69
E. Pengantar
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya dilakukan adalah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui sejauh mana siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan diperlukan penilaian dengan menggunakan alat ukur tertentu. Bagi seorang guru sangat penting menguasai cara
penilaian hasil belajar siswa. Penilaian yang keliru tentu sangat merugikan siswa. Penilaian dalam kegiatan pembelajaran sering disebut juga asesmen. Pengertian
asesmen seringkali disamakan dengan evaluasi, padahal keduanya merupakan dua pengertian yang berbeda. Asesmen dilakukan sejak awal sampai dengan akhir
pembelajaran, sedangkan evaluasi dilakukan setelah pembelajaran berakhir. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, penilaian hasil belajar siswa sudah
direncanakan secara matang, sehingga penilaian bisa bersifat obyektif dan menggambarkan penguasaan hasil belajar siswa yang sebenarnya.
F. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Hierarkhi Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan di Indonesia merupakan sebuah sistem, sehingga
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Nasional memiliki visi, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam waktu yang relatif singkat. Visi Pendidikan Nasional adalah “Terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.”
70
Selain memiliki visi, Pendidikan Nasional juga memiliki misi, yaitu tujuan yang ingin dicapai jauh di masa yang akan datang. Misi Pendidikan Nasional
adalah: a. Mengupayakan
perluasan dan
pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
Secara tersurat, visi dan misi Pendidikan Nasional dirumuskan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU RI No.20
Tahun 2003 Bab II Pasal 2 adalah “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, dikenal beberapa macam tujuan pembelajaran. Tujuan paling tinggi tingkatannya adalah tujuan pendidikan
nasional yang kemudian dijabarkan lagi dalam tujuan institusional. Tujuan institusional dianggap masih sangat luas, sehingga perlu dijabarkan lagi secara
spesifik dalam tujuan kurikuler. Tujuan institusional adalah tujuan kelembagaan atau jenjang pendidikan,
misalnya tujuan pendidikan sekolah dasar, tujuan pendidikan sekolah menengah, dan tujuan pendidikan perguruan tinggi. Tujuan kurikuler adalah tujuan tiap mata
pelajaran. Dalam prakteknya, tujuan kurikuler dijabarkan lebih spesifik lagi dalam tujuan instruksional. Tujuan instruksional sendiri terbagi menjadi dua, yaitu tujuan
instruksional umum TIU dan tujuan instruksional khusus TIK. Dalam KTSP yang berlaku sekarang, TIU dan TIK menjadi Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Kurikulum 2006 pada dasarnya tidak begitu berbeda dengan kurikulum
2004 yang dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK. Dalam kurikulum 2006 juga masih menekankan kompetensi-kompetensi tertentu dalam
implementasinya di sekolah. Bahkan istilah-istilah yang terdapat dalam kurikulum
71
2004 juga masih digunakan dalam kurilukum 2006. Istilah-istilah tersebut antara lain Susilo, M.J., 2007. :
Kecakapan hidup life skill; kemampuan yang diperlukan untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia dan secara bermartabat.
Cakupan adequacy; mempunyai cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran yang memadai untuk menunjang penguasaan kemampuan dasar
ataupun standar kompetensi. Kemampuan dasarkompetensi dasar; kemampuan minimal dalam mata
pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi
tertentu dari suatu mata pelajaran. Kompetensi competency; gambaran penampilan suatu kemampuan tertentu
secara bulatutuh yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.
Kompetensi lulusan; kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan lulusan suatu jenjang pendidikan yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik. Konsistensi ketaatasasan; Keselarasan hubungan antar komponen dalam
silabus kemampuan dasar, materi pembelajaran, dan pengalaman belajar. Materi pokok; bahan ajar esensial konsep yang harus dipelajari siswa dan
dikembangkan guru dalam materi pembelajaran. Materi pembelajaran; bahan ajar minimal yang harus dipelajari siswa untuk
menguasai kemampuan dasar. Pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran yang mensyaratkan
merumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Pendekatan hierarkhis; strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas penjenjangan materi pokok.
Pendekatan prosedural; strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan atas urutan penyelesaian suatu tugas pembelajaran.
72
Pendekatan tematik; strategi pengembangan materi pembelajaran berdasarkan yang bertitik tolak dari sebuah tema.
Pendekatan terjala webbed; strategi pengembangan materi pembelajaran dengan menggunakan topik dari berbagai mata pelajaran yang relevan sebagai
titik sentral dan hubungan antar tema dan sub-tema dapat digambarkan sebagai sebuah jala webb.
Pengalaman belajar; aktivitas belajar yang harus dilakukan oleh siswa dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar, dan
materi pembelajaran. Ranah kognitif; aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir;
kemampuan memperoleh pengetahuan; kemampuan yang berkaitan dengan pemerolehan
pengetahuan, pengenalan,
pemahaman, konseptualisasi,
penentuan, dan penalaran. Ranah afektif; aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat
penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek. Ranah psikomotorik; aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan
pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.
Relevansi; keterkaitan antar unsurkomponen. Silabus; Susunan teratur materi pembelajaran mata pelajaran tertentu pada
kelassemester tertentu yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta materi pokok yang perlu dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi; kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan
untuk satu mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki oleh siswa; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam
suatu mata pelajaran. Alokasi waktu; lamanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam
kelas atau laboratorium yang dibatasi oleh kedalaman materi pembelajaran dan jenis kegiatan.
73
Indikator; karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan atau respons yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa
itu telah memiliki kemampuan dasarkompetensi dasar tertentu. Indikator pencapaian; tanda-tanda siswa telah memiliki kemampuan
dasarkompetensi dasar tertentu dan merupakan jabaran dari kemampuan dasarkompetensi dasar tertentu.
Selain tujuan-tujuan di atas, dalam dunia pendidikan secara luas juga dikenal klasifikasi tujuan berdasarkan beberapa pendapat para ahli. Dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, tujuan pendidikan dijabarkan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang terkenal adalah tujuan pembelajaran
berdasarkan Bloom dan tujuan berdasarkan Gagne dan Briggs.
2. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Bloom