Penerapan Pengendalian Intern Pada Heifer International Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PADA

HEIFER INTERNATIONAL

INDONESIA

O l e h :

NAMA

: HERTAULI R HARIANJA

NIM

: 070522102

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan

2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Pengendalian Intern Pada Heifer International Indonesia” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan Universitas Sumatera Utara

Medan, 07 Januari 2010 Yang Membuat Pernyataan

Hertauli R Harianja NIM 070522102


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang memberikan anugrah dan kekuatan serta kemudahan-kemudahan kepada penulis dan sekaligus peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Universitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Adapun judul skripsi ini adalah “Penerapan Pengendalian Intern Pada Heifer International Indonesia”.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi.Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara, yang selalu mengusahakan yang terbaik untuk mahasiswanya, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.Ak, selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM. Ak, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan ditengah kesibukan aktivitasnya.


(4)

4. Bapak Drs. M. Zainul B. Torong, SE, MSi dan Ibu Risanty, SE, MSi. Ak selaku Dosen Penguji I dan Penguji II yang bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penyelesaian skripsi ini.

5. Pimpinan dan seluruh Staf Heifer International Indonesia yang telah membantu, mendukung dan memberi kemudahan-kemudahan dalam pengumpulan data selama proses penelitian di lembaga tersebut.

6. Seluruh teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini semata-mata adalah karena kalian semua, terima kasih untuk waktu-waktu yang kita lewati, terima kasih untuk uluran tangan, terima kasih untuk semua kenangan yang tak akan terlupakan.

Akhirnya, sebagai manusia dengan segala kekurangannya penulis mengharapkan saran dari setiap pembaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 07 Januari 2010 Penulis

Hertauli R Harianja NIM 070522102


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan pengendalian intern pada Heifer International Indonesia selaku International Non Government Organization (INGO).

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi, laporan keuangan yang telah diaudit, dan daftar implementing partner. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada Heifer International Indonesia, Country Program Office yang beralamat di JL. Sei Mengkara No. 57 Medan. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Januari 2010

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern di Heifer International Indonesia telah cukup memadai karena adanya pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas sesuai dengan job description, lingkungan pengendalian yang baik dengan adanya nilai-nilai cornerstone, penggunaan aplikasi akuntansi berstandar international yaitu accpacc accounting software, peningkatan kompetensi dan kapasitas karyawan secara regular dengan melakukan berbagai training yang dibutuhkan, dan yang terakhir kesadaran manajemen akan pentingnya pengendalian internal tercermin dari adanya sebuah departemen yang khusus menangani planning, monitoring dan evaluation.


(6)

ABSTRACT

The aim of this research is to find out how Heifer International Indonesia applicate the Internal Control as a International Non Government Organization (INGO)

The type of this research is descriptive research using primary data i.e : result of interviews with a related organization staff. Secondary data i.e organization structure, audited financial report, implementing partner list. Data collecting technic is done using interview, observation, documentation techniques. This research is done in the country program office of Heifer International Indonesia which is located on Jl. Sei Mengkara No 57 Medan. Research began in October 2009 to January 2010

This research show that implementation of internal control in Heifer International Indonesia have been adequate because Heifer International has a clear organization structure and job description for every staff, good environment control with a cornerstones values, using Accpacc Accounting Software as a accounting application for international standar, improving staff’s competency and capacity by joining related training, and the last is the awareness of management of the importance of internal control shown by providing a Planning, Monitoring, and Evaluation Deparment.


(7)

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

ABSTRAK………. iv

ABSTRACT……….. v

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Perumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian………. 3

D. Manfaat Penelitian……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 5


(8)

B. Pengertian Pengendalian Intern……….. 6

C. Tujuan Pengendalian Intern……… 9

D. Komponen Pengendalian Intern……….. 10

E. Keterbatasan Bawaan Pengendalian Intern………. 13

F. Kerangka Konseptual……… 16

BAB III METODE PENELITIAN……… 19

A. Jadwal dan Lokasi Penelitian………. 19

B. Jenis Data……… 20

C. Teknik Pengumpulan Data……….. 20

D. Metode Analisis Data……… 21

BAB IV HASIL PENELITIAN………. 22

A. Gambaran Umum Perusahaan……… 22

1. Sejarah Singkat Perusahaan………. 22


(9)

3. Logo Organisasi……….. 25

4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ………... 26

B. Analisis Hasil Penelitian……… 30

1. Program Berjalan Heifer International Tahun 2008……… 30

2. Penerapan Pengendalian Intern di Heifer International …………. 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 66

A. Kesimpulan………. 66

B. Saran……… 68

DAFTAR PUSTAKA………. 69


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Hal

Tabel 4.1 Umbrella Project………. 30

Tabel 4.2 Tsunami Program……… 33

Tabel 4.3 SUSLIV Program……… 36

Tabel 4.4 SMALL Program……… 38

Tabel 4.5 Kredit Mikro Program………. 39

Tabel 4.6 LEAF Program……… 40

Tabel 4.7 STAGE Program………. 41

Tabel 4.8 Co-Lead Program……… 43

Tabel 4.9 Safe Lake Toba Program……….. 46


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………. 16


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Heifer Indonesia Organization Chart……….. 70 Hal

Lampiran ii Analisa Keuangan Tahun Anggaran 2008………… 71

Lampiran iii Pernyataan Posisi Keuangan (USD)………. 72

Lampiran iv Jenis-Jenis Training yang Dilakukan……….. 73


(13)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan pengendalian intern pada Heifer International Indonesia selaku International Non Government Organization (INGO).

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan data primer seperti hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan data sekunder seperti struktur organisasi, laporan keuangan yang telah diaudit, dan daftar implementing partner. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan teknik dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada Heifer International Indonesia, Country Program Office yang beralamat di JL. Sei Mengkara No. 57 Medan. Penelitian dimulai pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Januari 2010

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pengendalian intern di Heifer International Indonesia telah cukup memadai karena adanya pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas sesuai dengan job description, lingkungan pengendalian yang baik dengan adanya nilai-nilai cornerstone, penggunaan aplikasi akuntansi berstandar international yaitu accpacc accounting software, peningkatan kompetensi dan kapasitas karyawan secara regular dengan melakukan berbagai training yang dibutuhkan, dan yang terakhir kesadaran manajemen akan pentingnya pengendalian internal tercermin dari adanya sebuah departemen yang khusus menangani planning, monitoring dan evaluation.


(14)

ABSTRACT

The aim of this research is to find out how Heifer International Indonesia applicate the Internal Control as a International Non Government Organization (INGO)

The type of this research is descriptive research using primary data i.e : result of interviews with a related organization staff. Secondary data i.e organization structure, audited financial report, implementing partner list. Data collecting technic is done using interview, observation, documentation techniques. This research is done in the country program office of Heifer International Indonesia which is located on Jl. Sei Mengkara No 57 Medan. Research began in October 2009 to January 2010

This research show that implementation of internal control in Heifer International Indonesia have been adequate because Heifer International has a clear organization structure and job description for every staff, good environment control with a cornerstones values, using Accpacc Accounting Software as a accounting application for international standar, improving staff’s competency and capacity by joining related training, and the last is the awareness of management of the importance of internal control shown by providing a Planning, Monitoring, and Evaluation Deparment.


(15)

B A B I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi perusahaan yang berorientasi laba dengan iklim bisnis yang serba kompetitif, pengendalian intern menjadi sebuah keharusan untuk memperoleh tingkat laba yang optimal. Seluruh sumber daya yang ada harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, atau dengan kata lain perusahaan harus beroperasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan tercapai. Namun bagaimana halnya dengan perusahaan non profit yang tidak berorientasi laba, apakah pengendalian intern diperlukan dan seperti apakah penerapan pengendalian intern di perusahaan tersebut?

Heifer International Indonesia merupakan non profit organization, sebuah lembaga sosial asing atau International Non Government Organization yang memiliki kantor pusat di Amerika dan kantor perwakilan negara atau Country

Program Office (CPO) di Indonesia tepatnya di Medan, Jl. Sei Mengkara No. 57

Kec. Petisah.

Organisasi nirlaba ini merupakan lembaga donor yang menyediakan sejumlah dana yang cukup besar untuk memerangi kelaparan, mengurangi kemiskinan dan memperbaiki lingkungan dengan memberikan bantuan teknis, dana, peralatan dan perlengkapan pertanian dan training yang tepat serta memberikan pelayanan


(16)

penyuluhan pada petani kecil diseluruh dunia, dengan mengintegrasikan komponen pertanian berkelanjutan dan pembangunan secara menyeluruh (holistic

development).

Heifer International mulai terlibat dengan pengembangan masyarakat di Indonesia sejak tahun 1982, dengan berbagai proyek di pulau Sumatra.

Heifer International Indonesia selaku International NGO memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar adalah terletak pada cara organisasi ini dalam memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Beberapa karakteristik organisasi nirlaba ini yang sangat menyolok dengan organisasi bisnis pada umumnya adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada kepemilikan yang ada hanyalah badan pendiri, tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali

2. Sumber daya berasal dari donasi [donations] dana program [grants] sumbangan [contributions]

3. Tidak bertujuan mencari laba

Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis. Besarnya dana sosial yang dikelola oleh lembaga ini menarik minat peneliti untuk meneliti penerapan pengendalian internal yang dilakukan untuk


(17)

mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan. Proyek yang cukup besar yang dikerjakan lembaga ini menarik minat peneliti bagaimana lembaga ini menerapkan pengendalian internal sehingga terjamin keandalan laporan keuangan dan laporan program, dan memberikan keyakinan yang memadai kepada seluruh pengguna laporan keuangan dan laporan aktivitas perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti mengambil judul “Penerapan Pengendalian Internal Pada Heifer International Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan pengendalian internal yang dilakukan oleh Heifer International untuk memberikan keyakinan yang memadai terhadap keandalan laporan keuangan dan laporan aktivitas organisasi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah penerapan pengendalian intern di Heifer International, kantor perwakilan di Indonesia tepatnya di Medan.


(18)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, penelitian ini meningkatkan kemampuan meneliti dan menulis serta menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan sistem pengendalian intern di organisasi internasional, tepatnya di Heifer International Indonesia

2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan penerapan sistem pengendalian intern yang memadai.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian yang sejenis

4. Bagi organisasi internasional yang sejenis, penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dalam menerapkan pengendalian intern.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengertian dan Pemahaman Umum Mengenai Non Government

Organization (NGO)

Apa sebenarnya NGO itu? NGO merupakan singkatan dari Non Government

Organization yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti

Organisasi Non Pemerintah atau lebih dikenal dengan sebutan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). NGO adalah suatu kelompok atau asosiasi nirlaba yang beraktifitas di luar struktur politik yang terinstitusionalisasi. Pencapaian hal-hal yang menjadi minat atau tujuan anggotanya diupayakan melalui lobi, persuasi, atau aksi langsung.

NGO biasanya memperoleh sebagian pendanaannya dari sumber-sumber swasta. Sampai seberapa besarkah dana yang dapat diperoleh oleh sebuah NGO? semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO sehingga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan mengalir ke NGO tersebut tentunya akan semakin besar pula. Hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah NGO tentu saja semakin besar. Jadi, bukanlah suatu masalah atau hal yang tidak realistis bagi mereka untuk memberikan dana yang relatif besar sesuai


(20)

dengan jumlah yang diajukan oleh sebuah NGO yang punya kualitas dan kredibilitas yang cukup baik serta manfaat yang cukup besar bagi kemaslahatan masyarakat. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin jika lebih besar dari jumlah yang pernah diberikan sebelumnya, asalkan track record NGO yang bersangkutan cukup baik dan berpotensi untuk lebih baik lagi di masa berikutnya.

Istilah “NGO” mulai akrab di telinga masyarakat sejak datangnya bantuan yang terus mengalir dari berbagai penjuru dunia bagi korban bencana alam dahsyat gempa bumi tektonik dan gelombang Tsunami yang melanda bumi Nanggroe Aceh Darussalam, pada tanggal 26 Desember 2004. Sejak saat itulah, NGO bertaburan di Aceh baik yang bertaraf lokal, nasional, maupun Internasional atau asing. Malah banyak NGO lokal/nasional/internasional lebih dikenal dan ter-expose ke masyarakat setelah musibah gempa dan tsunami tersebut terjadi.

C. Pengertian Pengendalian Intern

Organisasi berskala internasional seperti Heifer International Indonesia, tidak mungkin melakukan pengendalian intern secara langsung terhadap jalannya aktivitas operasional sehari-hari. Oleh karena itu manajemen membutuhkan alat bantu untuk mengurangi kemungkinan kesalahan ataupun kecurangan atas laporan keuangan maupun laporan aktivitas program sehingga terjamin akuntabilitas organisasi.


(21)

Pengendalian intern merupakan bagian dari manajemen resiko yang harus dilaksanakan oleh setiap lembaga untuk mencapai tujuan lembaga. Demikian perlunya pengendalian intern dalam sebuah lembaga sehingga hal ini harus dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin kesinambungan dan kepercayaan pihak donor maupun masyarakat.

Sebuah organisasi nirlaba independen yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui etika dan pengendalian intern yang efektif yang disebut dengan Committee Of Sponsoring Organization of The

Treadway Commission (COSO), dibentuk pada tahun 1985. Komisi ini

disponsori oleh 5 organisasi besar di Amerika Serikat yaitu:

a. The Ammerican Accounting Association (AAA)

b. The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)

c. Financial Executive Institute (FEI)

d. The Institute Of Internal Auditors (IIA)

e. The Institute Of Management Accountants (IMA)

Pengertian Pengendalian Intern-Kerangka kerja terpadu menurut COSO dalam Beyond COSO “Internal Control to enhance corporate governance” oleh Steven J. Root (1998 :118) sebagai berikut:


(22)

Internal control is a process, affected by an entity’s board of directors, management and other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations; reliability of financial reporting, and compliance with laws and regulations

Boynton dkk (2003 : 371) mendefenisikan pengendalian intern sebagai berikut :

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan berikut ini yaitu:

a. Keandalan pelaporan keuangan,

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, c. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengertian Pengendalian Intern menurut Alvin A.Arens-James K.Loebbecke (1994:289) adalah seperti kutipan berikut.

Sistem pengendalian intern tersebut adalah terdiri dari beberapa kebijaksanaan dan prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang wajar bahwa sasaran dan tujuan penting bagi perusahaan untuk dipenuhi. Kebijaksanaan dan prosedur ini sering kali disebut pengendalian dan secara kolektif disebut pengendalian internal perusahaan.

Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses kebijaksanaan atau prosedur yang dijalankan dewan direksi,


(23)

manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi serta untuk menjaga aktiva perusahaan.

D. Tujuan Pengendalian Intern

Hall (2001-150) menyebutkan tujuan utama dari pengendalian intern adalah :

a. Untuk menjaga aktiva perusahaan

b. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi

c. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan

d. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Boynton dkk (2003:171) mengungkapkan pentingnya pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a. lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif,

b. pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian intern yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.

c. Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonoki tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian intern klien


(24)

Tujuan pengendalian intern Sebagaimana dikemukakan oleh Mulyadi (2002:180) “tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: (1) keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, (3) efektifitas dan efisiensi operasi”

E. Komponen Pengendalian Intern

Menurut IAI (2001 :319) “pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan”, yakni :

a. Lingkungan pengendalian b. Penaksiran Resiko

c. Aktivitas pengendalian d. Informasi dan komunikasi e. Pemantauan

Komponen di atas dapat diuraikan seperti di bawah ini :

1. Lingkungan Pengendalian

Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas atau lembaga yaitu:

a. Nilai integritas dan etika

Pengendalian intern yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika akan mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern.


(25)

b. Komitmen terhadap kompetensi

Personel di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif.

c. Filosofi dan gaya operasi manajemen

Filosofi merupakan seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Sedangkan gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu entitas harus dilaksanakan.

d. Struktur organisasi

Struktur organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas mencakup pembagian wewenang dan pembebanan tanggungjawab dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

e. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab

Dengan pembagian wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai


(26)

tujuan organisasi, sekaligus memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber daya organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi.

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Karena pentingnya perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang baik, maka perusahaan perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi mereka, menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas prestasi mereka.

g. Kesadaran Pengendalian

Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian, jika manajemen segera melakukan tindakan koreksi atas temuan kelemahan pengendalian hal ini merupakan petunjuk adanya komitmen manajemen terhadap penciptaan lingkungan pengendalian yang baik.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko merupakan identifikasi dan analisa terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuanya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.


(27)

Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas

4. Informasi dan komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas. Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personil tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain.

5. Pemantauan

Pemantauan merupakan proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan terus menerus, evaluasi secara terpisah atau kombinasi diantara keduanya.

Tidak jauh berbeda dengan uraian di atas, Messier (2005:251) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern mempunya lima komponen yaitu :


(28)

b. Proses penentuan resiko,

c. Sistem informasi entitas dan proses bisnis terkait yang relevan terhadap pelaporan keuangan dan komunikasi,

d. Prosedur pengendalian e. Pemantauan pengendalian.

F. Keterbatasan Bawaan Pengendalian Intern

“Sekalipun pengendalian intern cukup memadai bukan berarti laporan keuangan dan aktivitas bebas dari kesalahan maupun kekeliruan” seperti yang diungkapkan oleh IAI (2001:319.16)

Kemungkinan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup keyakinan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu, pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi diantara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern.

Selanjutnya menurut IAI (2001:319.17) : “faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut”


(29)

Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam pertimbangan

Manajemen maupun personel lain dapat melakukan kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu maupun tekanan lain

2. Gangguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan bisa saja terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, kurang perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.

3. Kolusi

Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan juga tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan.


(30)

4. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan untuk pribadi manager, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu.

5. Biaya lawan manfaat

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.


(31)

G. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Heifer International Indonesia

Heifer International Indonesia selaku Non Government Organization yang merupakan lembaga donor yang mengelola dana yang sangat besar untuk tujuan

PENERAPAN

PENGENDALIAN INTERN

HEIFER INTERNATIONAL

MEDAN

KEANDALAN PELAPORAN KEUANGAN

EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI

KEPATUHAN TERHADAP HUKUM DAN PERATURAN

YANG BERLAKU

MENJAGA AKTIVA PERUSAHAAN


(32)

pengembangan masyarakat dengan main program (program utama) di bidang pertanian dan peternakan, ditambah dengan isu-isu kemanusiaan yang lain yang berhubungan dengan ending hunger and caring for the earth.

Mobilitas yang tinggi, jumlah kekayaan tidak sedikit, jenis transaksi yang tidak umum, tidak adanya tujuan mencari laba, menjadi hal-hal yang tentunya memerlukan pengendalian intern untuk menjaga aktiva perusahaan, keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku, sehingga kredibilitas lembaga tetap terjaga di mata donors/grantor/contributor dan masyarakat.

Semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan mengalir ke NGO tersebut tentunya akan semakin besar pula. Hal itu menunjukkan bahwa kepercayaan dari pihak-pihak donatur untuk mendanai sebuah NGO tentu saja semakin besar. Jadi, bukanlah suatu masalah atau hal yang tidak realistis bagi mereka untuk memberikan dana yang relatif besar sesuai dengan jumlah yang diajukan oleh sebuah NGO yang punya kualitas dan kredibilitas yang cukup baik serta manfaat yang cukup besar bagi kemaslahatan masyarakat. Bahkan bukan hal yang tidak mungkin jika lebih besar dari jumlah


(33)

yang pernah diberikan sebelumnya, asalkan track record NGO yang bersangkutan cukup baik dan berpotensi untuk lebih baik lagi di masa berikutnya.

Penerapan pengendalian intern yang memadai di Heifer International Indonesia akan memberikan keyakinan yang memadai atas keandalan laporan keuangan serta menentukan tingkat kepercayaan para stakeholders, seperti

grantor/donors/contributor/, kelompok masyarakat, Head Quarter (HQ) dan stakeholder lainnya terhadap organisasi tersebut. Dengan pengendalian intern yang


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Heifer International Indonesia, Country Program Office di Medan, Jl. Sei Mengkara NO 57, Kecamatan Medan Petisah, Sumatera Utara.

KETERANGAN

OKTOBER NOVEMBER DESEMBER 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Penyusunan proposal judul

Pengajuan proposal judul

Bimbingan dan perbaikan proposal Persiapan seminar

Seminar proposal Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

Bimbingan dan penyelesaian skripsi Sidang


(35)

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti dengan melakukan observasi langsung, serta data hasil wawancara langsung dengan staf yang berwenang untuk memberikan informasi seputar penerapan pengendalian internal di organisasi tersebut

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah diolah berupa dokumentasi yang tersedia di perusahaan seperti sejarah singkat organisasi, gambaran umum organisasi dan struktur organisasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Teknik wawancara

Teknik wawancara yaitu dengan melakukan Tanya jawab dan diskusi dengan staf yang berkompeten dan berwenang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan seputar penerapan sistem pengendalian intern.


(36)

Teknik observasi yaitu dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang sesuai dengan objek penelitian.

3. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu dengan mengcopy data sekunder yang tersedia di organisasi yang diteliti.

D. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang diperoleh, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu dengan menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga menghasilkan informasi mengenai penerapan sistem pengendalian intern di organisasi yang diteliti.


(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Heifer International adalah lembaga nirlaba yang mendedikasikan diri sebagai organisasi kemanusiaan untuk mengakhiri kelaparan seraya melestarikan bumi dengan memberikan bantuan berupa ternak, peralatan dan perlengkapan pertanian, pelatihan dan sumber daya lainnya untuk menolong keluarga tak berdaya di seluruh dunia.

Sejak beroperasi di tahun 1944, Heifer telah bekerja langsung dengan 7 juta keluarga di lebih dari 125 negara dan 38 negara bagian di Amerika Serikat.

Adapun main program dari organisasi ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Agriculture and livestock sekalipun terdapat banyak program pendukung lainnya yang tujuannya untuk Ending hunger and caring for


(38)

Keunikan Heifer sendiri terdapat pada prakteknya yang dikenal dengan Passing

on the Gift atau “penerusan manfaat”. Dimana keluarga yang menerima ternak

(manfaat) akan meneruskan kembali ternak yang didapatkannya dalam jumlah setara kepada keluarga lain yang membutuhkan sehingga terbentuk suatu rantai saling memberi yang dapat menyentuh ribuan jiwa, artinya keluarga yang menerima donasi suatu saat akan menjadi donator bagi keluarga lain. Hal ini menimbulkan rasa peduli dan tanggungjawab bagi keluarga penerima bantuan. Ketika keluarga penerima bantuan berhasil keluar dari kemiskinan maka hal ini menjadi success story yang menginspirasi bagi penerima manfaat selanjutnya untuk mampu keluar dari lingkaran kemiskinan.

Pada tahun 1997, Heifer mulai mengkonsolidasikan seluruh programnya di Indonesia dalam suatu program sistematis dengan memfokuskan diri di Pulau Sumatra. Pada Desember 2003 Heifer International Indonesia menerima status legal dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman 4 tahunan antara Heifer Project Indonesia dengan Pusat Pengembangan Kewirausahaan Agribisnis Departemen Pertanian Republik Indonesia. Dengan adanya Nota Kesepahaman ini memberikan kepastian hukum kepada Heifer International Indonesia untuk beroperasi dibawah hukum Negara Republik Indonesia.

Heifer International Indonesia bekerja dengan pola kemitraan triadik dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dan dengan Kelompok Swadaya


(39)

Masyarakat (KSM). Melalui komitmennya terhadap perencanaan dan pembangunan masyarakat berasas nilai atau Value Based holistic Community

Development , internalisasi Prinsip-prinsip Dasar untuk Pembangunan yang Adil

dan Berkelanjutan sebagai pendekatan fundamental dalam setiap programnya.

Heifer International Indonesia akan memberikan pendampingan kepada masyarakat miskin di pedesaan melalui beragam pemberdayaan penghidupan melalui ternak yang akan membawa dampak yang holistik di masyarakat.

Pada tahun anggaran 2008, Heifer International Indonesia terus bekerja dengan pembangunan masyarakat berasas nilai yang kini diimplementasikan di 5 propinsi di Sumatera, yaitu:

1. Nanggroe Aceh Darussalam, 2. Sumatera Utara,

3. Sumatera Barat, 4. Sumatera Selatan 5. Lampung.

2. Pernyataan Visi

Adapun Visi Heifer International yang dituangkan dalam bentuk statement singkat adalah Ending hunger and caring for the earth


(40)

Pernyataan visi ini lebih jelas lagi dengan uraian singkat yang dimuat dalam annual report Heifer International Indonesia yang menyatakan: “Heifer International Indonesia merupakan lembaga yang dikenal luas serta pelopor dalam pengembangan masyarakat dalam rangka pemberdayaan dan transformasi petani marjinal serta masyarakat miskin dan rentan, bekerja dalam pola kemitraan dengan mitra yang handal dan terpercaya melalui pembangunan masyarakat menyeluruh berasas nilai untuk mencapai kemandirian, keberlanjutan dan keadilan sosial”

3. Logo Organisasi

Gambar 4.1


(41)

Keterangan logo :

Gambar sapi lompat tersebut merupakan arti dari Heifer itu sendiri, karena Heifer adalah sapi betina yang telah siap berproduksi, dan sapi tersebut mewakili ternak-ternak yang akan menjadi sumber penghidupan bagi petani di pedesaan.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Program Berjalan Heifer International Tahun 2008

Sebelum melihat data keuangan untuk mengetahui jumlah dana yang dikelola organisasi ini, peneliti akan menyajikan informasi mengenai program berjalan Heifer International sehingga pembaca mendapat gambaran mengenai program organisasi ini.

Heifer International memiliki Program Induk yang biasa disebut Umbrella

project. Setiap umbrella project memiliki sub project, artinya umbrella project

merupakan payung yang memayungi beberapa sub project di bawahnya. Selain itu setiap Umbrella Project dikerjakan oleh beberapa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat).

Berikut merupakan tabel daftar program induk Heifer International Indonesia hingga tahun anggaran 2008.


