penggolongan  status  sosial  ekonomi  orang  tua  secara  garis  besarnya  ada  tiga indikator pokok, yaitu pendapatan, pendidikan dan pekerjaan atau jabatan mereka
tinggal, dapat diuraikan sebagai berikut: 1  Keadaan Ekonomi Orang Tua.
Penghasilan  seseorang  mempunyai  hubungan  dengan  status  sosial ekonomi
seperti tempat
tinggal, sarana
angkutan, saran
komunikasi.Penghasilan  atau  kekayaan  seseorang  sangat  berhubungan dengan  pendidikan,  pekerjaan  seseorang,  demikian  pula  dengan  besarnya
keluarga yang menjadi tanggungannya. 2  Pendidikan Orang Tua.
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik  dalam  masyarakat.Makin  tinggi  pendidikan  yang  diperoleh  makin
besar  harapan  untuk  mencapai  tingkat  sosial  ekonomi  yang  lebih tinggi.Pendidikan  sebagai  kesempatan  untuk  beralih  golongan  yang  satu
ke golongan yang lebih tinggi, dikarenakan di Indonesia pendidikan masih dipandang memiliki golongan sosial ekonomi atas.
3  Pekerjaan Orang Tua. Pekerjaan  merupakan  salah  satu  bagian  yang  paling  penting  dalam
kehidupan seseorang.Pekerjaan sebagai salah satu faktor yang menentukan status sosial ekonomi seseorang.
Dalam  penelitian  ini  status  sosial  ekonomi  orangtua  dapat  dilihat  dari  tingkat pendidikan  dan  pendapatan  orang  tua  mahasiswa.Sehingga,perilaku  konsumtif
mahasiswaakan  melekat  kepada  masyarakat  yang  dipengaruhi  oleh  faktor  status
sosial  ekonomi  tersebut.Jadi  dapat  disimpulkan  bahwa  status  sosial  ekonomi orang tua yang mempengaruhi perilaku konsumtif mahasiswa dalam penelitian ini
dapat  dilihat  dari  ketokohan,  kehormatan,  popularitas,  tingkat  pendidikan,  dan pendapatan.
2. Kelompok Referensi
Kelompok  referensi  Reference  groupmenurut  Soekanto  2009:125  adalah kelompok  sosial  yang  menjadi  acuan  bagi  seseorang  bukan  anggota  kelompok
untuk  membentuk  pribadi  dan  perilakunya.  Jadi,  seseorang  itu  telah  menyetujui norma-norma  nya,  sikap-sikapnya  dan  tujuan  dari  kelompok  tersebut,  artinya
bahwa  dia  senang  kepada  kerangka  norma-norma  sikap-sikap,  dan  tujuan  yang dimiliki oleh kelompok Narwoko dan Bagong,2004:30.
Stanton  dan  Lamarto  1994:190  mengatakan  kelompok  referensi  sebagai kelompok orang yang mempengaruhi perilaku, nilai, dan sikap, seseorang.
Engel dkk2002:166-167 mendefinisikan kelas referensi yaitu sebagai orang atau kelompok  yang  mempengaruhi  secara  bermakna  perilaku  individu.  Kelompok
referensi  memberikan  standar  norma  dan  nilai  yang  dapat  menjadi  perspektif penentu mengenai bagaimana seseorang berpikiran dan berperilaku.
Dari  beberapa  pengertian  kelompok  referensi  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa kelompok referensi merupakan.Sekumpulan orang yang menjadi acuan seseorang
dalam  berperilaku.Perilaku  dalam  penelitian  ini  adalah  perilaku  konsumsi seseorang.
Tiga pengaruh kelompok referensi menurut Engel dkk 2002:170-175 adalah : 1  Pengaruh norma adalah pengaruh kelompok referensi terhadap seseorang
melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti norma diekspresikan melalui tekanan untuk tunduk pada norma kelompok oleh
karena itu lazim untuk mengacu pada pengaruh norma.
2  Pengaruh ekspresi nilai mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai dan mempengaruhi konsep pribadi
seseorang dengan menyamakan diri dengan kelompok referensi yang mencerminkan makna yang diinginkan seseorang mendapatkan sebagian
makna tersebut untuk pengembangan pribadinya.
