P = Present value Nilai asset tersebut digunakan untuk menghitung penyusutan per tahun dengan
rumus Ibrahim, 2009: R = An i
1 – 1 + i
-n
Keterangan: R = Annuity jumlah penyusutan per tahun
An = Nilai asset yang disusut i = Interest rate tingkat bunga
n = Jangka waktu
5. Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi Milik Kastamar
Pendapatan usaha penggemukan sapi milik Kastamar diperoleh dengan
menghitung selisih antara total penerimaan yang diterima dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Soekartawi 1991 dalam Irianti 2011, persamaan
untuk memperoleh pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut: � = Y. Py −
Xi. Pxi − BTT
� �=1
Keterangan : π = Pendapatan usaha penggemukan sapi Rp
Y = Produksi ternak sapi Kg Py = Harga hasil produksi ternak sapi Rpkg
ΣXi = Jumlah faktor produksi ke-i 1,2,3..n Px = Harga faktor produksi ke-i Rp
BTT= Biaya tetap total usaha penggemukan sapi Rp
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Harga pokok produksi usaha penggemukan sapi milik Kastamar
menggunakan metode full costing pada periode I, II, dan III adalah sebesar Rp 40.369kg, Rp 40.082kg, dan Rp 41.854kg.
2. Harga pokok produksi usaha penggemukan sapi milik Kastamar
menggunakan metode variable costing pada periode I, II, dan III adalah sebesar Rp 38.115kg, Rp 37.946kg, dan Rp 39.481kg.
3. Pendapatan usaha penggemukan sapi milik Kastamar pada periode I, II, III
adalah Rp 43.795.082, Rp 52.404.082, dan Rp 41.866.082. 4.
Harga pokok penjualan pemotongan sapi pada jagal pada periode I, II, dan III adalah sebesar Rp 112.182kg, Rp 111.632kg, dan Rp 112.724kg.
B. Saran
1. Pemerintah hendaknya memperhatikan peternak dalam melakukan usaha
penggemukan sapi, seperti pemanfaatan 53,50 bagian sapi yang terbuang melalui inovasi teknologi, sehingga sapi memiliki nilai ekonomis selain
daging yang dapat dikonsumsi. Limbah atau kotoran sapi bisa dimanfaatkan untuk biogas, pupuk dan diolah untuk campuran pakan ternak atau ikan
sehingga mendapatkan keuntungan yang lebih bagi pemilik usaha penggemukan sapi. Kebijakan pemerintah untuk menaikkan nilai penyusutan
daging sapi sebesar 46,50 menjadi 59, sehingga pendapatan pemilik usaha penggemukan sapi dapat meningkat.
2. Peternak hendaknya meminimalkan pengeluran biaya-biaya seperti biaya
pakan, agar mendapatkan keuntungan yang maksimal, sehingga dapat meningkatkan skala usaha penggemukan sapi. Efisiensi biaya yang lain yang
dapat dilakukan adalah mengurangi biaya tenaga kerja pada pemotongan. Tenaga kerja pengulitan, tenaga kerja pengeluaran jeroan, dan tenaga kerja
menggantung daging dapat dilakukan secara bersamaan. Biaya vitamin dan obat-obatan juga dapat dikurangi, karena sapi jarang sekali sakit dan sangat
kuat.
3. Peneliti lain hendaknya melakukan penelitian tentang supply chain daging
sapi, sehingga dapat diketahui nilai tambah dan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran.