- Hyptis rhomboidea - Lantana camara
- Murdania nudiflora - Urena lobata
c. Tekian sedges - Cyperus kyllingia
- Cyperus rotundus d. Pakisan fern
- Cylosorus aridus - Gleichenia linearis
2. INTERAKSI GULMA DENGAN OPT YANG LAIN
Hubungan timbal balik antara tanaman, gulma, hama dan penyebab penyakit biotik dan abiotik  merupakan dasar dalam
perencanaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan yang berwawasan lingkungan, sehingga perlu mendapatkan
perhatian.
Pakar perlindungan tanaman juga perlu memperhatikan adanya fenomena bahwa berbagai herbisida racun gulma ternyata dapat
mempengaruhi tingkat kepekaan tanaman terhadap berbagai jenis penyebab penyakit tumbuhan. Herbisida jenis S-trazin dan urea,
misalnya, dapat dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap Helminthosporium sp. dan Fusarium sp., melalui pengaruhnya
terhadap kadar gula hasil fotosistesis dalam tanaman.  Herbisida karbamat dan alifatik dalapon dapat meningkatkan kepekaan
tanaman terhadap patogen dengan jalan menghilangkan lapisan lilin pada daun. Sebaliknya beberapa herbisida, seperti MCPA dan 2,4 D
dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap patogen tertentu. Tetapi 2,4 D juga pernah dilaporkan dapat meningkatkan populasi
hama tungau pada perkebunan teh. Sejalan dengan terus
meningkatnya jumlah penemuan dan pemasaran  herbisida  baru, penelitian tentang pengaruh herbisisa terhadap tingkat ketahanan
tanaman terhadap patogen dan OPT lain masih perlu untuk ditingkatkan Soerjani et. al., 1979.   Lebih jauh Soeryani et al. 1979
membedakan pengaruh herbisida terhadap tingkat keparahan penyakit pada komoditas utama, menjadi tiga macam:
a. Berpengaruh positif mengurangi keparahan penyakit. - Pemakaian MCPA dan 2,4 D dilaporkan dapat mengurangi
kepararahan bacterial blight yang disebabkan oleh Xanthomonas orizae pada padi vaarietas IR-28
- Pengendalian gulma dengan 2,4-D, monuron, dan dalapon dapat mengurangi intensitas infeksi Helminthosporium
sativum P.K. B. pada bibit barley
b .   Tidak perbengaruh. - Herbisida seperti atrazine, cyanazine, dalapon, dan
propachlor dilaporkan tidak mempengaruhi perkembangan penyakit akar kacang buncis.
- MCPA dan 2,4 D tidak mempengaruhi perkembangan penyakit daun padi yang disebabkan oleh Pyricularia
orizae.
- Terdapat tanda-tanda bahwa pengeruh herbisida terhadap keparan suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh
jenis patogennya. Sebagai contoh, MCPA dan 2,4 D yang pada padi dapat mengurangi keparan penyakit daun yang
disebabkan oleh Xanthomonas orizae, tetapi pada saat yang sama justru tidak ada pengaruhnya terhadap
Pyricularia orizae.
c. Berpengaruh Negatif menambah keparahan penyakit
- 2,4 D menambah keparahan serangan Alternaria solani,
sedangkan dalapon meningkatkan serangan Fusarium oxyporum, f. lycopersici
- Trifluralin dan Nitralin meningkatkan kerusakan oleh
Rhizoctonia solani pada tanaman kapas
- Trifluralin dapat merangsang produksi clamidospora dari
Fusarium oxyporum f. sp. vasinfectrum.
- diperlukan penelitian lebih lanjut tentang mekanisme
bagaimana herbisida dapat menambah atau mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan patogen
tertentu.
Kedudukan gulma dalam perlindungan tanaman juga menjadi lebih menarik untuk dikaji karena gulma  dapat secara tidak langsung
mempengaruhi perkembangan OPT yang lain dengan jalan mempengaruhi iklim mikro pada suatu  agroekosistem tempat
komoditas dibudidayakan, misalnya kehadiran gulma yang terlalu lebat  meningkatkan  kelembaban lingkungan sehingga jamur
tertentu dapat berkembang biak dengan baik Mere and Thursten, 1970 cit. Soeryani et al., 1979. Gulma juga mempunyai peranan
penting sebagai sumber genetik sifat sifat ketahanan terhadap OPT.
