Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Uraian Teoritis

c. Meningkatkan persepsi umum perguruan tinggi. d. Mempromosikan sumber daya manusia alumni perguruan tinggi e. Mengaplikasikan kerja nyata kepada kurikulum f. Menawarkan pengembangan atau revisi terhadap kurikulum

2.3 Bagi Instansi Kantor Pelayanan Pajak KPP :

a. membantu pihak KPP dalam hal sosialisasi perpajakan kepada masyarakat Wajib Pajak Melalui peserta PKLM. b. Peningkatan kerja sama yang lebih baik dengan Universitas c. Instansi dapat melihat dimana perkembangan ilmu pengetahuan yang sekarang diterapkan d. Memperoleh ide-ide baru dalam upaya mengoptimalkan tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak tepatnya di bagian Penagihan, maka penulis ingin membahas secara rinci mengenai : 1. langkah-langkah penerbitan Surat Ketetapan Pajak 2. kendala-kendala dalam penerbitan Surat Ketetapan Pajak 3. upaya penanganan kendala-kendala penerbitan Surat Ketetapan Pajak tersebut Universitas Sumatera Utara

D. Uraian Teoritis

Defenisi pajak yang dikemukakan oleh Dr. N. J. Feldman, pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasamenurut norma-norma yang diterapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum, terdengar sekilas mirip dengan pengertian pajak yan terdapat dalam Undang- Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Kewenangan pemungutan pajak berada pada pemerintah sebagaimana diatur dalam pasal 23 ayat 2 UUD 1945 sebagaimana telah dipaparkan dalam bagian sebelumnya. Dengan demikian akan terjadi pengalihan kekayaan dari masyarakat je pemerintah dalam bentuk pajak, untuk membiayai pengeluaran negara dengan tidak mendapatka kontraprestasi langsung. Oleh karena itu, segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat seperti pajak harus ditetapkan dengan Undang-Undang beserta aturan khusus lainnya haruslah berlandaskan hukum. Hukum pajak itu sendiri terbagi dua, yaitu hukum pajak materil dan hukum pajak formal. Dimana hukum pajak materil merupakan norma-norma yang menjelaskan keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa yang harus dikenakan pajak dan berapa besar pajaknya, dengan kata lain bagaimana timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak beserta hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Sedangkan hukum pajak formil merupakan peraturan-peraturan mengenai berbagai cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan, bagian hukum ini memuat tata cara Universitas Sumatera Utara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu utang pajak, kontrol pemerintah terhadap penyelenggaraannya, kewajiban para Wajib Pajak, kewajiban pihak ketiga, dan banyak hal-hal lain yang berkaitan dengan ketentuan umum dan khusus tentang perpajakan. Sedangkan fungsi pajak, seperti yang telah kita ketahui yaitu sebagai fungsi budgetair yang merupakan salah satu sumber penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran negara baik yang rutin maupun yang tidak rutin dan juga mempunyai fungsi regulerend mengatur melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan bidang lainnya serta mencapai tujuan- tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Peraturan Menteri Keuangan nomor 83PMK.032010 adalah perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan nomor 23PMK.O32008 tentang tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak. Peraturan perpajakan biasanya berubah dari tahun ke tahunnya, mengikuti perkembangan zaman. Dan dalam hal penerbitan SKP sebagai salah satu cara pemungutanpenagihan pajak diharapkan meningkatnya pendapatan negara. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009. Disini terpapar jelas tentang Surat ketetapan Pajak, apa-apa saja jenisnya beserta penjelasannya, dan bagaimana cara menerbitkan Surat ketetapan Pajak, dll. Universitas Sumatera Utara Seperti yang tercantum dalam pasal 2 pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No 23PMK.032008 sebagaimana telah diubah dengan PMK No.83PMK.032010. Dalam jangka waktu 5 lima tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak yang meliputi: a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar; b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan; c. Surat Ketetapan Pajak Nihil; d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Dalam jangka waktu 5lima tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktorat Jendral Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. setelah jangka waktu 5 lima tahun sebagaimana dimaksud terlampaui, dalam hal Direktur Jenderal Pajak menerima Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap terhadap Wajib Pajak yang dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara. Dimana Surat Ketetapan Pajak berdasarkan hasil penelitian, pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan. Namun dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar tambahan diterbitkan setelah hasil penelitian, pemeriksaan, pemeriksaan ulang, pemeriksaan bukti permulaan atau putusan pengadilan. Surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud diterbitkan untuk suatu Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak. Surat ketetapan pajak untuk suatu Universitas Sumatera Utara Masa Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan sesuai dengan Masa Pajak yang tercakup dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan atau Pajak Pertambahan Nilai. Surat ketetapan pajak untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Dan seperti yang tercantum dalam pasal 4 pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 23PMK.032008 bahwa : 1. Surat ketetapan pajak harus diterbitkan berdasarkan nota penghitungan. 2. Nota penghitungan dibuat berdasarkan laporan atas hasil Penelitian, Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan. 3. Nota penghitungan diterbitkan paling lambat 3 tiga hari kerja sejak tanggal laporan 4. Dalam hal Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukti Permulaan dilakukan oleh Unit Pelaksana Pemeriksaan selain Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar, surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus diterbitkan paling lambat 3 tiga hari kerja sejak tanggal diterimanya nota penghitungan beserta laporan atas hasil Pemeriksaan, Pemeriksaan Ulang, atau Pemeriksaan Bukt i Permulaan. Universitas Sumatera Utara Penyampaian surat ketetapan pajak, dapat dilakukan : a. secara langsung; b. melalui pos dengan bukti pengiriman surat; atau c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat. Dalam hal Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 diketahui rusak, tidak terbaca, hilang, atau tidak diketemukan lagi, Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya, dapat menerbitkan kembali Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sebagai pengganti asli Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan. Dan hasil penerbitan kembali sebagaimana dimaksud mempunyai kedudukan hukum yang sama dengan asli Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri