64
Konsep Teori
Memperbaiki Kemampulabaan Profitability
Teori risk-return trade-off mengatakan bahwa kebanyakan manusia memiliki sifat “risk averse”. Hal ini berarti bahwa seorang wirausahawan bersedia memperoleh pendapatan yang
tidak pasti, tapi dia menuntut pendapatan yang lebih inggi dibandingkan dengan bila yang diterimanya adalah pendapatan tetap pendapatan gaji. Tingkat pendapatan yang diharapkan
bervariasi tergantung wirausahawan masing-masing. Semua kasus bisnis dalam
EN-3.1-AG1 menguntungkan, tapi apakah wirausahawan akan
menerima tingkat laba yang diproyeksikan serta memutuskan untuk membuka bisnis itu akan tergantung pada profil risikonya masing-masing. Meski pada awal operasinya wirausahawan
mungkin bisa menerima kerugian dan meneruskan niatnya untuk membuka bisnis, pada tahap- tahap berikutnya dia akan berusaha memperbaiki kemampulabaan bisnisnya.
Berdasarkan pendekatan laba per unit, bisnis dapat memperbaiki kemampulabaan dengan meningkatkan harga jual danatau menurunkan biaya produk. Dewasa ini, menaikkan harga
jual dilakukan misalnya dengan memperbaiki mutu, menambah pelayanan, pembedaan produk dan pengembangan produk; mengurangi biaya dilakukan misalnya dengan penghematan
energi, pengendalian biaya secara ketat, dan juga pengembangan produk. Mahasiswa harus menyadari banyaknya cara tidak legal dan tidak etis dalam meningkatkan harga jual dan
menekan biaya. Konsep-konsep yang relevan adalah “pembedaan produk”, “manajemen biaya dan reduksi biaya”, dan “biaya terkendali dan tak terkendali”.
Atas dasar “direct costing”, di mana biaya produk hanya mencakup biaya-biaya produksi variabel, meningkatkan kemampulabaan bisa dicapai dengan meningkatkan kuantitas
penjualan atau produksi. Kuantitas yang meningkat dapat meningkatkan sumbangan untuk menutup biaya-biaya tetap. Konsep-konsep yang rekevan adalah “pendekatan nilai tambah”
dan “efisiensi dan produktivitas”. Teknik yang relevan untuk memahami perlunya meningkatkan kuantitas penjualan dan produksi untuk memperbaiki kemampulabaan adalah “analisis break-
even” lihat di bawah ini. Lihat
EN-3.1-TR21 .
1. Pembedaan produk
Pembedaan produk adalah modifikasi produk untuk membuatnya lebih menarik bagi pasar sasaran target market. Pada dasarnya pembedaan produk adalah teknik pemasaran untuk
memperbaiki daya saing. Tujuannya membuat konsumen melihat sesuatu produk berbeda dengan produk sejenis di pasar. Perubahannya sangat sedikit, hanya pada kemasan
danatau tema iklan, sedangkan produk fisiknya sendiri tidak berubah. Pembedaan produk terutama untuk menciptakan manfaat psikologis produk, tetapi tidak berarti tindakan ini
murah.
Perusahaan kecil yang beroperasi di suatu “celah pasar” sektor pasar yang tidak dihiraukan oleh pemasok barang atau penyedia jasa arus utama pasti memunculkan banyak peluang
untuk membedakan produknya agar para konsumen melihat produk itu spesifik, agar mereka tidak terlalu peka terhadap harga jual. Perusahaan kecil harus menghindari biaya
periklanan yang mahal dan harus inovatif dalam pembedaan produk. Kadang-kadang lebih murah membuat perubahan pada produk fisiknya agar lebih unggul daripada produk lain di
pasar dalam hal manfaat kongkrit produk, terutama manfaat pemakaiannya.
65
Konsep-konsep “pembedaan produk” dan “manfaat produk” telah diperkenalkan pada Modul 2, LU 2.2.
Pada kasus bengkel mobil EN-3.1-TR22
, “perbaikan bodi”, “pengecatan bodi” dan “salon mobil” lebih cenderung dibedakan untuk memperbaiki tarif jasa dibandingkan dengan jasa
“tune-up mesin” dan “ganti oli” yang bersifat standar. Mahasiswa bebas menjawab mengenai pembedaan produknya, karena tujuan dari latihan ini adalah agar mereka menyadari
pentingnya berpikir kreatif dan melakukan inovasi yang menguntungkan.
2. Manajemen biaya dan reduksi biaya
Manajemen biaya cost management adalah penggunaan akuntansi biaya untuk melaporkan atau mengendalikan biaya bisnis. Contohnya adalah keputusan-keputusan
menyangkut kuantitas dan jenis bahan yang dipakai, perubahan proses produksi pabrik dan rancangan produk. Manajemen biaya mencakup banyak kegiatan, antara lain:
penganggaran dan pengawasan anggaran; penghematan energi; memaksimumkan pemanfaatan kapasitas produksi; analisis rantai nilai value chain analysis; pemeliharaan
rutin; dsbnya.
Manajemen biaya tidak selalu berarti reduksi biaya cost reduction. Manajemen biaya memiliki lingkup yang luas, termasuk – tapi tidak terbatas pada – reduksi biaya, karena tidak
semua biaya bisa ditekan. Reduksi biaya tergantung pada perilaku dan ciri-ciri biaya. Di samping itu, reduksi biaya tidak selamanya diperlukan, karena tujuan akhirnya adalah
memaksimumkan marjin kontribusi atau nilai tambah. Jika reduksi biaya memungkinkan, pengendalian biaya harus difokuskan pada biaya-biaya
yang paling dominan yang nilai. Jika biaya tidak bisa direduksi, perusahaan harus berusaha meningkatkan pendapatannya tapi tidak perlu melalui peningkatan harga jual. Memaksakan
reduksi biaya pada biaya yang tidak bisa ditekan bisa mengorbankan manfaat produk atas beban konsumen, pemasok dan masyarakat.
Pada kasus percetakan kecil EN-3.1-TR23
, prioritas pertama untuk reduksi biaya harus diberikan pada bahan langsung 54,14, kemudian peralatan 13,37, gaji 8,08, sewa
7,98, dsbnya. Pertanyaannya apakah biaya-biaya tiu bisa ditekan atau tidak.
Penjualan 100.250.000 100,00
Bahan langsung kertas, tinta, lem, pelapis, dsbnya. 54.275.000
54,14 Gaji disainer, operator, staf
8.100.000 8,08
Sewa bangunan toko 8.000.000
7,98 Penyusutan mesin cetak
3.500.000 3,49
Sarana tilpun, air, listrik 5.100.000
5,09 Peralatan computer, penjilid, pemotong, dsbnya.
13.400.000 13,37
Alat-alat tulis toko 560.000
0,56 Iuran keamanan dan biaya-biaya lain
1.300.000 1,30
Laba 6.015.000 6,00
3. Biaya Terkendali dan Biaya Tak Terkendali