Gulma sebagai inang alternatif bagi organisme pengganggu tumbuhan.--  Keberlangsungan hidup  suatu makluk umumnya tidak
hanya tergantung dari satu jenis tanamaninang saja. Hal ini juga berlaku sebaliknya, yaitu  bahwa tanaman umumnya dapat menjadi
inangpendukung hidup untuk  lebih dari satu jenis OPT. Bahkan ada sejenis tanaman yang dapat menjadi inang lebih dari 100 jenis OPT.
Dalam kaitannya dengan epidemi penyakit tumbuhan atau ledakan hama, banyak gulma yang merupakan inang alternatif  penting  dan
tempat bertahannya patogen di saat tidak ada tanaman utama.
Sebaliknya  berbagai penelitian juga  mengungkapkan bahwa berbagai patogen dan hama yang inang utamanya adalah gulma, juga
dapat menyerang tanaman yang diusahakan.
Berdasarkan kisaran inangnya,  OPT dapat dibagi menjadi  dua kelompok, yaitu OPT dengan kisaran inang sempit dan OPT dengan
kisaran inang luas. Bagi OPT yang kisaran inangnya sangat sempit, gulma umumnya tidak mempunyai peranan penting sebagai tanaman
inang alternatif. Contoh OPT yang berkisaran inang sempit adalah Bactrocera migregori yang sampai saat diketahui dapat menyerang
belinjo Gnetum gnemon dan Bactrocera umbrosa yang hanya menyerang Artocarpus spp. Umumnya satu jenis OPT dapat
menyerang tanaman yang  termasuk dalam satu famili. Misalnya Xanthomonas orizae, salah satu patogen penting pada padi, dapat
juga menyerang  Leersia hexandra dan Hymonachno pseudointerupta.   Hal ini dimungkinkan karena  kelompok tanaman
yang termasuk dalam satu famili  umumnya mempunyai kesamaan sifat, termasuk  kandungan bahan bahan  yang diperlukan untuk
hidup dan berkembangnya OPT. Di sisi lain, tanaman dalam satu kerabat, umumnya sama sama tidak mempunyai bahan bahan yang
tidak disukaimeracun OPT.  Contoh OPT yang mempunyai inang luas adalah virus mosaik tebu yang diketahui dapat menyerang 50
sepesies dari familia Graminae Triahrso, 1978 yang diantaranya berstatus sebagai gulma.    Banyak contoh kegagalan dalam
pengendalian hama dan penyakit karena tidak dilandasi dengan pengetahuan tetang kisaran inang  dari OPT atau serangga penular
bagi OPT yang dikendalikan.
Salah satu contoh kehadiran inang alternatif OPT yang berupa gulma yang berpotensi mempersulit pengendalian OPT tersebut
adalah adanya gulma yang merupakan inang dari virus yang menyerang tanaman kelompok labu-labuan cucurbitaceae, misalnya
semangka dan melon. Pada saat di lapangan tidak ada  tanaman labu labuan, virus dan serangga vektor bertahan pada gulma yang tumbuh
pada pematang pematang atau tanggul tanggul sungai. Pada saat bibit mulai tumbuh dengan perantaraan vektor, segera terjadi
penularan virus dari gulma ke semai yang baru tumbuh, sehingga dapat menimbulkan serangan yang sangat parah.
Peranan gulma sebagai tanaman inang pengganti dari virus, bakteri, jamur, nematoda parasit  disajikan dalam Tabel terlampir
Tabel.... sd .......
Gulma Sebagai  Tempat Berlindung bagi Agens Pengendalian Hayati --.  Keberhasilan pengendalian OPT secara hayati antara lain
ditentukan dengan kemampuan agens hayati bertahan dari musim ke musim pada saat tidak ada organisme sasaran. Dalam hal ini gulma
dapat merupakan habitat penting bagi berkembangnya agen hayati tersebut. Contoh beberapa agen pengendalian hayati yang bertahan
pada gulma dapat dilihat pada Tabel ...
Salah  satu cara untuk mempertahankan populasi musuh musuh alami dalam agroekosistem adalah dengan membiarkan tumbuh
sebagian dari gulma pada ekosistem tersebut Oka, 1976
3. SIFAT SIFAT JENIS TUMBUHAN YANG BERPOTENSI SEBAGAI GULMA