Seksi Waskon melakukan penelitian dan membuat Nota Perhitungan, begitu pula dengan seksi pemeriksaan yang mendapatkan Surat Perintah
melakukan pemeriksaan lalu dituangkan dalam hasil pemeriksaan beserta Nota Perhitungan yang dicetak, lalu uraian yang dibuat oleh Seksi Waskon maupun
seksi Pemeriksaan dikirimkan kepada kepala KPP dan setelah disetujui dikirimkan ke Seksi Pelayanan untuk mencetak Surat Ketetapan Pajak,
ditandatangani oleh Kepala Seksi pelayanan lalu dikirimkan kembali ke Kepala Kantor untuk memberikan persetujuan dan menandatangani Surat Ketetapan Pajak
yang diterbitkan, setelah itu dilakukan penatausaahan dan penyimpanan dokumen yang dilakukan oleh Seksi Pelayanan. Serta Seksi Penagihan mendapatkan
tembusan Surat Ketetapan Pajak tersebut untuk melakukan tindakan penagihan di kemudian hari terhadap Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar maupun Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan apabila dikemudian hari SKP tersebut tidak juga dilunasi. Setelah prosedur di atas dilaksanakan maka Surat Ketetapan
Pajak siap dikirimkan ke Wajib Pajak oleh Subbagian Umum.
C. Kendala-Kendala dalam Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Masalah yang biasanya timbul dalam penerbitan Surat Ketetapan Pajak maupun dampak setelah Surat Ketetapan Pajak diterbitkan yang biasanya terjadi
adalah : 1.
Mengingat kurangnya pengetahuan masyarakat dalam bidang perpajakan masih banyak Wajib Pajak yang belum mengerti bagaimana
self assesment
Universitas Sumatera Utara
system dalam menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan pajak, terkadang Wajib Pajak salah dalam menetapkan pajaknya sendiri.
2. Kesalahan berupa Human Error seperti kesalahan hitung, kesalahan tulis,
kesalahan merekammeng- input data serta kesalahan-kesalahan lainnya
terkadang dapat terjadi dan tidak dapat dihindari oleh Wajib Pajak maupun Fiskus.
3. Kurangnya ketaatan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya, dalam upaya penghindaran pajak merekayasa penghasilan secara tidak benar.
4. Perbedaan penafsiran peraturan perpajakan antara fiskus dan Wajib Pajak
sehingga menimbulkan perbedaan dalam penghitungan atau hal-hal terkait lainnya yang akan berpengaruh terhadap jumlah pajak yang terutang atau
masih harus dibayar. 5.
Atas penerbitan Surat Ketetapan Pajak, Wajib Pajak mengajukan gugatan, keberatan, atau bahkan sampai jenjang banding dengan jumlah ketetapan
pajak yang diterbitkan. 6.
Peraturan perpajakan yang sering berubah dari tahun ke tahunnya, sehingga terkadang Wajib Pajak tidak mengetahui tentang perubahan
peraturan-peraturan tersebut karena kurangnya pengetahuan tentang perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
D. Upaya-Upaya Penanganan Kendala dalam Penerbitan Surat Ketetapan Pajak
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kendala-kendala yang terjadi adalah:
1. Melakukan penyuluhan secara lebih mendalam kepada masyarakat tentang
pengetahuan perpajakan, terutama tentang pengisian SPT menetapkan pajak,serta peraturan-peraturan formal maupun yang bersifat material
tentang perhitungan pajak, jangka waktu pembayaran, cara pelaporan, dll. 2.
Untuk mengatasi permasalahan Human Error diharapkan pihak fiskus meminimalisir permasalahan ini dengan lebih teliti lagi dalam menetapkan
pajak, seperti membuat Nota Perhitungan, perekaman, dll. 3.
Menetapkan sistem pajak yang efisien, fleksibel, realistis dan berintegrasi dengan sistem sub-sistem secara internal dan dengan sistem yang lain
secara eksternal dalam menunjang kebijakan pendapatan negara. 4.
Proses penetapan terdapat kejelasan mengenai subjek, objek, bukan objek, tarif, berapa pajak yang harus dibayar, dan bersifat transparan. Tidak
terlepas dari peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang perhitunganpenetapan pajak yang dilakukan oleh fiskus.
5. Kurangnya ketaatan pajak juga dapat menghambat penerbitan Surat
Ketetapan Pajak, karena terdapat data yang tidak disampaikan dalam SPT oleh Wajib Pajak, maka dari itu pihak fiskus harus lebih jeli lagi untuk
melihat upaya-upaya penghindaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Demi meningkatkan pendapatan negara ataupun mencapai target
Universitas Sumatera Utara
penerimaanpendapatan negara fiskus yang tentu saja bertentangan dengan pemikiranprinsip masyarakat pada umumnya, dimana
frame pikiran masyarakat yang berisikan “jika bisa membayar lebih rendah, kenapa
harus membayar pajak lebih tinggi”.
E. Jumlah Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan oleh KPP Medan Kota Pada Tahun 2011