METODE PENELITIAN Penentuan Harga Pokok Produksi Usaha Penggemukan Sapi (Studi Kasus Usaha Penggemukan Sapi Milik Kastamar di Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah)

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Populasi ternak di Provinsi Lampung tahun 2008-2012 2 2. Produksi daging sapi di Provinsi Lampung tahun 2008-2012 3 3. Rata-rata harga hasil ternak sapi di Provinsi Lampung tahun 2012 4 4. Jumlah populasi ternak di Provinsi Lampung tahun 2012 5 5. Harga pokok produksi menggunakan metode full costing 44 6. Harga pokok produksi menggunakan metode variable costing 45 7. Harga pokok penjualan 45 8. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2007 – 2011 50 9. Biaya sapi bakalan usaha penggemukan sapi milik Kastamar 61 10. Biaya tenaga kerja usaha penggemukan sapi milik Kastamar 62 11. Biaya bahan pendukung usaha penggemukan sapi milik Kastamar 64 12. Biaya transportasi usaha penggemukan sapi milik Kastamar 65 13. Biaya lain-lain usaha penggemukan sapi milik Kastamar 66 14. Biaya penyusutan anuitas usaha penggemukan sapi milik kastamar 67 15. Investasi dan biaya pembelian kembali usaha penggemukan sapi milik Kastamar 67 16. Harga pokok produksi usaha penggemukan sapi milik Kastamar menggunakan metode full costing 70 17. Harga pokok produksi usaha penggemukan sapi milik Kastamar menggunakan metode variable costing 70 18. Pendapatan usaha penggemukan sapi milik Kastamar 73 19. Produksi sapi potong pada jagal 74 20. Biaya sapi potong pada jagal 74 21. Biaya tenaga kerja pemotongan sapi pada jagal 75 22. Biaya pakan pemotongan sapi pada jagal 76 23. Biaya transportasi pemotongan sapi pada jagal 77 24. Investasi dan biaya pembelian kembali sapi pada jagal 76 25. Harga pokok penjualan sapi pada jagal 78

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena mayoritas penduduk Indonesia memperoleh pendapatan utamanya dari sektor ini. Sektor pertanian mencakup beberapa sektor, di antaranya adalah subsektor peternakan. Subsektor peternakan merupakan penyedia bahan pangan hewani di Indonesia. Peluang untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia melalui subsektor peternakan sangat besar, karena peluang pasar baik di dalam maupun luar negeri semakin baik. Menurut Tim Karya Tani Mandiri 2009, pembangunan peternakan diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil pendapatan, memperluas lapangan kerja, serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di perdesaan. Tujuan utama dalam mengembangkan usaha peternakan adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya peternak, mendorong diversifikasi pangan, pengembangan penerimaan devisa negara, dan menciptakan lapangan kerja, karena jumlah penduduk yang semakin bertambah. Kenaikan pendapatan dan jumlah penduduk akan meningkatkan permintaan akan akan daging, oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan akan gizi terutama kebutuhan