Kinerja Pasar Benchmark Penelitian Terdahulu

Dimana : Ti = indeks Treynor Ri = rata-rata return reksa dana i selama periode pengamatan Rf = rata-rata tingkat return investasi bebas resiko selama periode pengamatan βi = beta portofolio investasi Semakin besar angka rasio Treynor maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.

2.2.3 Metode Jensen

Metode Jensesn diciptakan oleh Michael C. Jensen metode ini didasarkan pada Capital Asset Pricing Model CAPM. Seperti Treynor yang dipertimbangkan dalam metode ini adalah resiko sistematis. Jensen berpendapat bahwa kinerja reksa dana yang baik adalah kinerja reksa dana yang melebihi kinerja pasar sesuai dengan resiko sistematis yang dimilikinya. Metode Jensen sering juga disebut Jensen alpha dalam Tendelin 2001: 330 dirumuskan sebagai berikut: Dimana : J α = indeks Jensen rp = pengembalian return portofolio rm = pengembalian return pasar rf = risk free rate Semakin besar angka rasio Jensen maka kinerja reksa dana tersebut makin baik.

2.3 Kinerja Pasar Benchmark

Kinerja pasar adalah ukuran tingkat pengembalian return dan risiko yang dihasilkan dari suatu portofolio pasar. Penggunaan tolak ukur atau pembanding dalam perhitungan kinerja reksa dana adalah untuk melihat apakah kinerja suatu reksa dana yang dikelola manajer investasi lebih baik outperform atau lebih buruk underperform dibanding kinerja pasar. Penelitian ini menggunakan indeks Universitas Sumatera Utara pembanding yang berbeda-beda untuk masing-masing reksa dana multiple benchmark index yaitu: 1. Untuk reksa dana saham benchmark yang peneliti gunakan adalah IHSG Indeks Harga Saham Gabungan untuk reksa dana saham Konvensional dan JII Jakarta Islamic Index untuk reksa dana saham Syariah 2. Untuk reksa dana pendapatan tetap benchmark yang peneliti gunakan adalah Indeks Obligasi yang dikembangkan oleh tim riset Infovesta. Ada 3 indeks yang dikembangkan PT Infovesta Rudiyanto, 2013: 183, yaitu: 1 Infovesta Government Bond Index IGBI yang mencerminkan pergerakan Obligasi Pemerintah berbasis Kupon Tetap 2 Infovesta Corporate Bond Index ICBI yang mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi berbasis Kupon Tetap 3 Infovesta Syariah Bond Index ISBI yang mencerminkan pergerakan harga Obligasi Korporasi Syariah berbasis Kupon Tetap Untuk reksa dana pendapatan tetap Konvensional yang digunakan adalah Indeks Obligasi yaitu rata-rata dari ketiga indeks diatas. Sedangkan untuk reksa dana pendapatan tetap Syariah yang digunakan adalah ISBI 3. Untuk reksa dana campuran benchmark yang peneliti gunakan adalah rata- rata dari kedua indeks diatas. Untuk reksa dana campuran Konvensional peneliti merata-ratakan IHSG Indeks Harga Saham Gabungan dan Indeks Obligasi, sedangkan untuk reksa dana campuran Syariah penulis merata- ratakan JII Jakarta Islamic Index dan ISBI Infovesta Syariah Bond Index Universitas Sumatera Utara

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh Penulis dan merupakan acuan atau pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan: 1. Vince Ratnawati dan Ningrum Khairani 2012 melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Reksa Dana Konvensional”. Penelitian ini ingin melihat perbandingan kinerja reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran dilihat dari return dan resikonya serta melalui Sharpe, Treynor, dan Jensen Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja reksa dana syariah dan konvensional memang berbeda tetapi tidak signifikan. 2. Iin Qarina Pasaribu 2011 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dengan Reksa Dana Konvensional”. Penelitian ini membandingkan kinerja reksa dana pendapatan tetap, campuran, dan saham. Hasil penelitian ini menunjukkan pada α 5 tidak ada perbedaan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen. 3. Dariyus 2012 melakukan penelitian dengan judul “Apakah Kinerja dan Resiko Reksa Dana Syariah Lebih Baik dibandingkan dengan Reksa Dana Konvensional?”. Penelitian ini mendasarkan pengukurannya pada kinerja dan resiko masing-masing reksa dana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reksa dana konvensional memiliki resiko yang lebih tinggi dan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan reksa dana syariah. Universitas Sumatera Utara 4. Abdul Gani Yazir dan Suhardi 2013 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Risiko dan Tingkat Pengembalian Reksadana Syariah dan Reksa dana Konvensional”. Hasil penelitian ini menunjukkan, risiko reksa dana syariah lebih kecil dan return reksa dana syariah lebih menguntungkan dibanding reksa dana konvensional. Reksa dana syariah juga memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan reksa dana sepanjang tahun 2008-2010. 5. Arief Dwi P, Adi Susilo Jahja, dan Mohammad Yamin 2012 melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Syariah dan Konvensional di Indonesia Periode 2001-2010”. Penelitian ini membandingkan kinerja reksa dana PNM Syariah dengan reksa dana Anggrek selama 10 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan kinerja antara kedua reksa dana tersebut. Dari analisis tren terlihat bahwa kinerja reksa dana syariah lebih stabil dibandingkan reksa dana konvensional. 6. Neuneung Ratna Hayati 2006 melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Konvensional dan Syariah Sebagai Suatu Evaluasi Portofolio Investor di Pasar Modal”. Hasil penelitian ini menunjukkan reksa dana pendapatan tetap baik konvensional dan syariah sama-sama memiliki risiko diaatas risiko pasar namun return serta kinerja reksa dana syariah masih lebih baik dibandingkan dengan reksa dana konvensional. 7. Miranti Kartika Dewi dan Ilham Reza Ferdian 2012 melakukan penelitian dengan judul “Evaluating Performance of Islamic Mutual Funds in Indonesia Universitas Sumatera Utara and Malaysia ”. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja reksa dana syariah di Malaysia lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja reksa dana syariah di Indonesia bahkan pada saat krisis ekonomi global dan kemampuan manajer investasi syariah dikedua negara tidak dapat meningkatkan return reksa dana. 8. A.F. Hartono, S. Soekarno dan S.M. Damayanti 2013 melakukan penelitian dengan judul “Indonesian Islamic and Conventional Equity Fund Performance Measurement Using Sharpe, Modified Snail Trail and Morningstar Rating Groundwork ”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja reksa dana saham syariah tidak berbeda secara signifikan dengan kinerja reksa dana saham konvensional, namun kinerja reksa dana saham konvensional memiliki peringkat kinerja yang lebih tinggi dari reksa dana saham syariah. 9. Ali Ridho 2008 melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Kinerja Reksa Dana Konvensional dan Syariah Dengan Menggunakan Indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen”. Hasil penelitian ini menunjukkan pada α 5 tidak ada perbedaan signifikan kinerja reksa dana syariah dan reksa dana konvensional baik diukur dengan indeks Sharpe, indeks Treynor, maupun indeks Jensen. 10. Ricke Yuliarti 2013 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komparatif Kinerja Reksadana Saham Konvensional dengan Reksadana Saham Syariah dengan Menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen pada Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”. Hasil penelitian ini menunjukkan pada α 5 tidak ada perbedaan kinerja reksa dana syariah dan Universitas Sumatera Utara reksa dana konvensional baik diukur dengan rasio Sharpe, rasio Treynor, maupun rasio Jensen.

2.4 Kerangka Konseptual