Sistem Pengendalian Intern Persediaan Pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT.WICAKSANA OVERSEAS

INTERNATIONAL,Tbk

Oleh :

YULI FERAWATI 092102055

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : YULI FERAWATI

NIM : 092102055

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL, Tbk

Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak NIP. 19580424 199103 1 002

Tanggal ... Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si, Ak NIP. 131 127 370

Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi USU

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : YULI FERAWATI

NIM : 092102055

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL, Tbk

Medan, April 2012

( YULI FERAWATI ) 092102055


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN PADA PT. WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL, Tbk .

Tugas Akhir ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis dengan kerendahan hati menerima masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa saran dan bimbingan. Maka, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi D-III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas SumateraUtara.


(5)

3. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. Selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangakan waktu, pikiran, tenaga untuk membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

4. Bapak H.Mhmd Simba Sembiring, M.Si, Ak selaku supervisi magang. 5. Bapak Nazaruddin dan Bapak Purnama Ginting yang selama ini telah

membantu penulis dalam pengambilan data selama riset di PT.Wicaksana Overseas International, Tbk.

6. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis. Ayahanda Rusli Nasution dan Ibunda Hj.Maimunah Simatupang tersayang yang telah mendidik, mengasuh dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang tanpa kenal lelah serta berkat doa beliau penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada Abang Hendri Satriawan, Amd, Kakanda Lia Maisari Nastion, Amd dan Kakanda Siti Rezeki, S.Kom yang penulis sayangi. Mereka selalu memberikan motivasi dan kepercayaan bahwa penulis bisa untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Kepada nenek yang telah memberikan banyak bantuan bagi penulis dan Pak Zanu, Pak Johan, Pak Am, serta Ipul yang telah banyak membantu penulis.

9. Kepada teman-teman kos, terutama Winda yang selama ini telah membantu penulis dan Ririn.

10.Kepada sahabat terbaikku dikampus : Lailan, Desi, Rizki, Nova, Frisky dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang


(6)

selama ini telah meluangkan waktu untuk menemani penulis dalam susah ataupun senang dan memberikan kritik, saran, dukungan, serta motivasi. 11.Kepada teman-teman kelompok magang : Irna, Ima, Endang, Amel dan

Arta , penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya selama magang.

12.Kepada teman-teman D-III Akuntansi stambuk 2009 khususnya Grup B terima kasih untuk dukungan dan kebersamaannya selama ini.

Mudah-mudahan Allah SWT membalas atas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2012 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survei / Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II PROFIL PT. WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL,Tbk A. Sejarah PT. Wicaksana Overseas International,Tbk ... 8

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Job Description ... 12

D. Jaringan Usaha / Kegiatan ... 16


(8)

F. Rencana Kegiatan ... 19

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Pengendalian Internal dan Klasifikasinya 1. Pengertian Pengendalian ... 20

2. Pengertian Pengendalian Internal ... 21

3. Klasifikasi pengendalian Internal ... 23

B. Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan PT. Wicak- sana Overseas International,Tbk 1. Sistem Pencatatan Persediaan ... 24

2. Metode Penilaian Persediaan ... 26

3. Prosedur Akuntansi Persediaan ... 27

a. Prosedur Perolehan Persediaan ... 27

b. Prosedur Pengeluaran/Pemakaian Persediaan ... 30

C. Prosedur Pengawasan Persediaan PT. Wicaksana Over- seas International,Tbk ... 31

D. Teknik Pengawasan Persediaan PT.Wicaksana Over- seas International,Tbk ... 34

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38


(9)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman Tabel 1.1 Tabel Jadwal Penulisan Tugas Akhir ... 6


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Wicaksana O.I,Tbk ... 11


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penerimaan Riset PT. Wicaksana Overseas International, Tbk Lampiran 2 Surat Jalan PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

Lampiran 3 Nota Penerimaan barang PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

Lampiran 4 Berita Acara Kelebihan/kekurangan Barang Lampiran 5 Mutasi Stock Harian

Lampiran 6 Surat Jalan Canvas Lampiran 7 MSH Bad Stock


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan baik itu perusahaan jasa, industri maupun dagang, karena persediaan (Inventory) digunakan untuk mengindikasikan 1) barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan 2) bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat mengelola persediaan dengan baik karena jumlah persediaan yang tinggi dapat membuat perusahaan mampu memenuhi kebutuhan konsumenya, namun persediaan yang tinggi dapat menghambat kegiatan perusahaan, karena sebagian besar dana perusahaan tertanam di persediaan dan tidak dapat diputarkan lagi. Untuk itu, jumlah optimum persediaan yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Menurut Suhayati dan Anggadini (2008:79) mengungkapkan bahwa persediaan merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka


(13)

persediaan diartikan sebagai bahan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang disimpan untuk tujuan tersebut (proses produksi).

Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan persediaan yang mempunyai sifat perputaran yang sama disebut “Merchandise Inventory” (persediaan barang dagang), persediaan ini merupakan persediaan barang yang dalam perputarannya selalu dibeli dan dijual tanpa mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan.

Perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan sehingga perlu pemikiran yang semakin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Selain itu, diperlukan pengawasan yang cukup baik untuk mengurangi kecurangan-kecurangan yang terjadi.

Semakin berkembangnya perusahaan maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin kompleks, sehingga semakin sulit bagi pihak pimpinan untuk melaksanakan pengawasan atau mengkoordinir secara langsung terhadap seluruh aktivitas perusahaan. Hal ini dirasakan perlu adanya bantuan manajer-manajer profesional sesuai dengan bidang yang ada dalam organisasi misalnya bidang pemasaran, produksi, keuangan dan lain-lain. Perlu adanya struktur organisasi yang memadai yang akan menciptakan suasana kerja yang sehat karena setiap staf bisa mengetahui dengan jelas dan pasti apa wewenang dan tanggung jawabnya serta dengan siapa ia bertanggung jawab.


(14)

Sebagai konsekuensi logis dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga hal kemungkinan yaitu mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar perusahaan dapat bertahan diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan melalui pengendalian intern. Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan melalui pengendalian intern dapat dilaksanakan terhadap aktivitas-aktivitas perusahaan sehingga dapat tercapai tujuannya. Hal ini juga membentuk pimpinan dalam mengawasi berbagai kegiatan perusahaan. Salah satunya pada proses pengadaan persediaan barang agar berada pada tingkat yang paling menguntungkan, yaitu persediaan tersebut dijual untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.

Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan diatas penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk.”

B. Permasalahan

PT. Wicaksana Overseas International,Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perusahaan dagang. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah PT. Wicaksana Overseas International,Tbk telah menerapkan


(15)

Sistem Pengendalian Intern Persediaan dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Penulisan tugas akhir ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk.

2. Manfaat penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kegunaan Akademis a) Bagi penulis

Berguna sebagai sarana dalam memperkaya wawasan, menambah pengetahuan serta pengalaman atas penerapan teori-teori penulis peroleh selama perkuliahan khususnya mengenai Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International,Tbk. b) Bagi peneliti selanjutnya

Dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa atau peneliti selanjutnya dalam memperoleh informasi serta menambah pengetahuan mengenai Sistem Pengendalian Intern Persediaan Barang


(16)

dagang sebagai bahan referensi untuk melakukan pembahasan lebih lanjut.

c) Pengembangan ilmu

Hasil penelitian diharapkan dapat dipelajari pada saat perkuliahan mengenai ilmu Auditing dan Ilmu Akuntansi khususnya tentang Pengendalian Intern Persediaan barang Dagang.

Kegunaan Praktis

Bagi PT. Wicaksana Overseas International, Tbk, Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi instansi dalam Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada perusahaan tersebut.

D. Rencana penulisan

1. Jadwal survei/observasi

Penelitian ini dilakukan di PT. Wicaksana Overseas International, Tbk yang beralamat di Jalan Tanjung Morawa – Medan Km 9,5. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah jadwal penelitian yang dilakukan peneliti dalam penyusunan tugas akhir.


(17)

Tabel 1.1

Jadwal Kegiatan Penulisan Tugas Akhir

No KEGIATAN MARET MINGGU KE

1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan

4 Penyempurnaa Tugas Akhir

2. Rencana isi

Tugas akhir ini di bagi atas 4 (empat) bab dan tiap bab dibagi atas beberapa sub bab antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis menjelaskan latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta rencana penulisan yang terdiri atas jadwal survei/ observasi dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PT.WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL ,Tbk.

Dalam bab ini, penulis menjelaskan mengenai sejarah PT.Wicaksana Overseas International,Tbk, struktur organisasi,


(18)

Job Description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana kegiatan PT. Wicaksana Overseas Internal, Tbk.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini, menjelaskan mengenai pengertian pengendalian internal dan klasifikasinya, sistem dan prosedur akuntansi persediaan, prosedur pengawasan persediaan dan teknik pengawasan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk cabang Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba menjelaskan tentang kesimpulan dan saran yang merupakan inti dari pembahasan penelitian yang dilakukan.


(19)

BAB II

PROFIL PT.WICAKSANA OVERSEAS INTERNATIONAL,Tbk

A. Sejarah PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

Perusahaan memulai usaha distribusi dengan mendirikan PT. Djangkar Djati di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1964 untuk mengimpor barang-barang konsumsi dan mengekspor barang-barang-barang-barang komoditi ke Singapura.

Berdasarkan Anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi bidang perdagangan, baik itu perdagangan sendiri, maupun secara komisi, pembangunan, industri, perbengkelan, pengangkutan, pertanian dan percetakan.

Sejak tahun 1973, usaha distribusi juga diperluas kebeberapa jenis produk antara lain: makanan, minuman, susu bubuk, mie instan, perawatan diri, kosmetik, obat-obatan, perawatan rumah tangga dan minyak goreng. Sejalan dengan penambahan jenis produk, perusahaan juga memperluas wilayah distribusinya ke kota-kota besar di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Pada tahun itu juga usaha distribusi dialih namakan ke PT. Wicaksana Overseas Import dan tahun 1992 berganti nama menjadi PT. Wicaksana Overseas International (Perusahaan).

Pada tahun 1994, perusahaan melakukan penawaran umum saham sejumlah 20.000.000 saham dengan nominal Rp. 1000,- per saham kepada masyarakat dengan harga Rp. 3.250,- per saham. Sampai dengan akhir Desember 1995, dana hasil penawaran umum saham tersebut telah habis digunakan sesuai dengan rencana perusahaan pada saat menjadi perusahaan publik tersebut.


(20)

Pada saat ini, seluruh saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perusahaan telah melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1000 menjadi Rp 500 yang tercatat sejak tanggal 9 September 1996. Pada tahun 1997, perusahaan mengkapitalisasi sebagian agio saham ke modal saham dimana setiap pemegang 50 saham lama mendapatkan 34 saham baru. Sebagai catatan rekor tertinggi mencapai Rp 525 pada triwulan pertama 1998 dan terendah Rp 175 pada triwulan ke empat 1998.

Sejalan dengan perkembangan usahanya, perusahaan terus memperbaiki diri dengan cita-cita untuk menjadi perusahaan distribusi independen terbesar di Indonesia. Untuk meraih harapan itu, manajemen mencurahkan seluruh waktu dan tenaganya untuk mencapai hasil yang maksimal. Berbagai usaha telah dilakukan, termasuk memperluas wilayah distribusi, mencari prinsipal-prinsipal baru serta melatih sumber daya manusianya.

Perusahaan yang didukung sekitar 1900 karyawan dimana 70% merupakan ujung tombak operasional, kini sudah mendistribusikan kelompok produknya, yakni: rokok, makanan, minuman, perawatan diri, perawatan rumah tangga dan perawatan kesehatan.

Dalam mendistribusikan produk-produk itu, perusahaan memiliki 34 lokasi jaringan distribusi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia dan 762 karyawan. Dengan jaringan distribusi yang luas, PT. Wicaksana Overseas International, Tbk berhasil meraih kepercayaan untuk mendistribusikan produk dari 17 prinsipal.


(21)

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan ini dituangkan dalam struktur organisasi yang merupakan gambaran sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang mengerakkan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Struktur organisasi akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hierarki. Stuktur organisasi diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara efisien dan efektif dari setiap kegiatan organisasi tersebut dan membina keharmonisan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik serta tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang maksimal.

Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi dan bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap pimpinan suatu departemen mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat waktunya.

Berikut Susunan Struktur Organisasi PT. Wicaksana Overseas International, Tbk yaitu :


(22)

(23)

C. Job Describtion

Adapun uraian tugas pokok masing-masing karyawan yang bekerja di PT.Wicaksana O.I , Tbk adalah sebagai berikut:

1. Branch Manager

Branch Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengimplementasikan Visi dan Misi perusahaan di cabang yang

dipimpin.

b. Memastikan setiap departemen/bagian yang bekerja sebagaimana seharusnya, sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.

c. Menyususn strategi untuk pencapaian target yang diberikan oleh perusahaan.

2. Area Manager

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan

a. Organisasi region

b. Pola operasi sales & distribusi (Standard Operation Procedure) c. Budget tahunan, kwartalan, bulanan

d. Rencana pelatihan Branch manager 2) Organisasi (Organization)

a. Memberikan instruksi pelaksanaan kepada aparat bawahannya. b. Menentukan standar penggajian, reward dan punishment system


(24)

c. Mengadakan prasarana-prasarana yang dibutuhkan untuk melaksanakan budget dan rencana kerja lainnya.

3) Motivasi

a. Mengecek kondisi, motivasi bawahannya dan selalu memberikan dorongan motivasi untuk mencapai sasaran & tujuan region/cabang. b. Meninjau kondisi gaji & insentif karyawan secara berkala sesuai

dengan prestasi region/cabang.

c. Selalu membina dan memperkuat kekompakan team work di region, cabang dari berbagai macam departemen, budaya nasional & golongan agar selalu harmonis dan produkif.

3. Branch Finance Controller

Branch Finance Controller mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

a. Mencatat dan melakukan monitoring atas segala kegiatan akuntansi dan keuangan di cabang yang menjadi wilayah kerjanya.

b. Membuat laporan keuangan setiap bulannya untuk wilayah kerjanya. c. Menganalisa dan bertanggung jawab atas seluruh pengeluaran biaya. d. Melakukan perhitungan dan pelaporan pajak.

Branch Finance Controller terdiri dari : a) General Ledger

Tugas pokok General Ladger adalah melakukan pemeriksaan entri data yang menyangkut penerimaan/pengeluaran kas dan bank.


(25)

Tugas pokok Chasier adalah menerima, membayar dan menyetorkan uang ke bank dan mencatat setiap transaksi kas dan bank pada Laporan Kas Bank Harian (LKBH).

c) Account Receivable (AR) Controller

Tugas pokok Account Receivable (AR) Controller adalah mencatat setiap penambahan dan pengurangan Account Receivable (Piutang dagang) dan memastikan kebenaran dari piutang dagang tersebut. d) Order Entry

Tugas pokok Order Entry adalah melakukan proses entry data secara elektronik unuk transaksi yang menyangkut penjualan, penerimaan dan pengeluaran barang dangang.

4. Sales Supervisor Coordinator

Sales Supervisor Coordinator mempunyai tugas pokok yaitu: a. Mengkoordinir Area Sales Supervisor di wilayah kerjanya.

b. Memonitoring pencapaian target penjualan masing-masing Area Sales Supervisor dan Salesmen.

c. Melakukan Training ke Sales Force untuk mencapai objektif yang diharapkan oleh perusahaan, terutama target penjulan.

Sales Supervisor Coordinator terdiri dari: a) Area Sales Supervisor

Tugas pokok Area Sales Supervisor adalah mengkoordinir Salesman di wilayah kerjanya.


(26)

Tugas pokok Salesman adalah menjual produk/barang dagang perusahaan tersebut kepada customer (pelanggan).

c) Driver

Tugas pokok Driver adalah menyupir dan menjaga barang dagangan/kebenaran barang dagang yang tersedia didalam kendaraan tersebut dan pengiriman kepada pelanggan yang dibantu oleh helper. d) Helper

Tugas pokok Helper adalah membantu driver mengantar barang dagangan kepada pelanggan.

5. General Administration

Tugas pokok General Administration adalah melakukan pekerjaan administrasi dalam hal surat menyurat kedalam keperluan Branch Manager. General Administration terdiri dari:

Sales Administration

Tugas pokok Sales Administration adalah mencatat hal-hal administrasi yang berhubungan dengan transaksi penjulan dan surat menyurat dengan relasi bisnis.

6. Personal General Affair Executive (PGAE)

Adapun tugas pokok dari Personal General Affair Executive (PGAE) adalah hal-hal yang menyangkut kepegawaian dan Hubungan masyarakat (HUMAS). Personal General Affair Executive terdiri dari:


(27)

Tugas pokok Intrnal Service adalah melakukan perawatan terhadap mesin-mesin dipabrik.

b. Mechanic

Tugas pokok Mekanic adalah memperbaiki mesin-mesin pabrik yang rusak ataupun mobil-mobil perusahaan yang rusak.

c. Driver Office

Tugas pokok Driver Office adalah melakukan antar jemput antar karyawan di perusahaan tersebut.

d. Security

Tugas pokok Security adalah menjaga keamanan perusahaan termasuk juga menjaga barang dagangan yang disimpan didalam pabik dan gudang.

e. Office Boy

Tugas pokok Office Boy adalah menjaga kebersihan perusahaan, menyediakan minuman untuk semua karyawan perusahaan.

7. Electronic Data Processing (EDP) Supervisor

Tugas pokok dari EDP Supervisor adalah sebagai coordinator dari order entry dan hal-hal yang berhubungan dengan Informasi Teknologi (IT).

D. Jaringan Usaha/kegiatan

Pengertian perusahaan menurut Ardiyos (2001:207) yaitu: “Perusahaan adalah organisasi yang bergerak dalam bisnis sebagai suatu kepemilikan, perseroan, persekutuan, atau bentuk usaha lain”.


(28)

Jaringan usaha adalah kerjasama dari sedikitnya tiga perusahaan, yang bersifat luwes guna mewujudkan tata persaingan yang sehat diantara mereka dalam peluang pasar yang baru. Jaringan usaha dapat melakukan berbagai macam cara untuk bersaing di pasar yang baru atau untuk memperkuat keberadaanya di pasar yang telah ada. Biasanya, perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam suatu jaringan usaha mempunyai tujuan untuk mendapatkan akses dari berbagai macam sumber, ilmu pengetahuan, atau pasar. Sehingga perusahaan-perusahaan dapat menyatukan sumber kemampuan mereka agar dapat bersaing dengan lebih efektif. Jaringan-jaringan usaha yang bisa dilakukan diantaranya yaitu: Jaringan produksi, pemasaran, pelayanan dan kerjasama.

PT. Wicaksana Overseas International, Tbk sebagai perusahaan distributor memiliki jaringan usaha yang luas. Terbukti dengan banyaknya principal yang mempercayakan produk mereka untuk dipasarkan oleh perusahaan. Karena itu, perusahaan tetap menjaga kepercayaan para principle dengan cara memasarkan produk-produk ke Outlet dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari perusahaan.

Demikian, diharapkan PT. Wicaksana Overseas International, Tbk sebagai perusahaan distributor dapat berkembang menjadi suatu perusahaan yang lebih baik dengan cara menghasilkan produk sendiri, agar kegiatan perusahaan tidak hanya memasarkan produk dari principal saja.

Hal itu tersebut harus dilakukan karena tantangan utama perusahaan-perusahaan adalah bagaimana membangun dan mempertahankan bisnis yang sehat dalam pasar dan lingkungannya.


(29)

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan. Membutuhkan waktu untuk mencapai semua itu, begitu juga PT. Wicaksana Overseas International, Tbk, perusahaan terus berupaya agar dapat mewujudkan tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan. Untuk mewujudkan itu semua dibutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja. Visi dan misi PT. Wicaksana Overseas International, Tbk yaitu :

 Visi perusahaan

Menjadi perusahaan terdepan yang memberikan jasa pelayanan dalam jaringan terpadu mata rantai penyediaan barang.

 Misi perusahaan

Misi perusahaan pada tahun ini berlanjut dengan tema “Spirit Untuk Menang” dengan komitmen dalam pelaksanaan. Perusahaan memantapkan posisinya agar berkembang lebih dinamis sebagai perusahaan yang menyediakan jasa layanan pendistribusian barang.

Pastinya untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang maksimal pula. Adapun kinerja usaha terkini yang dilakukan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk adalah meningkatkan pelayanan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan. Berbagai usaha telah dilakukan, termasuk memperluas wilayah distribusi, mencari prinsipal-prinsipal baru serta melatih sumber daya manusianya. Selain itu, memasarkan produk-produk ke outlet-outlet dengan beberapa cara, seperti: TDL, kampas dengan mobil dan talking order. Semua itu


(30)

dilakukan agar para principel semakin yakin untuk mempercayakan produk mereka kepada PT.Wicaksana Overseas International, Tbk sebagai perusahaan distributor.

F. Rencana Kegiatan

Setiap perusahaan pastinya memiliki rencana kedepan yang lebih baik bagi perusahaanya, begitu pula dengan PT. Wicaksana Overseas International, Tbk. Perusahaan ingin mengembangkan sayap perusahaan lebih luas agar mencapai cita-cita perusahaan yaitu ingin menjadi perusahaan distributor independen terbesar di Indonesia.

Perusahaan juga berencana untuk menghasilkan produk sendiri yang akan dipasarkan langsung oleh perusahaan serta rencana promosi yang akan langsung dilakukan oleh perusahaan.


