Kurikulum IPA Tahun 1947-2004

10 perubahan kurikulum dengan kekuasaan baik dari segi politik maupun administrative. Hasan, 1994

1. Kurikulum IPA Tahun 1947-2004

Kurikulum pertama yang dikenal bangsa Indonesia yakni “Rentjana Peladjaran 1947” yang kemudian dirinci menjadi “ Rentjana Peladjaran Terurai 1952” dimana kurikulum ini menekankan adanya keseimbangan antara pendidikan nalar dan pendidikan watak. Ilmu teoritis perlu diseimbangkan dengan hal yang praktis yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perkembangan kurikulum selanjutnya muncul pada tahun 1960an yakni Pancawardhana yang berisi pada prinsip pemupukan cinta bangsa dan tanah air serta pengembangan kecerdasan. Perubahan kurikulum yang cukup mendasar terjadi dengan munculnya “Rentjana Pendidikan 1964” yang memunculkan ilmu hayat sebagai kelompok ilmu pengetahuan alam. Substansi kurikulum ini memunculkan aspek keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan penyelesaian masalah sebagai hal yang penting untuk dibekalkan kepada peserta didik. Redjeki, 1999 Perjalanan kurikulum selanjutnya pada tahun 1966 yang memunculkan Kurikulum 1968 yang mengikutsertakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai tujuan pendidikan. Tahun 1975 disusunlah kurikulum 1975 yang memperbaiki pendidikan dari segi metode mengajar dan buku pelajaran. Selain itu, pada kurikulum 1975 terdapat penekanan ”siswa aktif” yang dimunculkan dalam tujuan pembelajaran dalam bentuk pernyataan ..”siswa dapat…” yang sebelumnya ditulis “siswa diberi pengertian…”.Rustaman, 2005 Tinjauan terhadap kurikulum 1975 menegaskan sarat akan materi, sehingga pembelajaran IPA yang seharusnya seimbang diajarkan kepada siswa dari aspek produk dan proses tidak tampak. Kemudian sebagai perbaikan dimunculkan Kurikulum 1984 yang memunculkan materi esensial kepada siswa dengan melibatkan peran aktif siswa. Selama perjalanan sepuluh tahun muncul perbaikan kurikulum 1984 dengan Kurikulum 1994 yang mengubah GBPP dan penjadwalan waktu dari kurikulum 1984 dengan sistem semester menjadi sistem 11 catur wulan pada Kurikulum 1994. Rustaman, 2005 Kemudian kurikulum mengalami perbaikan di tahun 2004 sebagai konsekuensi perubahan dalam sistem pemerintahan. Seperti yang diketahui, bahwa era desentralisasi yang mulai diwacanakan sejak tumbangnya rezim Orde Baru telah melahirkan produk perundang- undangan, yakni UU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.25 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan, sebelumnya bersifat sentralistik menjadi desentralistik. Depdiknas 2004 Bila sebelumnya pengelolaan pendidikan merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya UU tersebut maka kewenangannya berada pada pemerintah daerah kotakabupaten. Dalam kaitan ini visi, misi, dan strategi Kandepdiknas pada tingkat kabupatenkota harus dapat mempertimbangkan dengan bijaksana kondisi nyata organisasi maupun lingkungannya, dan harus mendukung pula misi pendidikan nasional, serta harus mampu memelihara garis kebijaksanaan dari birokrasi yang lebih tinggi. Mulyasa, 2002 Untuk keperluan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional itulah pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab X UU tersebut mengatur tentang Kurikulum. Selanjutnya dalam pasal 36 disebutkan sebagai berikut: 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a peningkatan iman dan takwa, b peningkatan akhlak mulia, c peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, d keragaman potensi daerah dan lingkungan, e tuntutan pembangunan daerah dan nasional, f tuntutan dunia kerja, g perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, h agama, i dinamika perkembangan global, dan j persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. 