BAB IV. GULMA SEBAGAI SUB-SISTEM DARI SISTEM PERLINDUNGAN TANAMAN
Setelah mengikuti bab ini mahasiswa akan mengetahui
1. Batasan, garis besar pengelompokan dan kedudukan gulma dalam sistem perlindungan tanaman
2. Interaksi gulma dengan opt yang lain 3. Gulma sebagai inang alternatif OPT
4. Gulma sebagai “rumah” jasad yang bermanfaat untuk pengendalian
hayati 5. Sifat-sifat jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai gulma
6. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gulma 7. Potensi gulma sebagai sumberdaya yang bermanfaat
8. Garis besar pengendalian gulma
1. PENGANTAR
Kedudukan Gulma Dalam Perlindungan Tanaman --. Untuk mempermudah dalam memahami kedudukan gulma dalam perlindungan
tanaman, perlu diungkapkan bahwa yang dihadapi oleh insan perlindungan tanaman pada dasarnya adalah suatu sistem pertanian yang dinamis. Dalam
sistem perlindungan tanaman crop protection system, gulma merupakan salah satu komponen atau sub sistem dari organisme pengganggu tanaman
OPT yang saling tindak interaction dengan komponen yang lain. Komponen lainnya adalah penyebab penyakit patogen baik yang biotik maupun yang
abiotik dan kelompok hewan hama serangga, kutu, mamalia, nematoda. Walaupun ketiga komponen tersebut pada umumnya dipelajari secara
terpisah, namun di dalam pengelolaan suatu ekosistem pertanian, ketiga komponen tersebut akan berpadu dan berkaitan secara timbal balik
sesamanya. Keterpaduan dan keterkaitan secara timbal balik juga terjadi antara ketiga komponen OPT dengan berbagai komponen biotik dan abiotik lainnya
dalam ekosistem tersebut. Hal itulah yang menyebabkan mengapa pengelolaan hama, penyakit dan gulma dalam suatu ekosistem pertanian,
tidak akan berhasil dengan baik, kecuali dengan melakukan pendekatan terpadu Soerjani et el., 1979.
Batasan Gulma.-- Dalam pidato pengukuhannya sebagai gurubesar dalam Ilmu Sistematik Tumbuhan pada Fakultas Biologi UGM, Tjitrosoepomo 1969
mensitir scheppings theorie yang dianut oleh Linnaeus. Penganut teori tersebut menyakini bahwa semua jenis tumbuh tumbuhan adalah ciptaan
Tuhan, dan bahwa Tuhan menciptakan sesuatu tentulah dengan maksud atau kegunaan tertentu. Dengan mendasarkan pada teori tersebut, Ronoprawiro
1992, berpendapat bahwa sifat sifat gulma sudah dikenalkan sejak manusia membedakan antara tanaman yang berguna, yaitu tanaman yang diharapkan
menghasilkan bahan atau bahan baku kebutuhan hidupnya; dan tanaman yang tidak berguna, bahkan tidak dikehendaki kehadirannya di dekat tanaman
tanaman yang diusahakan, karena mereka dapat merupakan pesaing untuk ruang, air, unsur-unsur hara dan cahaya, sehingga hasil pertanamannnya
kurang baik. Lebih jauh Ronoprawiro 1992 berpendapat bahwa pengelompokan tumbuhan menjadi dua kelompok tersebut telah berakibat
adanya kelompok tumbuhan yang tidak dikehendaki, tidak pada tempatnya atau tidak diinginkan, yang kemudian menjadi dasar lahirnya istilah tumbuhan
pengganggu gulma. Jadi kepentingan manusialah yang menentukan apakah suatu jenis tumbuhan tertentu dinyatakan sebagai gulma atau bukan gulma. Di
bawah ini disampaikan beberapa batasan tentang gulma, yang semuanya berpangkal pada kepentigan subyektif manusia anthroposentris:
1. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak dikehendaki, tumbuhan yang tak berguna, tak diinginkan dan tak disukai.
2. Gulma adalah tumbuhan yang mengganggu manusia atau kepentingan manusia.
3. Gulma adalah tumbuhan yang potensi perusakannya melebihi potensi kegunaannya.
4. Gulma adalah tumbuhan yang apabila dibiarkan berkembang dalam sistem pertanaman menyebabkan kerugian finansial dalam berbagai
bentuk. 5. Gulma adalah tumbuhan yang menduduki habitat yang terusik dan
bukan merupakan anggota komunitas alami asli di areal geografik tempat ia ditemukan.
6. Gulma adalah tumbuhan yang nilai negatifnya melebihi dari nilai positifnya.
7. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di tempat dan waktu yang tidak dikehendaki oleh manusia
Dalam ekosistem tertentu gulma merupakan key pest hama utama.-- Peranan komponen hama dalam arti luas dalam suatu ekosistem pertanian
sangat bervariasi dari ruang ke ruang dan dari waktu ke waktu, tergantung tergantung dari hasil saling tindak antar komponen komponen dari sistem
tersebut. Dalam ekosistem tertentu, misalnya di daerah daerah yang mengusahan sayur sayuran, virus dapat merupakan key pest yang perlu
diperhatikan. Pada pertanian tanaman pangan, umumnya hama serangga atau tikus merupakan key pest. Tidak dapat dibantah bahwa pada perkebunan
tertentu, gulma merupakan OPT utama key pest yang mempunyai peran paling besar dalam menurunkan angka hasil komoditas tertentu.
Falsafah Gulma dalam sajak.— Sebagai inspirasi mengenai peranan gulma yang lebih luas dalam kehidupan manusia, kiranya menarik untuk
direnungkan sajak The Weed’s Philosophy yang ditulis oleh Martin 1913 cit. Ronoprawiro 1992 seabad yang lalu, yang secara bebas diterjemahkan
sebagai berikut:
Falsafah Gulma
Nah, katakanlah, bukankah saya ini dirundung nestapa. Dilahirkan di bumi untuk menjadi gulma?
Semenjak saya muncul dari kegelapan biji kecil tempat asal saya, Saya telah mencoba hidup baik, namun tetap saja saya sebagai gulma.
Untuk direnggut beserta akarku dan dibinasakan sebagai upah, Untuk dihinakan olleh pekebun dan dibuang sebagai sampah.
Ah, tetapi mengapa saya dilahirkan, bila tak ada orang yang suka, Dengan sesuatu yang begitu memuakkan, dan buruk seperti gulma?
Sekarang, sebab apa saya dan saudara-saudaraku membela diri Katakanlah, tidak adakah satupun dari gulma yang dapat digunakan untuk
berbangga diri?
Bila kodrat berlaku untuk setiap maklhuk yang diciptakan, Maka harus ada sesuatu dari gulma yang dapat dipersembahkan.
Bila kejahatan dan penderitaan masih terjadi di dunia, Dalam perjalanan perkembangannnya, maka saya sebagai gulma.
Tentu merupakan bagian dari rencana alam semesta, Meskipun saya hidup, tetapi harus mati hanya karena menjadi gulma.
Demikianlah nelangsa makhluk yang disebut gulma.
Pengelompokan gulma.-- Gulma dapat dapat dikelompokan berdasarkan 1 umur atau daur hidupnya, 2 habitanya, 3 keganasannya, dan 4
kesamaan dalam sifat saingan atau responnya terhadap herbisida Anonim, 1983a. Berdasarkan daur hidupnya gulma dibagi menjadi gulma tahunan,
gulma dua musim dan gulma semusim. Berdasarkan habitatnya dikenal adanya gulma obligat dapat tumbuh pada habitat yang sudah ada campur tangan
manusia dan gulma fakultatif dapat tumbuh pada habitat yang belum ada campur tangan manusia. Berdasarkan keganasannya, gulma dibagi menjadi
gulma ganas atau berbahaya noxious weed dan gulma lunak soft weed. Berdasarkan kesamaan sifat dalam saingan dan reaksinya terhadap herbisida
dikelompokan menjadi :
a. Gulma rerumputan grasses: - Axonopus compressus
- Brachiaria mutica - Cynodon dactylon
- Digitaria nuda - Echinochloa colonum
- Imperata cylindrica - Panicum repens
- Paspalum conjugatum
b. Gulma berdaun lebar broad leaf - Ageratum conyzoides
- Borreria alata - Chromolaena odorata
- Drimaria cordata - Eupatorium riparium
- Hyptis rhomboidea - Lantana camara
- Murdania nudiflora - Urena lobata
c. Tekian sedges - Cyperus kyllingia
- Cyperus rotundus d. Pakisan fern
- Cylosorus aridus - Gleichenia linearis
2. INTERAKSI GULMA DENGAN OPT YANG LAIN