(42)

Tabel 4.1 Umbrella Project

No Program Jenis Input Periode

1 Pemulihan Kembali Penghidupan Komunitas Korban Bencana Tsunami di Aceh dan Nias – Indonesia

• Kambing

• Kepiting

• ikan

• sapi

• itik

• Udang

2005 -2010

2 Penghidupan yang Berkelanjutan bagi Masyarakat Adat melalui Integrasi Peternakan dan Pertanian Organik di Sumatera Selatan (SUSLIV)

• Babi

• Kambing

• Ayam

• Domba

• Ikan

2005 – 2007

3 Penghidupan yang Berkelanjutan dengan Sistem Tumpangsari antara Peternakan-Pertanian bagi Keluarga Petani di Sumatera (SMALL) • Sapi • Kerbau • Ikan • Kambing • Domba • Ayam • Itik

2001 – 2007

4 Kredit Mikro untuk Memperkuat Organisasi Lokal dalam Mendukung Penghidupan Keluarga

- 2004 – 2008

5 Pemberdayaan Penghidupan melalui Wanatani di Sumatera Selatan (LEAF) •

Kambing

• Domba

• Ikan

• lebah madu

2006 - 2008

6 Pemberdayaan Penghidupan yang Berkelanjutan melalui Peternakan-Pertanian dan Pemberdayaan Gender di Sumatera Utara (STAGE)

• Kambing

• Babi

• Ikan

2006 - 2008

7 Pemberdayaan Penghidupan Masyarakat melalui Agroekologi untuk Pembangunan yang Holistik di Sumatera Barat (Co-LEAD)

• Kambing,

• Ikan


(43)

8 Peningkatan Kapasitas untuk Pembangunan yang Holistik

- 2007-2010

9 Sukarelawan Kesehatan Hewan Indonesia (CAHVI)

- 2001-2008

10 Pemberdayaan Petani dn Pertanian Dataran Tinggi yang Berkelanjutan bagi Ketahanan Pangan dan Konservasi kawasan Danau Toba (Safe Lake Toba)

• Kambing

• Babi

• Ikan

• lebah madu

2007-2012

11 Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pantai Melalui Pertanian yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (COASTAL)

• Kambing

• Ikan

• lebah madu

2007-2012

12 Pengembangan dan Pemberdayaan yang Holistik bagi Masyarakat Langkat Melalui Integrasi Peternakan dan Pertanian

• Kambing

• Ikan

• lebah madu

2007-2013

13 Pengelolaan Pertanian – Peternakan yang Berkelanjutan di Lahan Rawa Untuk Ketahanan Pangan dan Transformasi Sosial (SWAMP)

• Kambing 2007-2013

14 Perbaikan Pendapatan yang Berkelanjutan Melalui Pemberdayaan Perempuan Tani dan Integrasi Peternakan-Pertanian-Perikanan

• Kambing 2007-2013

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

Setiap umbrella project ini dikerjakan oleh beberapa sub project yaitu sebagai berikut:


(44)

a. Pemulihan Kembali Penghidupan Komunitas Korban Bencana Tsunami di Aceh dan Nias

Program ini membantu membangun kembali penghidupan bagi nelayan dan petani kecil komunitas korban bencana tsunami di Aceh dan Nias. Melalui promosi manajemen sumber daya alam oleh masyarakat dan pelatihan beragam tema bagi 1500 keluarga seperti pertanian organik dan manajemen peternakan yang berkelanjutan, sukarelawan kesehatan hewan, penanaman bakau, gizi, pengelolaan usaha kecil, Prinsip-prinsip Dasar Heifer, kesetaraan gender dan pelatihan penanganan bencana.

Program ini dimulai pada tahun 2005, tahun anggaran 2008 program ini tercatat telah mendampingi 1495 keluarga penerima awal dengan 65 keluarga penerima manfaat dalam 56 KSM. Jumlah total sub-program yang telah disetujui oleh Heifer International Indonesia dalam program ini adalah 13 sub-project namun empat sub sub-project telah berakhir masa kontraknya, dengan demikian masih ada 9 sub project yang masih aktif hingga saat ini melayani masyarakat korban bencana, petani dan nelayan di Propinsi Aceh dan Pulau Nias seperti yang ditunjukan tabel berikut.


(45)

Tabel 4.2 Tsunami Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Pemulihan Keberdayaan Masyarakat Korban Tsunami dengan Penyediaan Sarana Produksi dan Training Bagi Petani di Nagan Raya

PAPAN 86 Desa Cot Mee,

Kuala Baro & Kuala Trang, Kec. Kuala, Kab.Nagan Raya 2 Pemulihan Keberdayaan

Korban Tsunami dengan Penyediaan Sarana Produksi dan Training Bagi Petani di Aceh Barat

PAPAN 65 Desa Gunong Kleng

& Peunaga Rayeuk, Kec. Kuala,

Kab. Aceh Barat 3 Program Penguatan Basis

Ekonomi Masyarakat Korban Tsunami Melalui Peternakan Sapi dan Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Tancap di Desa Kuala Trang

YPK 100 Desa Kuala Trang, Kec. Kuala, Kab. Nagan Raya

4 Penguatan dan Penataan Sumber Penghidupan Masyarakat yang dilanda Tsunami di Kab. Aceh Besar

LPPL 232 Desa Meunasah

Lhok, Kec. Lhoong, Kab. Aceh Besar

5 Rehabilitasi Sumber

Penghidupan Masyarakat Korban Bencana untuk Kedaulatan Pangan di Desa Soroma’asi

SABDA 120 Desa Soroma’asi,

Nias

6 Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana di Kecamatan Sirombu Melalui Usaha Tani Ternak dan Peningkatan Gizi Keluarga

PUSPENAS 100 Kec. Sirombu,

Nias

7 Peningkatan Pendapatan Masyarakat melalui Pengembangan Kemampuan

dan Sumber-sumber Penghidupan

SABDA 120 Desa Togide’u,

Kec. Sirombu, Nias


(46)

8 Pengelolaan hutan Mangrove Berkelanjutan dan Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Melalui Pemeliharaan Ternak

P3MN 100 Desa Rugemuk,

Kec. Pantai Labu, Kab. Deli Serdang

9 Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Gempa & Tsunami di Kec. Sirombu Melalui Usaha Tani-Ternak & Peningkatan Gizi Keluarga

PUSPENAS 120 Kec. Sirombu,

Nias

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

b. Penghidupan yang Berkelanjutan bagi Masyarakat Adat melalui

Integrasi Peternakan dan Pertanian Organik di Sumatera Utara (SUSLIV)

Program yang dimulai pada tahun 2005 ini memperbaiki penghidupan masyarakat adat di Sumatera Utara. Keluarga yang didampingi akan memelihara ternak dan menanam tanaman pekarangan secara organik. Keluarga partisipan menerima unggas, ikan, babi, kambing, bibit sayuran dan berpartisipasi dalam beragam tematik pelatihan seperti manajemen ternak, tanaman pekarangan, pengolahan pangan, gender, Perencanaan & Peninjauan secara Mandiri dan Partisipatif, analisa sosial dan Sukarekawan Kesehatan Hewan, dan pemasaran hasil bumi.


(47)

Hingga tahun anggaran 2008, pendampingan telah dilakukan kepada 421 keluarga penerima awal, 318 keluarga penerima manfaat dalam 25 KSM dan 6 sub-program yang diimplementasikan berkolaborasi dengan 6 mitra program. Adapun informasi mengenai sub project tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3 SUSLIV Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Peningkatan Pendapatan Masyarakat Adat di Pedesaan

Melalui Ternak Menuju Pertanian Organik

BINA INSANI

70 Desa Padang Mahondang- Kec.Pulau Raja, Kab. Asahan Simalungun 2 Meningkatkan Pendapatan dan

Gizi Masyarakat Adat Batak Melalui Integrasi Peternakan & Pertanian yang Berkelanjutan Serta Berperspektif Gender

YCK

68 Desa Parbuluan Dua Lae Hole

Kec.Parbuluan & DesaBlangmalum Kec. Berampu, Kab. Dairi Sidikalang 3 Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir yang Berkesinambungan

Melalui Pengembangan Pertanian, Peternakan & Perikanan yang Terintegrasi

PARAS

78 Desa Telaga Tuju, Paloh Manan Kec HamparanPerak & Desa Karang Gading


(48)

4 ProgramPembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Penunggu Melalui Pertanian & Peternakan

BPRPI

75 Desa Pantai Gemi Kec. Stabat, Desa

Pertumbukan Kec. Wampu 5 Program Mata Pencaharian

yang Berkesinambungan untuk

Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir Percut

Melalui Pengembangan Pertanian, Peteranakan yang Terintegrasi

BAHTERA SEJAHTERA

70 Desa Sei Tuan, Percut Sei Tuan, Percut & Desa

Tanjung Rejo Kec. Pantai Labu, Kab.Deli Serdang

6 Penguatan Petani menuju

Pencapaian Sumber Penghidupan yang Berkelanjutan Serta Ketersediaan Gizi Keluarga

CITRA KEBAJIKAN

60 Desa Dogang- Kec. Gebang, Kab. Langkat

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

c. Pertanian dan Peternakan sebagai Penghidupan yang Berkelanjutan

Bagi Keluarga Petani di Sumatera Utara (SMALL)

Sejak dimulai pada tahun 2001, program ini memberi dukungan terhadap penghidupan yang berkelanjutan bagi petani miskin melalui integrasi peternakan dan pertanian organik. Berbagai pelatihan tematik juga diberikan untuk mendukung program ini, seperti yang telah dilaksanakan dalam periode ini diantaranya adalah Model prinsip-prinsip Dasar dan kunjungan pembelajaran.