(31)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengendalian Internal dan Klasifikasinya 1. Pengertian Pengendalian

Setiap perusahaan mempunyai perencanaan yang ditetapkan bersama. Suatu pengendalian diperlukan agar dapat mengontrol dalam proses pencapaian perencanaan. Ketetapan pengantisipasian atas segala kegiatan perusahaan dapat memungkinkan perusahaan untuk memprediksi segala macam penyimpangan. Menurut Carter dan Usry (2004:6) yang diterjemahkan oleh Krista menyatakan bahwa:

“Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:89) menyatakan bahwa:

“Aktivitas pengendalian adalah kebijakan prosedur yang dibuat untuk memastikan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah usaha yang dikoordinasikan oleh manajemen untuk mencapai suatu tujuan perusahaan agar dapat memastikan bahwa prosedur yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik.

Pengertian pengendalian persediaan menurut Midjan dan Susanto (2000:156) mengungkapkan bahwa:


(32)

“Pengendalian persediaan adalah semua metode dan tindakan yang digunakan untuk mengamankan persediaan sejak dari kedatangan, menerima, menyimpan dan mengeluarkannya. Baik fisik maupun kualitas dan pencapaiannya terutama penentuan dan pengaturan jumlah persediaan”.

2. Pengertian Pengendalian Internal

Pengertian pengendalian internal dapat memiliki arti sempit dan arti luas. Dalam arti yang sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan mendatar (cross footing), maupun penjumlahan menurun (footing). Sedangkan dalam arti luas, pengendalian internal tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan saja, tetapi meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.

Menurut Rahayu dan Suhayati (2009:221) menyatakan bahwa:

Pengendalian Intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan berikut ini : a) keandalan pelaporan keuangan, b) menjaga kekayaan dan catatan organisasi, c) kepatuhan terhadap hukuman dan peraturan serta, d) efektivitas dan efisien operasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang laporan keuangan, kekayaan perusahaan sesuai dengan efektivitas dan efisiensi operasional pada peraturan yang berlaku. Selain itu sistem pengendalian internal yang baik akan berguna bagi perusahaan karena sangat penting untuk:


(33)

a. Menjaga keamana harta perusahaan.

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c. Memajukan efisiensi dalam operasi.

d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Pengendalian internal atas persediaan merupakan hal yang paling penting karena persediaan adalah bagian yang amat penting dari suatu perusahaan dagang. Perusahaan yang sukses biasanya amat berhati-hati dalam melakukan pengawasan atas persediaan yang dimilikinya. Menurut Horngren Horison yang diterjemahkan oleh Maudy (2004:142) mengungkapkan bahwa elemen yang harus ada untuk mendukung sistem pengendalian internal yang baik atas persediaan adalah :

a. Perhitungan persediaan secara fisik b. Membuat prosedur-prosedur

c. Menyimpan persediaan dengan baik d. Membatasi akses persediaan dengan baik e. Menggunakan sistem perpetual

f. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis g. Menyimpan persediaan yang cukup banyak h. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak

Adapun uraian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: a. Perhitungan persediaan secara fisik

Perhitungan persediaan secara fisik dilakukan paling tidak satu tahun sekali, apapun sistem persediaan yang digunakan oleh perusahaan.

b. Membuat prosedur-prosedur

Membuat prosedur-prosedur seperti prosedur pembelian, penerimaan, dan pengiriman yang seefektif mungkin.


(34)

c. Menyimpan persediaan dengan baik

Menyimpan persediaan dengan baik untuk menghindarkan persediaan dalam pencurian, kerusakan atau karat.

d. Membatasi akses persediaan dengan baik

Membatasi akses persediaan dengan baik untuk menghindarkan persediaan dari kesalahan pencatatan persediaan.

e. Menggunakan sistem perpetual

Menggunakan sistem perpetual untuk persediaan yang mempunyai nilai tinggi.

f. Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis

Membeli persediaan dalam jumlah yang ekonomis agar tidak terjadi penimbunan barang di gudang yang dapat merugikan perusahaan.

g. Menyimpan persediaan yang cukup banyak

Menyimpan persediaan yang cukup banyak untuk mencegah terjadinya kekurangan persediaan dan menghindari hilangnya penjualan.

h. Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak

Tidak menyimpan persediaan terlalu banyak supaya dana yang tertanam pada persediaan dapat ditekan seminimum mungkin.

