BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dermatitis atopik merupakan masalah yang sering muncul pada negara berkembang dan sedang berkembang. Dermatitis atopik
merupakan penyakit inflamasi kronik pada kulit yang terjadi pada 15 sampai 25 pada anak dan 3 pada dewasa. Sekitar 85 pasien
dengan dermatitis atopik muncul pada masa anak-anak dan 70 pasien dengan dermatitis atopik berat berkembang menjadi asma atau rhinitis.
1
Prevalensi dermatitis pada anak 18,1 pada usia 3 sampai 5 tahun.
2
Penyakit ini menyebabkan morbiditas dan memiliki efek pada kualitas hidup.
3
Dalam dekade terakhir ini, dijumpai defisiensi vitamin D di negara berkembang dan negara yang sedang berkembang sekitar 30 sampai
80 pada seluruh populasi di seluruh dunia dan prevalensinya tinggi pada anak usia 0 tahun sampai 16 tahun.
4
Pada anak dengan asma, rhinitis alergi, dermatitis atopik, urtikaria akut dan alergi makanan cenderung
dijumpai defisiensi vitamin D.
5
Hampir pada seluruh usia vitamin D 99 berada pada skeletal. Anak anak saat ini sangat sedikit paparan terhadap sinar matahari
sehingga tidak sedikit jumlah anak yang mengalami defisiensi vitamin D. Penelitian di Jakarta dijumpai 75,9 anak mengalami insufisiensi vitamin
D dan 15 anak mengalami defisiensi vitamin D.
6
Vitamin D merupakan
Universitas Sumatera Utara
prohormon yang memiliki fungsi utama mengatur keseimbangan kalsium tubuh. Sebagai imunoregulasi, vitamin D memiliki dua fungsi penting
sebagai hormon sekosteroid pada regulasi hemostasis kalsium pada tubuh dan sebagai zat esensial organik yang sangat penting terhadap
respons imun. Vitamin D sebagai imunomodulator berfungsi untuk mengembalikan dan memperbaiki keadaan patologik menjadi normal
kembali dengan cara menekan fungsi imun yang berlebihan imunosupresi.
5
Beberapa studi mendapatkan efek vitamin D terhadap dermatitis atopik pada anak. Penelitian di Mesir tahun 2011 melaporkan hubungan
defisiensi vitamin D terhadap derajat keparahan dermatitis atopik.
7
Hata dkk menerangkan pemberian diet vitamin D dapat meningkatkan fungsi
imunitas bawaan pada kulit dermatitis atopik dibuktikan secara in vitro bahwa vitamin D dapat merangsang pembentukan AMP pada tubuh.
8
Pemberian vitamin D oral memberikan reaksi dalam menurunkan ekspresi sitokin Th-2 dengan dijumpainya peningkatan vitamin D pada serum.
7
1.2. Rumusan Masalah