(49)

Hingga tahun anggaran 2008 sebanyak 805 keluarga penerima awal dan 502 keluarga penerusan manfaat telah didampingi dalam 48 KSM dan 14 sub-program yang telah disetujui, namun tinggal 6 sub-sub-program sedang berjalan, selebihnya periode program telah berakhir. seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 SMALL Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Peningkatan Pendapatan Peningkatan Gizi Anak-anak

Taman Kanak kanak di pusat Pendidikan Kreatif

YBTI 120 Desa Berambu,

Paninjauan, Barisan & Jumagunung Kab. Dairi 2 Segitiga Vital (Keseimbangan

Gizi dan kontribusi Keluarga via Ternak Lokal)

TOTALITAS 70 Desa Jorong

Parak Lubang Kab. 50 Kota, Sumatera Barat 3 Pemberdayaan Masyarakat

Miskin di Bidang Ketahanan Pangan dan Gizi

BS KOGA 57 Ds.Rajawali

Kec.Bd.Surabaya, Ds.Putra Buyut-Kec.Gn.Sugih, LamTeng. Ds.Sukaraja Nub Kec.Bt.hari Nbn Lam Tim

4 Program Penguatan keluarga dan Organisasi untuk Kemandirian Holistik

YABIMA 82 Ds.Kresnomulyo,

Ringin Sari, Bumimulyo- Lampung Timur


(50)

5 Integrasi Ternak dalam Ekosistem Pertanian Menuju Sumber Penghidupan yang Berkelanjutan di Kawasan DAS Ular

PANSU 60 Desa Denai

Kuala-Kec.Pantai Labu, Desa Kota Pari-Kec.Pantai

Cermin, Kab. Serdang Bedagai 6 Peningkatan Pendapatan Petani

Marjinal melalui Pengembangan Usaha Tani

Terpadu dan Perikanan

YCD 52 Desa Haranggaol, Pardamean & Bandar Raya, Kec. Saribu Dolok,

Kab.Simalungun

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

d. Kredit Mikro untuk Memperkuat Organisasi Lokal dan Mendukung

Penghidupan Keluarga.

Program ini memberikan akses kredit mikro kepada 300 keluarga dalam kurun waktu 3 tahun. Heifer International Indonesia memberikan pinjaman kurun waktu satu tahun dengan suku bunga di bawah pasar kepada LSM lokal yang nantinya memberikan pinjaman tersebut kepada KSM. Terhitung hingga tahun anggaran 2008, 180 keluarga penerima awal dan 146 keluarga penerima manfaat telah didampingi program ini dalam 21 KSM. Dibawah ini merupakan daftar sub-program Kredit Mikro yang sedang berjalan.

Tabel 4.5


(51)

No Sub Project Nama NGO Mitra Jumlah Keluarga dampingan Lokasi Program

1 Penguatan Modal Usaha Perempuan Pedesaan Melalui Kredit Mikro di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

PARAS 60 Desa Karang

Anyar, Sei Cabang, Pacitan, Kepala Sungai, Kota Datar, Pasar Lima Timur Tandem Hilir II, Tanjung Anom

2 Pemberdayaan Ekonomi Melalui Kredit Mikro

SORIPADA 120 Desa Huta Raja,

Lbn Tonga-tonga Tarutung

e. Pemberdayaan Penghidupan melalui Hutan Kemasyarakatan

(Wanatani) di Sumatera Selatan (LEAF)

Program ini memperbaiki penghidupan dari komunitas marjinal yang hidup di sekitar area hutan di Sumatera Selatan dengan mendampingi 450 keluarga penerima awal. Sejak program ini dimulai di Juli 2006, 4 sub-program telah berjalan untuk mendampingi 450 keluarga penerima awal dalam 20 KSM. Berbagai tema pelatihan juga telah diselenggarakan, diantaranya adalah pelatihan Appreciative Inquiry, tenaga sukarelawan kesehatan hewan, kunjungan belajar, obat-obatan herbal, pengemasan industri rumah tangga, peternakan lebah, Prinsip-prisip Dasar, pengembangbiakan cacing, manajemen air bersih dan Training of Trainers.


(52)

Tabel 4.6 LEAF Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Program Pengembangan

Ekonomi & Konservasi Untuk Masyarakat Sekitar Hutan

Watala 120 Kec.Sumber Jaya

& Way Tenong, Kab.Lampung Barat

2 Pengembangan Ekonomi Sosial

masyarakat Berwawasan Ekologis di Kawasan Rawa Lebak dan Hutan Gambut

YKMP 120 Desa Sungai

Rambutan & Suak Batok –Kec.Indralaya, Kab.Ogan Ilir 3 Program Pemberdayaan

Masyarakat Tepi Hutan melalui Pengembangan Ternak dan Wanatani

PANDU INSANI

110 Desa Limau- KecBanyuasin III, Kab. Banyuasin. Ds Epil, Kec. Lais,

Kab.Musi Banyuasin 4 Pengembangan

Ekonomi dan

Konservasi di Pesisir Timur Propinsi Lampung

WATALA 100 Ds.Margasari,

DS. Sriminosari, Kec.Labuhan Maringgai, Kab.LamTim No.

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

f. Penghidupan Pertanian-Peternakan yang Berkelanjutan dan

Pemberdayaan Gender di Sumatera Utara (STAGE)

Program ini memberdayakan perempuan miskin dan terbelakang untuk terlibat dalam pertanian kecil di pedesaan, meningkatkan pendapatan mereka


(53)

dalam memenuhi kebutuhan dasar dan memberikan pendidikan mengenai pertanian yang ramah lingkungan. Tercatat hingga tahun anggaran 2008, program ini telah mendampingi 208 keluarga penerima awal dan 34 keluarga penerima penerusan manfaat melalui 11 KSM dan 4 sub-program yang telah disetujui, seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.7 STAGE PROGRAM

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Penguatan Kapasitas Perempuan Marjinal secara Berkesinambungan melalui Pertanian & Peternakan

LPIKA 80 Desa Bukit

Selamat- Kec. Besitang, Kab.

Langkat 2 Peningkatan Kesejahteraan

Perempuan & Keluarga secara Holistik & Berkelanjutan melalui Peternakan-Pertanian Terpadu

SORIPADA 80 Ds Lobu Singkam

Kec.Sipoholon, Ds Sipultak Kec.Pagaran, Tapanuli Utara 3 Meningkatkan Kesejahteraan

Keluarga Melalui Penguatan

Perempuan Mengembangkan Pertanian & Peternakan Secara Terpadu

YAGOBI 80 Desa Banua

Luhu-

Kec. Pagaran, Tapanuli Utara 4 Pemberdayaan Ekonomi Kel. di

Desa Sukadame melalui Pengembangan Pertanian Peternakan Berkelanjutan

BAHTERA SEJAHTERA

70 Desa Sukadame, Kec.Pancur Batu, Kab.Deli Serdang


(54)

g. Pemberdayaan Penghidupan Masyarakat melalui Agroekologi untuk Pembangunan yang Menyeluruh di Sumatera Barat (Co-LEAD) Program ini memperbaiki penghidupan dari petani miskin di Sumatera Barat menuju pembangunan berkelanjutan. Peningkatan penghidupan akan dicapai melalui diversifikasi pendapatan dan praktek agroekologi oleh 525 keluarga petani lemah dan terjebak dalam pemiskinan di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Program yang dimulai pada tahun 2006 ini, hingga tahun anggaran 2008 tercatat telah mendampingi 204 keluarga penerima awal melalui 15 KSM dalam 4 sub-program yang telah disetujui, namun yang sedang berjalan hanya tiga sub project.

Tabel 4.8 Co-Lead Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Pemberdayaan Perempuan melalui Agroekologi dan Pengembangan Masyarakat Berasas Nilai untuk Menuju Kemandirian & Kesejahteraan

PKBI 64 Kampung Taluak

Bakuang, Nagari Gurun Panjang,

Kab. Pesisir Selatan,

Sumatera Barat 2 Pemberdayaan Petani Kecil

melalui Agroekologi dan Peningkatan Lingkungan di Kab. Solok Selatan

LTA 120 Desa Koto Parik, Kab.Solok Selatan,

Sumatera Barat 3 Peningkatan Gizi & Pendapatan

Keluarga menuju Kemandirian Melalui Pengelolaan Sumber Daya Pangan Keluarga Berbasis Kearifan Nilai Lokal Komunitas

BPS-ABS 20 Jorong Lubuk

Simato,

Nagari Mungka, Kec. Mungka, Kab.


(55)

Sumatera Barat

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

h. Peningkatan Kapasitas untuk Pembangunan yang Holistik Program

Peningkatan Kapasitas untuk Pembangunan yang Holistik dikembangkan sebagai bagian dari rencana perluasan Heifer International Indonesia. Program tiga tahun ini akan memperkuat kapasitas dari 55 mitra potensial dan 57 mitra program yang telah berjalan dan staf Heifer International Indonesia dalam mengimplementasikan program-program pembangunan berasas nilai. Mitra program dan seluruh staf Heifer International Indonesia akan mengikuti beragam pelatihan seperti pembangunan masyarakat berasas nilai dan holistik, Prinsip-prinsip Dasar, kepemimpinan, manajemen dan program simpan/pinjam KSM dan pengawasan dan evaluasi. Dalam periode ini tercatat dilaksanakannya beberapa kegiatan seperti pelatihan Cornerstones untuk seluruh staf Heifer International Indonesia, pelatihan Cornerstones untuk KSM, Pools of Trainers, kredit mikro, kepemimpinan, kunjungan belajar,

micro finance, manajemen penanggulangan bencana dan Pertemuan

Fasilitator Komunitas.


(56)

Pelayanan kesehatan hewan masih merupakan satu tantangan bagi pembangunan peternakan yang merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian sedangkan di sisi lain, pelayanan kesehatan ini sendiri adalah bagian dari rangkaian penting dalam rangka ketahanan pangan. Terutama dalam kapasitas meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas budidaya ternak. Tantangan-tantangan ini (keterbatasan dana, sumber daya manusia, sarana, prioritas) memerlukan penanganan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Pelayanan oleh dokter hewan merupakan salah satu tantangan dari sekian tantangan diatas. Oleh karena pelayanan ini sulit untuk diakses oleh masyarakat miskin di pedesaan, Heifer International Indonesia memberikan pelatihan bagi petani-petani untuk dapat menjadi sukarelawan kesehatan hewan (sukakeswan) sebagai kontribusi untuk turut serta membangun dalam pembangunan pertanian. Dalam tahun anggaran 2008, Heifer International Indonesia telah memfasilitasi pelatihan sukarelawan kesehatan ternak untuk 165 petani. Tercatat hingga Juni 2008, keseluruhan terdapat 525 sukakeswan yang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan dalam setiap program induk.

j. Pemberdayaan Petani dan Pertanian Dataran Tinggi yang

Berkelanjutan bagi Ketahanan Pangan dan Konservasi Kawasan Danau Toba (Safe Lake Toba)


(57)

Berlokasi di area Danau Toba Sumatera Utara, program 3 tahun ini akan memberdayakan sedikitnya 300 keluarga petani lokal. Program ini memadukan pertanian dataran tinggi dengan pemeliharaan ternak guna meningkatkan pendapatan yang berkelanjutan seraya melakukan konservasi kawasan Danau Toba.

Program yang baru berjalan 6 bulan ini, setelah peresmiannya di 19 Januari 2008 hingga Juni 2008 tercatat telah mengadakan pelatihan Cornerstones, kesehatan ternak, keuangan, peresmian sanggar belajar dan mendampingi 315 keluarga penerima awal dalam 14 KSM dan 4 sub-program, seperti terlihat dalam tabel di bawah.

Tabel 4.9

Safe Lake Toba Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga dampingan

Lokasi Program

1 Peningkatan Kondisi

Kehidupan Masyarakat Petani

melalui Pengembangan Pertanian dan Peternakan

Vita Dulcedo

80 Desa Palipi, Samosir

2 Peningkatan Pendapatan Masyarakat Pedesaan melalui Pengembangan Pertanian dan Peternakan yang Ramah Lingkungan

RDA 110 Desa Mbinaga, Kec.Pegagan Hilir,

Kab.Dairi 3 Peningkatan Penghidupan dan

Kapasitas Masyarakat melalui Pertanian Berkelanjutan

PSE KAM 75 Kabupaten


(58)

4 Peningkatan Penghidupan dan Kapasitas Masyarakat melalui Pertanian Berkelanjutan

PSE KAM 50 Kabupaten

Samosir

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

k. Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pesisir Pantai melalui Pertanian

yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di Sumatera Selatan (COASTAL)

Kebanyakan dari komunitas miskin dalam suatu negara hidup di tepi pantai dan pulau-pulau kecil. Begitu pula Indonesia. Program berdurasi 3 tahun ini bertujuan mendampingi 350 keluarga petani dan meningkatkan penghidupan dan ketahanan pangan bagi masyarakat marjinal dan miskin sumber daya di area tepi pantai. Program ini juga memfasilitasi pelatihan-pelatihan baik teknis maupun non-teknis. Beberapa pelatihan yang telah dilakukan di periode ini adalah Model Cornerstones, kesehatan ternak, kunjungan belajar, pelatihan gender, dan perencanaan strategis. Hingga tahun anggaran 2008, program ini telah mendampingi 340 keluarga penerima manfaat awal yang didampingi dalam 17 KSM dan 2 sub-program yang telah disetujui seperti ditunjukkan tabel berikut .

Tabel 4.10 Coastal Program

No Sub Project Nama NGO

Mitra

Jumlah Keluarga


(59)

dampingan 1 Pemberdayaan Keluarga di

Pesisir Pantai melalui Pemberdayaan Menyeluruh Berasas Nilai

Yasadhana 120 Desa Pulau

Pahawang, Kab.Tanggamus, Lampung

2 Pemberdayaan Penghidupan Masyarakat Miskin di Pesisir Pantai melalui Integrasi Konservasi Pesisir

Mitra Bentala

230 Desa Pulau Pahawang, Kab.Tanggamus, Lampung

Sumber : Annual Report Heifer International Indonesia Tahun Fiscal 2008

l. Pengelolaan Pertanian-Peternakan Berkelanjutan di Lahan Rawa

Untuk Ketahanan Pangan dan Transformasi Sosial di Sumatera Selatan (SWAMP)

Melalui program SWAMP, sebanyak 300 petani kecil akan diberdayakan berkolaborasi dengan Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) sebagai mitra dengan mengambil lokasi di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Propinsi Sumatera Selatan. Melalui program ini, Pemberdayaan Masyarakat Menyeluruh Berdasar Nilai akan membawa dampak positif pada ketahanan pangan, penghidupan yang berkelanjutan dan transformasi masyarakat di kecamatan yang termasuk dalam kategori miskin ini. Program ini akan memberikan pelatihan-pelatihan teknis dan non-teknis seperti pelatihan penguatan organisasi, manajemen program, Cornerstones Heifer, model Pemberdayaan Masyarakat Menyeluruh Berdasar Nilai,


(60)

peningkatan kapasitas, manajemen pasca panen, analisa sosial, manajemen ternak, pertanian organik, pengelolaan air bersih dan manajemen sumber daya alam. Program yang berjalan sejak Desember 2007 ini hingga Juni 2008 telah mendampingi 94 keluarga penerima awal dari 300 keluarga penerima awal yang direncanakan, dengan keseluruhan 11 KSM yang telah terbentuk.

m. Perbaikan Pendapatan yang Berkelanjutan melalui Pemberdayaan

Perempuan Tani dan Integrasi Peternakan, Pertanian dan Perikanan Program yang dimulai sejak Desember 2007 ini dilaksanakan berkolaborasi dengan PARAS (Penguatan Rakyat Pedesaan) sebagai mitra untuk mendampingi 75 penerima awal dan 150 keluarga penerusan manfaat. Berlokasi di Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, tujuan dari program ini adalah untuk memberdayakan masyarakat pedesaan dan perempuan yang berperan sebagai kepala rumah tangga dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan teknis dan non-teknis. Hingga Juni 2008, program ini telah mendampingi 75 keluarga penerima awal dalam 3 KSM. Beberapa pelatihan tematik juga telah dilakukan, seperti pelatihan agroekologi, kesehatan ternak, gender dan keluarga dan manajemen organisasi.


(61)

Informasi Keuangan tahun fiscal 2008

Dalam tahun anggaran 2008, jumlah total dana untuk Heifer International Indonesia adalah 1.447.457 USD. Alokasi dana tersebut adalah 489.634 USD untuk operasional dan 957.823 USD untuk program. Dari jumlah dana yang tersedia di tahun anggaran 2008, Heifer International Indonesia telah menggunakan 485.675 USD untuk operasional dan 1.088.822 USD untuk program. Jumlah dana tersisa dalam tahun anggaran 2008 adalah 3959 USD untuk operasional dan 207.145 USD yang akan diakumulasikan pada program di tahun anggaran 2009.

Penerapan Pengendalian Intern di Heifer International

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian intern. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern. Berdasarkan hal tersebut, Heifer International menyadari berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian di organisasi tersebut. Namun yang paling menarik dalam organisasi ini adalah adanya keyakinan bahwa yang paling utama untuk menjamin pengendalian intern yang memadai adalah dengan internalisasi


(62)

nilai-nilai dasar yang disebut dengan cornerstones, sebuah pendekatan yang sangat unik dalam menjalankan sebuah program dengan cakupan area dan tema yang cukup luas dan jumlah dana yang sangat besar.

Passing On the Gift (Penerusan Manfaat) menjadi kata kunci dalam nilai-nilai dasar Cornerstones. Pengelolaan pekerjaan dan pekerja dalam era teknologi informasi bergeser ke pengelolaan yang mendasarkan pada persuasion,

communication and trust. Trust based relationship menjadi nilai yang

dijunjung tinggi dalam menjalankan program. Hubungan antara manajemen dan karyawan, hubungan antara Heifer International selaku funding

organization dengan NGO lokal atau LSM selaku implementing partner

dibangun berlandaskan nilai kepercayaan tersebut.

Ada dua belas nilai yang menjadi prinsip dasar Heifer International dalam menjalankan program dan dalam menciptakan lingkungan pengendalian intern yaitu : Passing on the gift merupakan huruf pertama dari setiap prinsip dasar tersebut, antara lain sebagai berikut :

P


(63)

S

S

I

on the (pada)

Penerusan Manfaat (Passing on the Gift)

G

I

F

T


(64)

Saling berbagi dan saling peduli diwujudkan dalam kemauan membagi sumberdaya yang dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan. Manajemen, Karyawan, Peserta program yang telah menerima manfaat baik berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sumber daya ternak, sumber daya pertanian, sumber daya keuangan, ketrampilan berkelompok dan mengorganisir diri kemudian meneruskan manfaat yang sudah diterima. Sehingga setiap personel merasa bertanggungjawab untuk peningkatan kapasitas dan ekonomi orang lain, artinya tidak ada kehidupan individualis, semua yang dimiliki merupakan pemberian, dan apa yang diterima harus saling berbagi.

Pertanggungjawaban dan Terbuka (Accountability)

Keterbukaan, kejujuran dan konsistensi merupakan nilai penting dalam mencapai keberlanjutan program dan pengendalian intern. Bimbingan serta prosedur keuangan disediakan untuk mewujudkan tujuan organisasi, menyaring penerima manfaat, memonitor perkembangan serta mengadakan penilaian diri. Keseluruhan proses ini dilakukan secara transparan termasuk dalam pengelolaan sumber daya keuangan.


(65)

Kebersamaan merupakan suatu modal penting, termasuk di dalamnya saling peduli dan saling memberi kepada sesama personel. Masalah-masalah global dapat dipecahkan jika semua orang mempunyai komitmen untuk membagi apa yang mereka miliki serta peduli pada pertumbuhan orang lain. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai keadilan bagi semua orang.

Peningkatan Kemandirian dan Keberlanjutan (Self reliance and sustainability)

Dengan difersifikasi pendapatan masyarakat, serta peningkatan kapasitas personel maka keberlanjutan hidup maupun program akan terus berlangsung.

Peningkatan Manajemen Usaha dan Peternakan/Pertanian (Improved Animal Management)

Ternak dapat memberi sumbangan besar untuk mengatasi kemiskinan. Namun pemeliharaan ternak harus dilakukan berdasarkan manajemen yang terbaik, sehingga pada akhirnya memberi manfaat besar bagi petani dan komunitas marjinal. Makanan ternak, air, kandang, dan perkembangbiakan yang


(66)

efisien, serta pemeliharaan kesehatan merupakan unsur-unsur yang paling penting dalam pengelolaan peternakan yang berhasil.

Peningkatan Gizi dan Pendapatan (Nutrition and Generate Income)

Petani dan komunitas marjinal perlu mendapatkan akses yang baik untuk gizi dan pendapatan. Gizi yang baik akan menjamin ketahanan dan keamanan pangan. Petani dan komunitas marjinal perlu meningkatkan sendiri pendapatan mereka. Program pembangunan yang dilakukan seperti melalui peternakan, pertanian palawija serta kredit mikro dapat membantu petani untuk mendapat sumber penghasilan yang berkelanjutan. Pendapatan yang layak akan menjadi kunci bagi komunitas marjinal untuk dapat mengakses berbagai kebutuhan lainnya seperti perumahan, kesehatan, pendidikan dan adanya tabungan yang dapat digunakan pada

keadaan mendadak

Perwujudan Kesetaraan Gender dan Fokus pada Keluarga (Gender and Family Focus)

Hal ini menyangkut definisi masyarakat tentang peranan laki-laki dan perempuan dalam setiap kebudayaan. Perempuan dan laki-laki memiliki peran yang lebih setara dalam pengambilan keputusan, menerima manfaat dari program-program, menghadiri pelatihan dan pendidikan. Hubungan yang setara akan dapat


(67)

meningkatkan keutuhan keluarga, dimana pada akhirnya seluruh anggota keluarga berperan aktif dalam program-program serta menerima manfaat dari program pembangunan. Dalam struktur personel yang ada di Heifer juga diusahakan perempuan memenuhi jumlah persentase tertentu. Artinya dalam mewujudkan kesetaraan gender, jumlah personel yang ada di Heifer juga diusahakan sebanding. Dari 28 personel yang sekarang ada di Heifer International 11 diantaranya adalah perempuan.

Perhatian Kepada yang Benar-benar Membutuhkan serta Berkeadilan (Genuine Needs and Justice)

Program-program yang dilaksanakan harus diarahkan pada komunitas maupun petani yang benar-benar membutuhkan. Mereka yang hidup dalam jebakan kemelaratan, kemiskinan, status gizi yang buruk, anak-anak yang putus sekolah, kelompok cacat merupakan contoh dari kelompok yang benar-benar membutuhkan. Anggota kelompok yang menggunakan kriteria yang telah mereka kembangkan sendiri akan menentukan siapa yang berhak menerima sumber daya ternak, kredit mikro dan pendidikan. Hal ini dilakukan dengan prinsip tidak boleh ada pembeda-bedaan berdasarkan suku, agama dan hal lainnya. Prioritas diberikan kepada kelompok yang telah terabaikan dan termarjinalkan

Peningkatan Kelestarian Lingkungan (Improving the


(68)

Program pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dikembangkan untuk dapat memperbaiki keadaan lingkungan. Pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dapat memberikan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan hidup. Pencemaran terhadap air dan tanah (termasuk erosi tanah) harus dikurangi sehingga ekosistem dapat pulih kembali dan pada akhirnya dapat memberi manfaat kepada komunitas.

Berpartisipasi Secara Penuh (Full Participation)

Partisipasi merupakan faktor penentu keberhasilan. Anggota-anggota kelompok komunitas miskin berpartisipasi sejak proses perencanaan, implementasi dan evaluasi. Suatu kelompok yang sungguh efektif akan mempunyai kepemimpinan yang kuat yang merasa wajib mengikutsertakan semua anggota dalam pengambilan keputusan. Setiap personel dalam organisasi bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan, dan menjadi bagian dari pengendalian

intern.

Pelatihan dan Pendidikan (Training and Education)

Setiap kelompok harus menentukan pelatihan yang mereka butuhkan. Pelatihan terdiri dari pendidikan formal dan non formal (kunjungan ke lapangan, demonstrasi petani andalan) serta merupakan “penerapan langsung”. Selain pelatihan teknis untuk peternakan dan pemeliharaan lingkungan alam, kelompok tersebut telah harus memperoleh pelatihan dalam berbagai topik


(69)

antara lain analisis penyebab dan strategi mengurangi kemiskinan, mengolah makanan, pemasaran, pembentukan kelompok, jender, dan gizi bagi manusia. Setiap personel dalam organisasi Heifer International diikutsertakan dalam capacity building program, yaitu peningkatan kapasitas personel melalui pelatihan atau pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan pekerjaan personel.

Spiritualitas (spirituality)

Semua manusia memiliki spritualitas sendiri, tanpa memandang agama mereka. Spritualitas diungkapkan sebagai nilai dan makna dari seluruh kehidupan, suatu perasaan tentang saling keterkaitan dengan bumi ini dan visi bersama tentang masa depan. Spritualitas menciptakan ikatan yang kuat di antara personel dan memberikan kepada mereka keyakinan, harapan, dan rasa tanggungjawab untuk bekerjasama demi masa depan yang lebih baik.

Dalam hal integritas dan etika yang menjadi faktor utama dalam pengendalian intern, Heifer International menyadari bahwa sekalipun pengendalian intern organisasi memiliki desain yang memadai namun jika dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjungjung tinggi nilai-nilai dasar cornerstones maka tujuan pengendalian tidak akan tercapai

Komitmen terhadap kompetensi menjadi faktor kedua dalam lingkungan pengendalian. Untuk mencapai tujuan organisasi maka setiap personel dalam


(70)

organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya dengan efektif. Di Heifer International komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dan paduan antara kecerdasan, pelatihan dan pengalaman. Dalam hal ini untuk mendapatkan personel yang memiliki kapasitas, setiap melakukan perekrutan, informasi mengenai lowongan pekerjaan dikomunikasikan melalui website Heifer International yaitu seperti Koran Kompas, dan local seperti Koran Analisa, biasanya diberikan kesempatan kepada applicants selama 2 minggu untuk pengajuan lamaran pekerjaan. Kemudian panitia rekrutmen akan melakukan seleksi administrasi terlebih dahulu kemudian setelah mendapatkan sepuluh nama yang potensial dan menetapkan tanggal ujian dan wawancara, maka tim dari pusat (untuk urusan personalia langsung ditangani oleh HRD pusat) bersama dengan tim dari country program office melakukan seleksi. Demikian pentingnya mendapatkan personel yang memiliki kualifikasi sehingga organisasi ini tidak menyayangkan penggunaan sejumlah dana yang cukup besar untuk proses rekrutmen.

Struktur organisasi dan pembagian wewenang dan tanggungjawab menjadi hal yang tidak terpisahkan. Dengan pembagian wewenang yang jelas, Heifer International dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam struktur organisasi Heifer International telah terlihat jelas


(71)

pembagian tugas dan tanggungjawab berdasarkan posisi dan job description masing-masing personel.

Personel merupakan unsur yang sangat penting dalam pengendalian intern, dengan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur maka pengendalian intern yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karena demikian pentingnya memiliki karyawan yang kompeten, Heifer Internatioanal setiap tahunnya selalu melakukan performance evaluation terhadap setiap staff. Hasil dari evaluasi tersebut menjadi dasar bagi manajemen untuk memberikan pelatihan yang dianggab perlu dalam peningkatan kompetensi personel.

Untuk benar-benar menjamin tercapainya tujuan pengendalian intern, Heifer International di audit oleh eksternal auditor, yang ditunjuk oleh Head Quarter Office setiap tahunnya. Audit yang dilakukan tidak hanya sebatas pada laporan keuangan tetapi juga keberhasilan program yang dinilai dengan impact evaluation. Heifer International memiliki indikator tersendiri untuk menilai keberhasilan sebuah program, diantaranya adalah : tingkat penerusan manfaat. Artinya jika beneficieries mampu mengembalikan bantuan yang diterimanya kepada orang lain yang membutuhkan (penerusan manfaat) dengan jumlah dan kualitas yang sama maka program tersebut telah termasuk dalam kualifikasi berhasil.


(72)

Mengingat jumlah implementing partner yang terus bertambah dan lokasi yang berjauhan, hal ini mendapat perhatian penting bagi Heifer International karena mengandung resiko bawaan, terutama dalam hal monitoring dan ketepatan waktu penerimaan laporan. Untuk mengatasi hal ini Heifer International memikirkan sebuah sistem dan aplikasi yang dapat mengolah dan menyimpan data dalam jumlah besar. Hal yang paling signifikan dilakukan baru-baru ini adalah penggantian software akuntansi lama dengan yang baru. Sebelumnya menggunakan zahir

accounting version, namun saat ini telah menggunakan accpacc accounting software.

Software ini sanggup menyediakan laporan yang dibutuhkan oleh organisasi dengan tingkat keakuratan yang lebih memadai dari sebelumnya.

b. Informasi dan komunikasi

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain baik yang berada di dalam maupun luar organisasi. Oleh karena itu setiap informasi yang dihasilkan harus dapat memberikan keyakinan memadai tentang keandalan pelaporan keuangan dan aktivitas yang dilakukan oleh Heifer International.

Menurut Heifer International kriteria informasi yang baik adalah dapat memenuhi kebutuhan pemakai, dapat dimengerti oleh pemakai laporan, menggambarkan


(73)

kejadian historis, dapat dipakai untuk memprediksi masa depan dan dapat diperoleh pada waktu yang tepat.

Informasi keuangan yang disajikan berasal dari transaksi harian. Sebuah transaksi dinyatakan sah apabila terdapat otorisasi atau approval dari pejabat yang terkait. Di Heifer International setiap transaksi selalu diusahakan menggunakan cek, dan menghindari transaksi yang menggunakan cash kecuali pengeluaran yang relatif kecil yang masih dapat menggunakan dana petty cash. Pengkomunikasian tentang kebutuhan dana biasanya menggunakan cash advance form, yang diajukan kepada bagian keuangan, tetapi sebelumnya harus mendapat otorisasi dari manager departemen yang terkait kemudian manager keuangan akan memverifikasi dan menyesuaikan dengan ketersediaan budget, apabila tidak ada masalah dengan budget maka akan segera dibuatkan voucher pengeluaran bernomor seri, dan diikuti dengan pembuatan cek. Cek dinyatakan sah dan dapat dicairkan apabila ditandatangani oleh dua orang dari antara empat orang yang diberi kewenangan yaitu : country Director atau Senior Manager dengan Manager Keuangan atau Manager administrasi. Pemberian wewenang kepada empat orang untuk menandatangani cek karena tingkat mobilitas dari manajemen sangat tinggi sehingga harus selalu ada orang yang

available jika sewaktu-waktu dibutuhkan dana.

Setiap transaksi harus dicatat dan dijurnal pada periode yang seharusnya, dan diinput ke accpacc accounting software. Software ini sendiri hanya dapat diakses oleh orang-orang yang memiliki password.


(74)

c. Aktivitas Pengendalian

Heifer International memiliki kebijakan dan prosedur atau SOP yang dibuat oleh manajemen untuk mengurangi resiko, dan SOP tersebut menjadi dasar bagi setiap orang untuk melakukan tindakan. Aktivitas pengendalian yang dilakukan di Heifer International antara lain :

1) Pengendalian pengolahan informasi

Pengendalian ini dibagi atas dua yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Untuk pengendalian umum, Heifer International telah memiliki standar baku yang sama untuk setiap country program office. Sedangkan untuk pengendalian aplikasi mencakup :

a) prosedur otorisasi yang memadai artinya setiap kegiatan atau transaksi harus ditandai dengan adanya approvement dari manager yang berwenang.

b) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang cukup, antara lain :

- Dokumen bernomor urut cetak seperti voucher pengeluaran,

- Setiap transaksi langsung dicatat pada saat terjadinya transaksi, setelah dicatat dalam disbursement voucher maka langsung diinput ke

accpacc accounting software setelah diinput, berdasarkan data tersebut software ini menyediakan dokumen yang dapat dicetak, dan dokumen


(1)

Evaluation. Departemen ini menyusun planning berdasarkan hasil evaluasi

tahun sebelumnya. Setiap kinerja baik program maupun keuangan juga dimonitoring dan dievaluasi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan penerapan pengendalian intern yang dilakukan di Heifer International Indonesia, maka dapat ditarik kesimpulan, diantaranya sebagai berikut:

1. Struktur organisasi Heifer International Indonesia menggambarkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab secara jelas dan tegas antar departemen-departemen yang ada.

2. Lingkungan pengendalian yang tercipta di Heifer International Indonesia adalah baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya internalisasi nilai-nilai dasar cornerstones yang menjadi pedoman bagi setiap personel dalam bertindak dan berperilaku.


(3)

3. Jumlah Implementing Partner yang sangat banyak dengan empat belas

umbrella project menunjukkan cakupan program yang sangat luas namun

hanya ditangani oleh sejumlah personel yang termasuk minim dari segi jumlah, hal ini menunjukkan kompetensi personel harus tinggi sehingga program yang sangat banyak dengan lokasi yang berjauhan tersebut tetap dapat tertangani dengan baik.

4. Penggunaan aplikasi Accpacc Accounting Software yang telah diakui oleh standar internasional menunjukkan adanya pengendalian aplikasi informasi yang cukup memadai.

5. Adanya performance evaluation setiap tahunnya menunjukkan adanya komitmen terhadap kompetensi oleh manajemen, sehingga pelatihan dan pendidikan yang tepat untuk peningkatan kapasitas personel dianggap sangat penting peranannya dalam pembentukan lingkungan pengendalian yang baik

6. Kesadaran pengendalian pada Heifer International Indonesia tercermin dari keseriusan yang ditunjukkan oleh manajemen dalam membentuk satu departemen yang khusus menangani Planning, Monitoring dan Evaluation yang biasa disebut PME department.

7. Bagi perusahaan yang berorientasi laba, pencapaian laba pada tingkat optimal merupakan tujuan perusahaan, namun bagi Heifer International


(4)

Indonesia selaku organisasi nirlaba, Passing on the Gift (Penerusan Manfaat) menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah program yang ditunjukkan dalam impact evaluation yang merupakan bentuk dari pemantauan.

B. Saran

Setelah kesimpulan di atas, peneliti menyarankan beberapa hal penting yang berguna bagi organisasi antara lain sebagai berikut :

1. Dana yang cukup besar yang dikelola oleh Heifer International dengan cakupan wilayah layanan yang tersebar di pulau sumatera, dengan jumlah

implementing partner yang sangat banyak, maka disarankan untuk

menambah personel keuangan program maupun personel program itu sendiri, karena bisa dibayangkan kesibukan personel keuangan program yang hanya satu orang menangani pelaporan dan comentoring ke seluruh NGO lokal yang menjadi implementing partner dengan lokasi yang berjauhan.


(5)

2. Untuk meningkatkan impact dari program sebagai tolak ukur keberhasilan program maka peneliti menyarankan agar Heifer International memiliki pusat pelatihan holistik yang berhubungan dengan pertanian dan peternakan dan memiliki pilot project atau proyek percontohan, sehingga setiap implementing partner atau petani dapat belajar langsung atau magang di tempat tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arrens, Alvin, A. James K.Loebbecke, 1996 Auditing Suatu pendekatan Terpadu, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Jilid Satu, Terjemahan: Ilham Tjakrakusuma, Herman Wibowo, Erlangga , Jakarta.

Boynton, William C, Raymond N. Jhonson, Walter G. Kell, 2003. Modern Auditing, Edisi ketujuh, Jilid Satu, Terjemahan : Ichsan Setiya Budi, Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku petunjuk teknis penulisan

proposal penelitian dan penulisan skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara, Medan

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama Buku Satu Terjemahan: Salemba Group, Salemba Empat, Jakarta

Heifer International Indonesia, 2007. Modul Pelatihan keuangan untuk Mitra Heifer

International Indonesia, Unit keuangan, Heifer International Indonesia,

Medan

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, salemba empat, Jakarta.

Messier, William F, Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt, 2005. Auditing &

Assurance Services, Edisi Keempat, Buku Dua, Terjemahan : Nuri Hinduan,

Salemba Empat, Jakarta

Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Pertama Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta

Root, Steven J., 1998. Beyond COSO-Internal Control to enhance Corporate

Governance, Canada.

Sanyoto, 2007. Audit Sistem Informasi dengan pendekatan COBIT, Mitra Wacana Media, Jakarta