dari siswanya. Tujuannya agar guru bisa menilai perubahan tingkah
laku siswa dari awal sampai akhir pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, seorang guru dapat mengetahui dengan pasti siswanya dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sudah ditetapkan atau tidak. Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh
informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua atau lebih alternatif yang paling diinginkan. Subiyanto, 1988: 188 Jadi, evaluasi merupakan proses
memperoleh informasi dalam rangka untuk mengambil suatu keputusan. Arikunto menyatakan bahwa kegiatan evaluasi mencakup kegiatan pengukuran dan
penilaian. Terkadang evaluasi lebih cenderung bersifat subyektif. Zainul Nasution 2001 menyatakan bahwa evaluasi merupakan
padanan dari penilaian. Inilah alasannya mengapa dalam melakukan penilaian lebih baik spesifik menyatakan asesmen atau evaluasi. Perbedaan evaluasi dan
penilaian, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Perbedaan Evaluasi dengan Asesmen
85
No. Evaluasi
Asesmen 1.
Menilai hasil belajar Menilai hasil dan proses belajar
2. Tes sebagai alat ukur
Selain tes bisa dengan alat ukur lain 3.
Tes diberikan di akhir pembelajaran
Tes diberikan selama pembelajaran awal – akhir
4. Menilai pelaksanaan kegiatan
belajar Menilai pelaksanaan kegiatan
belajar dan proses
5. Evaluator tidak terlibat dalam
proses evaluasi Asestor terlibat dalam proses
penilaian
6. Aspek yang dinilai hanya aspek
kognitif Aspek yang dinilai adalah aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif
7. Mengukur hasil yang telah
diajarkan Mengukur hal yang jauh ke depan
Dengan melihat tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran asesmen cakupannya lebih luas, sedangkan di luar pembelajaran evaluasilah yang
cakupannya lebih luas. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan belajar dapat tercapai. Adapun tujuan asesmen
bukan hanya untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pencapaian tujuan belajar dapat tercapai, tetapi juga mengukur hal yang jauh ke depan.
Fungsi pengukuran, asesmen, evaluasi, dan tes dalam pendidikan secara umum adalah untuk:
1. Seleksi
2. Penempatan
3. Diagnosis dan remedial
4. Umpan balik
5. Memotivasi dan membimbing belajar
6. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
7. Pengembangan ilmu.
H. Jenis Instrumen Asesmen