4. Ketentuan mengenai perkembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 12 Kurikulum 2004 kemudian mengalami perbaikan di tahun 2006 yang masih menggunakan filosofi yang sama dengan KBK Kurikulum 2004 yakni berorientasi pada kompetensi lulusan dan standard kompetensi dan penilaian yang menyeluruh aspek kognitif-psikomotor-afektif. Berikut ini beberapa aspek yang dibandingkan antara kurikulum 1994 dan kurikulum KBK-KTSP. Depdiknas, 2004; E. Mulyasa, 2002 Tabel 1.1 Perbandingan antara Kurikulum 1994-Kurikulum KBK-KTSP Aspek Kurikulum 1994 Kurikulum KBK-KTSP Aspek Filosofi ٭ Struktur keilmuan yang hasilnya berupa materi pelajaran ٭ Dikembangkan tujuan kurikuler, TIU, TIK ٭ Fokus pada aspek kognitif ٭ Kompetensi lulusan ٭ Standar kompetensi struktur keilmuan-karakteristik bidang studi, perkembangan psikologi siswa-karakteristik siswa, standar kompetensi negara lain, perkembangan dan tuntutan masyarakat ٭ Kompetensi dasar ٭ Fokus pada kognitif, psikomotor, afektif Tujuan ٭ Siswa menguasai materi pelajaran ٭ Bahan ajar berdasar pada TIU dan TIK ٭ Tujuan berdasarkan pada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, TIU, TIK ٭ Menyiapkan siswa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi ٭ Siswa mencapai kompetensi tertentu ٭ Bahan ajar memanfaatkan sumberdaya di dalam dan di luar sekolah ٭ Tujuan berdasar pada kompetensi yang ingin dicapai ٭ Memberikan bekal akademik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi ٭ Mampu memecahkan masalah secara wajar dan menjalani hidup secara bermanfaat Dokumen ٭ Seluruh dokumen direncanakan, dibuat dan dikembangkan oleh pusat. ٭ Diformulasikan secara rigid, kaku, tidak luwes, dan kurang ٭ Kompetensi dan materi pokok dikembangkan di pusat, sedangkan silabus dan bahan ajar direncanakan dan dikembangkan di daerah. 13 memberikan peluang kepada daerah, sekolah, dan guru untuk mengembangkan potensinya. ٭ Kurang jelas menyajikan target yang ingin dicapai di setiap jenjang ٭ Komponen kemampuan dasar, materi standarpokok dan indikator pencapaian hasil belajar disajikan secara terpisah dan dengan menggunakan istilah lain. ٭ Memberikan peluang yang luas kepada gurusekolahdaerah untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan kebutuhan daerahsekolah ٭ Disajikan secara jelas kemampuan-kemampuan yang harus dicapai pada setiap jenjang dan kelas ٭ Komponen kemampuan dasar, materi standardpokok dan indikator pencapaian hasil belajar disajikan secara terpadu. Pendekatan Berbasis sekolah Berbasis kompetensi Konten ٭ Materi pelajaran ditentukan pemerintah ٭ Materi pelajaran sama untuk semua sekolah ٭ Target guru menyampaikan semua materi pelajaran ٭ Fokus pada aspek kognitif ٭ Disusun berdasarkan TIU dan TIK ٭ Materi pelajaran ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ٭ Pusat hanya menetapkan materi pokok ٭ Target guru memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi ٭ Fokus pada aspek kognitif, psikomotor, afektif ٭ Disusun berdasarkan karakteristik mata pelajaran, perkembangan peserta didik dan sumberdaya yang tersedia Proses Pembelajaran ٭ Bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran ٭ Guru sebagai pusat pembelajaran ٭ Pembelajaran cenderung dilakukan di kelas. ٭ Metode mengajar cenderung monoton. ٭ Bersifat individual mempertimbangkan kecepatan siswa yang tidak sama ٭ Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subyek pendidikan ٭ Pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar sekolah. ٭ Metode mengajar bervariasi ٭ Pembelajaran berdasar pada kompetensi dasar yang harus dicapai. ٭ Terdapat program remedial dan pengayaan 14 Penilaian ٭ Acuan normal ٭ Penilaian menekankan pada kemampuan kognitif. ٭ Penyusunan bahan penilaian didasarkan pada tujuan per kelas dan per semester. ٭ Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan perolehan nilai yang dapat diperbandingkan dengan nilai siswa lainnya. ٭ Ujian hanya menggunakan teknik paper and pencil test. ٭ Acuan kriteria ٭ Penilaian mencakup tiga aspek: kognitif, psikomotor, afektif ٭ Didasarkan pada materi esensial yang benar-benar relevan dengan kompetensi yang harus dicapai siswa ٭ Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan berdasarkan pencapaian kompetensi tertentu dan bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar siswa yang lain. ٭ Ujian menggunakan berbagai teknik performance test, objective test dan metode penilaian portofolio. Laporan, hasil belajar ٭ Raport menekankan pada aspek kognitif. ٭ Hasil belajar tiap pelajaran dinyatakan dengan angka dimana mata pelajaran tertentu tidak boleh kurang dari 6,0. ٭ Raport berbentuk profil yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. ٭ Hasil belajar tiap mata pelajaran dinyatakan dengan lulus atau tidak lulus.

2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP