RPT0-Pd T-xx-xxxx
70 dari 77
4 Perhitungan Dimensi Peredam Energi 4.1 Pemilihan Tipe
Jenis sungai di daerah ini yakni aluvial dengan angkutan sedimen dominan fraksi pasir dan kerikil. Dengan memperhatikan jenis sungai tersebut, maka bangunan peredam
energi yang dipilih disini yaitu lantai datar dengan ambang akhir berkotak-kotak atau tipe MDO.
Dalam penggunaan tipe ini ditentukan bentuk mercu bulat dengan satu jari-jari pembulatan, bidang miring tubuh bendung bagian hilir permukaannya bentuk miring
dengan perbandingan 1 : 1.
4.2 Grafik dan Rumus
Dalam mendesain dimensi peredam energi tipe MDO ini digunakan grafik-grafik yang diterbitkan oleh DPMA. Grafik-grafik tersebut yaitu grafik untuk menentukan dimensi
peredam energi tipe MDO yakni seperti berikut : - Grafik untuk penentuan kedalaman lantai peredam energi
- Garfik untuk penentuan panjang lantai peredam energi - Parameter energi
- Kedalaman lantai peredam energi dihitung dengan rumus :
3
z x
g q
E =
D
s
= D
s
D
s
D
2
; D
s
D
2
diperoleh grafik - Panjang lantai peredam energi dihitung dengan rumus :
L
s
= D
s
L
s
D
2
; L
s
D
2
diperoleh grafik - Tinggi ambang akhir dihitung dengan rumus :
a = 0,20 ∼
0,30D
2
- Lebar ambang akhir dihitung dengan rumus : b = 2 x a
keterangan : E = paramter
energi q = debit desain persatuan lebar pelimpah bendung m
3
dtm z = perbedaan tinggi muka air hulu dan hilir m
g = percepatan gravitasi mdt
2
D
s
= kedalaman lantai peredam energi m a = tinggi ambang akhir m
b = lebar ambang akhir m D
2
= kedalaman air di hilir m
4.3 Desain dimensi peredam energi
Debit desain per satuan lebar q = 70061,28
q = 11,42 m
3
dtm z = 4,96 m
g = 9,81 mdt
2
kedalaman air di hilir D
2
= Y Q = C x L x Y
32
RPT0-Pd T-xx-xxxx
71 dari 77
Q = 700 m
3
dt C = 1,70 diperkirakan
L = bentang sungai rata-rata di hilir = 70,0 m
3 2
L x
C Q
Y ⎟⎟⎠
⎞ ⎜⎜⎝
⎛ =
3,26 70
x 1,7
700 Y
3 2
= ⎟⎟⎠
⎞ ⎜⎜⎝
⎛ =
Parameter energi
3
z x
g q
E =
Panjang lantai dan kedalaman lantai peredam energi : LD
2
= 1,26; LD
2
diperoleh dari grafik MDO L = 1,26 x 7 = 8,28
∼ 8,00 m
Kedalaman lantai peredam energi : DD
2
= 1,28; DD
2
diperoleh dari grafik MDO D = 1,28 x 3,26 = 4,173
∼ 4,20 m
Tinggi ambang akhir : a = 0,3 x 3,26
a = 0,97 ∼
1,00 m lebar ambang akhir :
b = 2a b = 2 x 1,0
b = 2,0 m
5 Perhitungan Bangunan
Hidrolik Bangunan Intake 5.1 Bentuk Intake
Intake didesain dengan bentuk biasa dengan lubang pengaliran terbuka dilengkapi dengan dinding banjir. Arah intake terhadap sumbu sungai dibuat tegak lurus. Lantai
intake tanpa kemiringan dengan elevasi lantai sama tinggi dengan elevasi plat undersluice.
5.2 Dimensi Lubang Intake
Dimensi lubang intake dihitung dengan persamaan :
z x
g x
2 x
a x
b x
μ Q
=
dimana : Q
i
= debit intake = 7,70 m
3
dt μ
= koefisien debit = 0,85 b = lebar pintu m
a = tinggi bukaan pintu m g = percepatan gravitasi 9,81 ms
2
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan m Perbandingan antara lebar bukaan dan tinggi bukaan ditetapkan 2 : 1.
Perhitungan :
z x
g x
2 x
a x
b x
μ Q
= 0,2
x 9,81
x 2
x 1,20
x b
x 0,85
7,70 =
b = 7,72,02 = 3,81 b diambil 4,0 m; dibuat 2 bukaan sehingga lebar pintu 2 x 2,00 m
Kesimpulan : Lebar bukaan pintu intake = 2 x 2,0 m
Tinggi bukaan lubang intake = 1,20 m
RPT0-Pd T-xx-xxxx
72 dari 77
5.3 Pemeriksaan Diamater Sedimen yang masuk ke Intake
Rumus yang digunakan untuk memperkirakan diameter partikel yang akan masuk ke intake, yaitu :
v = 0,396 x Q
s
– 1 x d
0,5
dimana : v = kecepatan aliran, mdt
Q
s
= berat jenis partikel = 2,65 d = diameter partikel = m
Kecepatan aliran yang mendekat ke intake di hitung dengan rumus : Q = A x v = m
3
dt v = QA = mdt
dimana : Q = debit intake = 7,70 m
3
dt A = luas penampang basah = m
2
v = kecepatan aliran = mdt Perhitungan :
v = QA →
A = 2 x 2 x 1,20 = 4,80 m
2
v = 7,704,80 v = 1,60 mdt
Diameter partikel : v = 0,396 Q
s
-1 x d
0,5
1,60 = 0,396 2,65-1 x d
0,5
d = 9,8 mm
5.4 Penetapan Dimensi Hidrolik Bangunan Pembilas