3  Pengaruh  informasi  adalah  mempengaruhi  pilihan  produk  atau  merk  dari seseorang  karena  kelompok  referensi  tersebut  sangat  dipercaya  sarannya
karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Jenis-jenis kelompok referensi menurut Setiadi 2003: 190-191 terdiri dari:
1  Kelompok formal adalah kelompok yang anggotanya saling berinteraksi menurut struktur yang baku, kelompok ini ditandai dengan adanya
pembagian kekuasaan dan wewenang dan tujuan kelompok yang sangat spesifik. Contohnya adalah gereja, mahasiswa, badan perusahaan dan
organisasi pelayanan komunitas.
2  Kelompok informal adalah kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai tujuan pengalaman, kesukaan dan kegiatan yang sama. Dalam
kelompok informal tidak ada struktur maupun pembagian wewenang dan kekuasaan yang baku. Kelompok ini biasanya terbentuk karena hubungan
sosial, misalnya bermain badminton, kelompok senam kebugaran, kelompok arisan, kelompok rukun tetangga.
3  Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai, atau prilaku dan orang lain yang dijadikan
kelompok acuannya. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya. Atau antar anggota kelompok
aspirasi tidak harus terikat atau saling berkomunikasi. Anak-anak muda senang meniru cara berpakaian para selebriti dan gaya amerika.
4  Kelompok disasosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha untuk menghindari dari kelompok referensi. Contohnya para anggota
partai keadilan selalu menunjukkan ketertiban dalam berdemontrasi yang sangat berbeda dengan kelompok lainnya.
5  Kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang besar dan bersifat tidak pribadi, berdasarkan atas kesukaan dan kegiatan yang sama hubungan
kerap kali berlangsung dan sikap berorientasi pada tujuan. Contoh dari kelompok sekunder adalah assosiasi professional, serikat pekerja dan
organisasi komunitas.
6  Kelompok primer adalah kelompok sosial dimana hubungan antar anggotanya bersifat pribadi dan berlangsung dalam jangka waktu yang
lama. Anggota kelompok-kelompok itu terikat oleh kesetiaan yang kuat, dan biasanya mereka melakukan kegiatan bersama, menghabiskan waktu
bersama, dan merasa bahwa mereka saling mengenal satu sama lain dengan baik.
Kelompok  referensi  seseorang  terdiri  dari  seluruh  kelompok  yang  mempunyai pengaruh  langsung  maupun  tidak  langsung  terhadap  sikap  atau  perilaku
seseorang.Dalam  penelitian  ini  kelompok  referensi  yang  berpengaruh  dalam perilaku  konsumtif  mahasiswa  yaitu  kelompok  primer  keluarga,  kelompok
informal teman sebaya, Kelompok aspirasi tokoh idola. Konsumsi  seseorang  secara  umum  sangat  dipengaruhi  oleh  kelompok  referensi
mereka pada tiga cara menurut Setiadi 2003:11 yaitu : 1  Kelompok  referensi  memperlihatkan  pada  seseorang  perilaku  dan  gaya
hidup baru; 2  Mereka  juga  mempengaruhi  sikap  dan  konsep  jati  diri  seseorang  karena
orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”; 3  Mereka  menciptakan  tekanan  untuk  menyesuaikan  diri  yang  dapat
mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang. Dari  berbagai  macam  pendapat  dan  berdasarkan  pada  penjelasan  diatas,  dapat
disimpulkanbahwa  perilaku  konsumsi  yang  dipengaruhi  oleh  faktor  kelompok referensi  adalah  pengaruh  yang  dibawa  oleh  keluarga,  teman  sebaya  dan  tokoh
idola.  Perilaku  konsumsi  yang  dipengaruhi  oleh  faktor  kelompok  referensi dikarenakan kelompok referensi tersebut memperlihatkan perilaku dan gaya hidup
baru atau pola hidup dalam konsumsi.
C.  Hubungan  Antara  Status  Sosial  Ekonomi  Orang  Tua  dan  Kelompok Referensi dengan Perilaku Konsumtif Mahasiswa