c. Ajaran Paul Scholten, sistem hukum itu tidak statis, melainkan sistem terbuka
karena sistem hukum itu, membutuhkan putusan-putusan penetapan-penetapan dari hakim atas dasar penilaian dan hasil dari penilain itu menciptakan sesuatu
yang baru dan senantiasa menambah luasnya sistem hukum tersebut. Dengan demikian, hakim berfungsi melengkapi ketentuan-ketentuan hukum
tertulis atau membuat hukum baru
creation of new law
dengan cara melakukan pembentukan hukum
rechtsvorming
baru dan penemuan hukum
rechtsvinding
, guna mengisi kekosongan dalam hukum dan mencegah tidak ditanganinya suatu
perkara dengan alasan karena hukum tertulisnya sudah ada tetapi belum jelas atau sama sekali hukum tertulisnya tidak ada untuk kasus
in concreto.
Dalam penegakan
hukum, hakim
senantiasa dalam
putusannya memperhatikan dan menerapkan serta mencerminkan tiga unsur atau asas yaitu
kepastian hukum
rechtssicherheit
, kemanfaatan
zweckmassigkeit
dan keadilan
gerechtigkeit
dengan mengusahakan kompromi secara proporsional seimbang diantara ketiga unsur tersebut.
2. Konsepsi
Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang
disebut dengan
operational definition
. Konsepsi ini bertujuan untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini didefinisikan beberapa konsep
Universitas Sumatera Utara
dasar atau istilah, agar di dalam pelaksanaannya diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu :
a. Sita adalah penyitaan atas harta kekayaan milik seseorang, baik barang bergerak
atau barang tak bergerak untuk menjamin hak-hak si penggugat dalam perkara perdata, atau atas barang-barang untuk mendapatkan bukti dalam perkara pidana;
Jaminan barang dibawah kuasa Pengadilan sampai proses perkara selesai.
36
b. Sita Marital adalah penyitaan yang dilakukan untuk menjamin agar barang yang
disita tidak dijual, untuk melindungi hak pemohon selama pemeriksaan sengketa perceraian di Pengadilan berlangsung antara pemohon dan lawannya, dengan
menyimpan atau membekukan barang-barang yang disita agar jangan sampai jatuh ditangan pihak ketiga.
37
c. Sita Jaminan
Conservatoir Beslag
adalah sita yang diletakkan baik terhadap harta yang disengketakan maupun terhadap harta kekayaan Tergugat yang
bergerak maupun yang tidak bergerak atas ganti rugi atau hutang piutang, yang bertujuan untuk memberi jaminan kepada Penggugat, terhadap harta yang
disengketakan atau harta milik Tergugat akibat ganti rugi atau hutang piutang, agar tetap ada dan utuh, sehingga sita itu memberi jaminan kepada penggugat
36
M.Marwan dan Jimmy.P, Kamus Hukum, Dictionary of Law Complete Edition, Cetakan Pertama,
Surabaya : Penerbit Reality Publisher, 2009, hal. 574.
37
Ibid, hal. 574-575.
Universitas Sumatera Utara
bahwa kelak gugatannya “tidak
illusoir
” atau “tidak hampa” pada saat putusan dieksekusi dilaksanakan.
38
d. Sita Hak Milik
Revindicatoir Beslag
adalah sita yang diajukan Penggugat terhadap Tergugat mengenai suatu barang bergerak berdasar alasan hak milik
Penggugat yang sedang berada di tangan Tergugat. Benda tersebut dikuasai secara tidak sah atau dengan cara melawan hukum atau Tergugat tidak berhak atasnya.
39
e. Sita Eksekusi
Executoir Beslag
adalah sita yang diletakkan atau barang-barang yang tercantum dalam amar putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap. Dimana barang-barang tersebut tidak dapat dieksekusi secara langsung, tetapi harus melalui pelelangan.
40
f. Harta Bersama adalah hak milik bersama yang terikat yang terjadi karena
perjanjian perkawinan antara suami dan istri berdasarkan Undang-Undang Perkawinan, dimana perjanjian perkawinan terjadi sejak atau sesudah
dilangsungkan perkawinan.
41
g. Perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang
Maha Esa.
42
38
M.Yahya Harahap, Permasalahan dan Penerapan Sita Jaminan Conservatoir Beslag, Op.Cit,
hal. 3.
39
Ibid, hal. 11.
40
Ibid, hal. 15.
41
M.Marwan dan Jimmy.P, Op.Cit, hal. 249-250.
42
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Universitas Sumatera Utara
G. Metode Penelitian
Pada penelitian hukum ini menjadikan bidang ilmu hukum sebagai landasan ilmu pengetahuan induknya. Menurut Soejono Soekanto
43
, yang dimaksud dengan penelitian hukum adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika
dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
Sebelum menguraikan metode-metode yang digunakan dalam penelitian, maka dalam penulisan ini akan terlebih dahulu memberikan arti tentang metodologi
penelitian. Metodologi penelitian merupakan penelitian yang menyajikan bagaimana cara atau prosedur, maupun langkah-langkah yang harus diambil dalam suatu
penelitian secara sistematis dan logis sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
44
1. Spesifikasi Penelitian