Pengertian Sita Marital dan Tujuan Sita Marital

BAB III KETENTUAN HUKUM POSITIP TENTANG SITA MARITAL DALAM

PERKARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA APABILA TERJADI PERCERAIAN SUAMI ISTRI

A. Sita Marital Pada Umumnya

1. Pengertian Sita Marital dan Tujuan Sita Marital

Sita Marital Maritaal Beslag adalah suatu tindakan hukum Pengadilan atas benda bergerak ataupun benda tidak bergerak milik Tergugat atas permohonan Penggugat untuk diawasi atau diambil untuk menjamin agar tuntutan PenggugatKewenangan Penggugat tidak menjadi hampa atau dalam pengertian yang lainnya dapat diterjemahkan bahwa, sita marital adalah mengambil atau menahan barang-barang harta kekayaan dari kekuasaan suamiistri dilakukan berdasarkan atas penetapan dan perintah Ketua PengadilanKetua Majelis. Menurut Retno Wulan Sutantio, sita marital adalah sita yang dimohonkan oleh pihak istri terhadap barang-barang suami, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, sebagai jaminan untuk memperoleh bagiannya sehubungan dengan gugatan perceraian, agar supaya selama proses berlangsung barang-barang tersebut jangan dihilangkan oleh suami. 109 109 Retno Wulan Sutantio dan Oeripkartawinata Iskandar, Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek , Bandung : Penerbit CV. MandarMaju Bandung,2005, hal.52. Universitas Sumatera Utara Sita marital ini merupakan salah satu jenis dari sita jaminan Conservatoir Beslag, sehingga pengaturannya berlaku sepenuhnya pada sita marital. Undang- Undang mengatur bahwa permohonan sita marital dapat dilakukan, bila diajukan oleh Penggugat selama pemeriksaan perkara berlangsung. Namun demikian, sebenarnya Penggugat dapat memohonkan dilakukannya sita marital secara langsung dalam surat gugatan. Pengajuan sita marital memiliki tenggang waktu selama putusan belum dijatuhkan pada Pengadilan Tingkat Pertama, atau selama belum memperoleh kekuatan hukum tetap. Dengan pengertian bahwa jika perkaranya sudah di Tingkat Banding, maka permohonan diajukan pada Tingkat Banding. Kemudian, jika perkaranya di Tingkat Kasasi, maka permohonannya diajukan pada Pengadilan Tingkat Pertama. Dalam hal ini, bergantung pada pendapat Hakim yang bersangkutan, mengingat adanya perbedaan pendapat tentang sita ini. Yaitu pertama, sita merupakan kewenangan mutlak Pengadilan Tingkat Pertama. Kedua, Pengadilan Tinggi-lah yang berwenang memerintahkan sita kepada Pengadilan Tingkat Pertama. 110 Sita marital bukanlah untuk menjamin suatu tagihan uang atau penyerahan barang, melainkan menjamin agar barang yang disita tidak dijual. Jadi fungsinya adalah untuk melindungi hak pemohon selama pemeriksaan sengketa perceraian di Pengadilan berlangsung antara pemohon dan lawannya, dengan menyimpan atau 110 Budi Susilo, Prosedur Gugatan Cerai, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, 2007, hal.130-131. Universitas Sumatera Utara membekukan barang-barang yang disita, agar jangan sampai jatuh ditangan pihak ketiga. Sita marital tidak meliputi harta pribadi, walaupun pengertian Maritaal Beslag meliputi seluruh harta kekayaan perkawinan jadi termasuk harta pribadi dan harta kekayaan bersama, namun tujuan pokok sita marital ditujukan ke arah harta kekayaan bersama dalam perkawinan. Harta kekayaan bersama ini yang perlu diperlindungi keutuhannya selama proses perkara perceraian masih berlangsung. Terhadap harta kekayaan pribadi, sita marital tidak perlu memperlindungi keselamatan dan keutuhannya. Sepanjang mengenai harta pribadi, masing-masing pihak, berhak sepenuhnya untuk mengatur dan menyelamatkannya. Jadi sita marital tidak meliputi harta pribadi masing-masing sepanjang harta pribadi itu tidak berada di tangan pihak Tergugat. Jika harta pribadi Penggugat berada di tangan Tergugat, sita marital dapat menjangkaunya. Misalnya istri mengajukan gugatan perceraian yang dibarengi dengan permohonan sita marital. Kebetulan sebagian harta bersama maupun harta pribadi istri Penggugat dikuasai oleh suami Tergugat. Dalam kasus yang demikian, sita marital dengan sendirinya : 111 1. Meliputi harta bersama baik yang berada di tangan suami dan istri; 2. Serta sekaligus juga meliputi harta pribadi istri yang dikuasai suami; 3. Tetapi tidak termasuk harta pribadi istri yang berada di bawah kekuasaannya. 111 M.Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op.Cit., hal. 148-149. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya penyitaan terhadap harta bersama, baik Penggugat ataupun Tergugat, dilarang memindahkannya kepada pihak lain dalam segala bentuk transaksi. 112 Dengan demikian pembekuan harta bersama dibawah penyitaan, berfungsi untuk mengamankan atau melindungi keberadaan dan keutuhan harta bersama atas tindakan yang tidak bertanggung jawab dari Tergugat. Sehubungan dengan itu titik berat penilaian yang harus dipertimbangkan Pengadilan atas permintaan sita marital adalah pengamanan atau perlindungan atas keberadaan harta bersama. Penilaian ini jangan terlampau dititikberatkan pada faktor dugaan atau persangkaan akan adanya upaya Tergugat untuk menggelapkan barang tersebut, tetapi lebih diarahkan pada masalah pengamanan dan perlindungan harta bersama.

2. Pengaturan Sita Marital

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

10 140 156

Aspek Hukum Perkawinan Antar Agama Menurut Perspektif Undang- Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam

0 85 104

AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

3 199 18

AKIBAT HUKUM PUTUSNYA PERKAWINAN TERHADAP HARTA BERSAMA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 7 18

KEDUDUKAN HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 3 17

View of Harta Bersama dalam Perkawinan Poligami Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Hukum Islam

0 2 20

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN A. PERKAWINAN 1. Pengertian dan Tujuan Perkawinan - Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Un

0 0 47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Sita Marital Atas Sengketa Harta Bersama Dalam Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

1 0 21

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SITA MARITAL ATAS SENGKETA HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA SKRIPSI

0 0 10

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SITA MARITAL TERHADAP HARTA BERSAMA KARENA PERCERAIAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN - Unissula Repository

0 1 15