Bentuk-bentuk Kekerasan dan akibat Kekerasan

ada dialog, apalagi kasih. Semangat mematikan lebih besar daripada semangat menghidupkan, semangat mencelakakan lebih besar dari semangat melindungi. Secara teologis, kekerasan di antara sesama manusia merupakan akibat dari dosa. Kita tinggal dalam suatu dunia yang bukan saja tidak sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan, pemerkosaan, penganiayaan, pengeroyokan, sampai pembunuhan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa dirinya kuat kepada seseorang atau sekelompok yang diaanggapnya lemah, di mana dapat dilakukan dengan cara memukul, membacok, dan menyiksa.

3. Bentuk-bentuk Kekerasan dan akibat Kekerasan

Kekerasan merupakan suatu istilah yang biasa diterjemahkan dari kata asing violence. Violence merupakan gabungan kata latin ‘vis’ yang berarti daya atau kekuatan dan kata ‘latus’ yang berasal dari kata ferre, yang berarti membawa kekuatan atau daya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kekerasan diartikan sebagai sifat atau hal yang keras, kekuatan, paksaan atau tekanan, desakan yang keras, sehingga kekerasan berarti membawa kekuatan, paksaan atau tekanan. Secara teoritis kerusuhan yang dilakukan secara massal merupakan bentuk tindak kekerasan la violencia di Columbia yang dapat menjurus pada tindakan criminal atau kejahatan. “kekerasan” yang dilakukan sedemikian rupa sehingga mengakibatkan terjadinya kerusuhan fisik maupun psikis adalah kekerrasan yang bertentangan dengan hukum, oleh karena itu merupakan kejahatan. 21 Selanjutnya Kadish Untuk dapat digolongkan sebgai suatu kekerasan haruslah memuat atau menunjuk unsur-unsur tertentu, seperti tingkah laku yang bertentangan dengan undang-undang, adanya ancaman atau tindakan nyata dan memiliki akibat kerusakan terhadap harta benda, fisik atau mengakibatkan kematian. 22 1. Emotional and instrument violence mengklarifikasi kekerasan ini ke dalam 3 tiga bentuk kekerasan, yaitu: 2. Random and individual violence 3. Collective violence John Galtung 23 Dalam konteks ini, menarik sekali apa yang ditulis oleh Dorn Helder Camara memberikan pengertian kekerasan dalam arti yang sangat luas meliputi semua bentuk tindakan yang dapat menghalangi seseorang untuk merealisasikan potensi dirinya self-realization dan mengembangkan pribadinya personal growth. 24 21 Romli Atmasasmita, Teori Dan Kapita Selekta. Krominologi, Bandung:Eresco, 1992, hal. 55 22 Kadish, Sanford H, Encyclopedia Of Crime and Justica, volume 4, New York:Macmilian and Free Press, 1983, hal. 1619 23 I Marsana Windhu, Kekerasan Menurut Johan Galtung, Yogyakarta: Kanisius, 1992, hal. 64-65 24 Dom Helder Camara, Spiral Kekerasan, Sebuah Terjemahan dari Judul asli “Spiral of Violence”, Yogyakarta:Insist Press, 2000, hal. 19-21 , yang mengenalkan Teori Teori kekerasan Spiral spiral of violence yang menggambarkan proses dari bekerjanyan 3 tiga bentuk kekerasan bersifat personal, instutisional, dan structural yaitu ketidakadilan, kekrsan pemberontakan sipil dan represi negara. Ketiganya saling terkait satu sama lain, artinya, kemunculan kekrasan satu menyebabkan kemunculan kekerasan lainnya. Dari ketiga bentuk kekerasan itu yang paling mendasar dan menjadi sumber utama adalah ketidakadilan, yaitu kekerasan nomor 1 satu sebgai gejala yang menimpa baik perseorangan, kelompok, maupun negara, yang diakibatkan oleh bekerjanya ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi internasional. Ketidakadilan ini terjaddi sebgai akibat dari upaya kelompok elit nasional memepertahankan kepentingan mereka sehingga terpelihara sebuah struktur yang mendorong terbentuknya kondisi “sub-human”, yaitu kondisi hidup di bawah standar layak untuk hidup sebgai manusia normal. Menurut teori ini, kondisi “sub-human” ini selajutnya menciptakan ketegangan terus menerus di masyarakat, sehingga mendorong munculnya kekerasan nomor 2 dua, yaitu pemberontakan di kalangan sipil. Dalam kondisi ini, manusia menderita tekanan, alienasi, dehumanisasi martabat, kemudian mendorong mereka, naik yang langsung menderita tekanan structural itu maupun anak-anak muda yang sudah tidak tahan lagi dengan kondisi sumpek “sub-human” itu, melakukan pemberontakan dan protes di jalan-jalan untuk melawan ketidkaadilan. Ketika konflik, protes dan pemeberontakan itu menyembul di jalan- jalan, ketika kekerasan nomor 2 mencoba melawan kekersan nomor 1, penguasa memandang dirinya berkewajiban memelihara ketertiban, meski harus dengan menggunakan cara-cara kekersan, sehingga muncul kekersan nomor 3. Yaitu represi penguasa. 25 25 Ibid, hal. 13 Bekerjanya tiga jenis kekersan itu menyerupai spiral, karenanya Dom H. Camara meneyebutkannya dengan Spiral kekerasan. Kekersan nomor 1 atau ketidakadilan mendorong pemebrontakan sipil atau kekersan nomor 2. Selanjutnya hal itu mengundang hadirnya represi negara atau kekerasan nomor 3. Ketika represi itu diberlakukan, hal itu selanjutnya memperparah kondisi ketidakadilan, kekersan nomor 1 sehingga terbentuklah Spiral Kekerasan kekerasan menimbulkan kekersan lainnya. 26

4. Pengertian Aparat Kepolisian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

5 130 108

Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Aparat Kepolisian Yang Menyebabkan Kematian(Studi Putusan Nomor : 370/Pid.B/2013/Pn.Sim)

1 112 102

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

2 67 120

Tinjauan Kriminologi Dan Hukum Pidana Tentang Tindak Pidana Penganiayaan Yang Dilakukan Terhadap Anak Kandungnya (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tulungagung Nomor : 179/Pid.Sus/2012/PN.Ta)

5 134 138

Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Pidana Event Organizer Terhadap Tindak Pidana Kelalaian Yang Menyebabkan Meninggalnya Orang Dalam Konser Musik (Studi Putusan NO.713/Pid.B/2008/PN.Bdg)

2 78 95

Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan Oleh Pejabat Negara (Studi Putusan Nomor : 01/Pid.Sus.K/2011/PN.Mdn)

2 43 164

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridi Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang Menyebabkan Kematian (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Simalungun No.791/Pid.B/2011/PN.SIM)

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Aparat Kepolisian Yang Menyebabkan Kematian(Studi Putusan Nomor : 370/Pid.B/2013/Pn.Sim)

0 0 29

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP APARAT KEPOLISIAN DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Bentuk kekerasan yang terjadi terhadap Aparat Kepolisian - Tinjauan Yuridis Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Aparat Kepolisian Yang Menyebabkan Kematian(Studi Putusan Nom

0 0 20

Tindak Pidana Kelalaian Berlalu Lintas Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Putusan Nomor : 579/Pid.Sus/2013/PN.DPS)

0 2 11