3. Klasifikasi Pengendalian Internal

Pengendalian internal dapat diklasifikasikan kedalam 2 bagian yaitu: a. Pengawasan Administratif

Pengawasan administratif meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berkaitan dengan proses


(35)

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengesahan (otorisasi) transaksi oleh manajemen. Pengawasan ini berfungsi untuk mendorong dipatuhinya keputusan-keputusan manajemen. Pengawasan ini disebut Feedback Control.

b. Pengawasan akuntansi

Pengawasan ini berfungsi untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan. Pengawasan ini disebut Preventive Control, yaitu pengawasan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, seperti kekeliruan dalam pencatatan.

B. Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan PT. Wicaksana Overseas International, Tbk

1. Sistem Pencatatan Persediaan

Ada 2 (dua) sistem/metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan yaitu:

a. Periodic Inventory System

Penggunaan Periodic Inventory System atau sistem persediaan periodik, mengharuskan adanya penghitungan barang yang masih ada pada tanggal penyususan laporan keuangan. Penghitungan ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih tersedia di gudang dan kemudian ditentukan harga pokoknya. Dengan demikian metode ini setiap kali ada mutasi persediaan tidak segera diikuti dengan pencatatan di buku. Setiap ada pembelian barang/persediaan dicatat dalam rekening pembelian.


(36)

Sementara pada Perpetual Inventory System atau sistem persediaan perpetual, jika ada mutasi persediaan karena adanya pembelian maupun pengeluaran persediaan segera diikuti dengan pencatatan, sehingga dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan tanpa melakukan perhitungan fisik langsung ke gudang.

Paling sedikit setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang/persediaan yang ada digudang sesuai dengan catatan rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil penghitungan fisik dengan rekening persediaan, maka dapat dilakukan perhitungan fisik terhadap sebab yang mengakibatkan selisih tersebut.

Hasil riset yang penulis lakukan di PT. Wicaksana Overseas International, Tbk diketahui bahwa sistem pencatatan persediaan perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual. Setiap ada pertambahan persediaan yang diperoleh melalui pembelian dari supplier selalu diikuti dengan pencatatan ke dalam buku secara terus menerus.

Tujuan perusahaan menggunakan sistem tersebut yaitu:

a. Lebih memudahkan dalam pengendalian barang karena setiap terjadi mutasi persediaan, baik karena terjadinya penambahan maupun pengurangan langsung dicatat sehingga dapat segera diketahui jumlah persediaan yang ada dan segera dapat memutuskan apakah perlu mengadakan pemesanan kembali atau tidak.

b. Catatan persediaan selalu baru (up to date)

Dengan sistem perpetual ini pencatatan persediaan yang dilakukan perusahaan sudah baik. Karena dapat dengan mudah mengetahui sisa persediaan


(37)

barang tanpa mengadakan pemeriksaan fisik langsung ke gudang yang dapat memakan waktu cukup lama. Namun, perhitungan fisik tetap dilakukan agar dapat menyamakan antara catatan persediaan dengan barang yang ada digudang.

2. Metode Penilaian persediaan

Ada beberapa petunjuk yang dikembangkan oleh para ahli untuk membantu perusahaan dalam memilih metode penilaian persediaan. Beberapa pendapat mengatakan bahwa arus biaya harus mencerminkan arus fisk barang. Sementara pendapat yang lain mengatakan bahwa penekanan harus diberikan pada penilaian persediaan di neraca. Demikian, bermacam-macam metode telah berkembang guna membuat alokasi antara harga pokok penjualan dan persediaan. Metode-metode yang paling umum adalah:

a. Identifikasi khusus (Specific Identification) b. Biaya rata-rata (Average Cost)

c. Masuk pertama, keluar pertama (First-In, First Out) d. Masuk terakhir, keluar pertama (Last-In, Last-Out)

Keempat metode tersebut memiliki karakteristik khusus yang membuatnya lebih disukai dalam kondisi tertentu.

Berdasarkan metode penilaian persediaan di atas, PT. Wicaksana Overseas International, Tbk menggunakan metode First-In, First-Out (FIFO). Karena penggunaan metode FIFO akan dapat menstabilkan harga barang persediaan yang masuk dan lebih memudahkan perusahaan dalam penjualan barang. Sehingga barang yang pertama masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu.. Selain itu, harga


(38)

suatu barang persediaan tidak selalu sama dari waktu ke waktu, ada kemungkinan dapat terjadi perubahan harga.

Mengingat barang-barang yang dijual oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk berupa makanan yang memiliki masa kadaluarsa. Akhirnya perusahaan memutuskan untuk membentuk suatu metode penilaian yang baru yang akan diterapkan didalam perusahaan itu. Metode penilaian yang dibentuk oleh perusahaan adalah Metode First-Expdate, First-Out (FEFO). Penggunaan metode FEFO ini pada dasarnya sama dengan FIFO yang membedakannya hanyalah pemutusan barang keluar pertama didasarkan pada barang yang memiliki masa Expdate lebih awal, walaupun barang tersebut pertama kali masuk. Metode FEFO ini juga digunakan untuk mengantisipasi bertumpuknya persediaan barang digudang karena hal ini akan merugikan perusahaan. Dengan demikian, penggunaan metode yang dilakukan oleh perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik.

3. Prosedur Akuntansi persediaan a. Prosedur Perolehan Persediaan

Adapun prosedur perolehan persediaan PT. Wicaksana Overseas International,Tbk yaitu sebagai berikut:

a) PT. Wicaksana Overseas International, Tbk membuat Surat Permintaan Barang satu bulan sekali ke Pabrik. Dimana masing-masing barang dikirim setiap minggu (4 kali pengiriman) sehingga mencukupi jumlah


(39)

permintaan barang yang telah ditetapkan antara pihak perusahaan dengan pabrik.

b) Kemudian barang akan dikirim oleh pihak pabrik ke perusahaan.

c) Sebelum barang diturunkan dari truk, terlebih dahulu memperhatikan dokumen pendukung seperti Surat Jalan (SJ) Principal dan SJ Ekspedisi. Kedua SJ tersebut harus menunjukkan angka yang sama.

d) Cross Check dengan Purchase Order Bulanan (POB), Order 2 Mingguan (O2M), dan Order Mingguan (OM) untuk memastikan barang yang dikirim dalam batas POB, O2M, OM, Over POB, O2M, OM atau tidak sesuai dengan POB, O2M, OM sama sekali.

e) Apabila barang yang dikirim masih dalam batas POB, O2M, OM proses penurunan barang segera dapat dilakukan. Apabila barang yang dikirim over atau tidak sesuai dengan POB, O2M, OM sama sekali, Stock keeper melakukan konfirmasi terlebih dahulu dengan ASM untuk melakukan penerimaan atau penolakan barang yang dikirim.

f) Jika ASM tidak memberikan konfirmasi maka Stock Keeper akan melakukan penolakan pengiriman barang dagang, menerbitkan Berita Acara penolakan barang dan membuat Surat jalan ke pengirim barang yang ditandatangani oleh Stock Keeper dan driver Ekspedisi.

g) Berita Acara penolakan barang, Surat Jalan berikut barang yang ditolak dikembalikan ke pengirim (principal) melalui ekspedisi yang membawa barang tersebut.


(40)

h) Jika ada pengiriman barang dari principal tanpa POB, O2M & OM atau barang melebihi PO & jika harus diterima dianggap sebagai barang titipan & harus diterbitkan form P3 (Permintaan Penundaan Pembayaran). i) Pada saat menurunkan barang, stock keeper harus memeriksa kualitas dan

kuantitas barang.

1) Secara kualitatif, pemeriksaan dilakukan dengan cara mengamati kelayakan jual-fisik barang (rusak, kadaluarsa atau menjelang kadaluarsa). Apabila barang tidak layak jual stock keeper harus menolak dengan menerbitkan Berita acara penolakan barang.

2) Secara kuantitatif, pemeriksaan dilakukan dengan cara menghitung barang yang diterima dan membandingkan dengan jumlah yang ada di Surat Jalan.

j) Menerbitkan Nota Penerimaan Barang (NPB) yang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam Surat jalan.

1) Jika kuantitas penerimaan barang lebih kecil dari SJ Principal, maka Stock Keeper harus menerbitkan SJ dan Bon Barang Penjualan atas nama driver ekspedisi serta buat BA kekurangan barang jika biaya ekspedisi merupakan beban cabang. Jika biaya ekspedisi beban principal buat NPB sesuai dengan jumlah barang yang diterima dan buat BA kekurangan barang.

2) Jika kuantitas penerimaan barang lebih besar dibandingkan dengan SJ principal, maka Stock Keeper akan menerbitkan NPB dan Berita Acara kelebihan barang.


(41)

k) Untuk penerimaan barang akibat retur outlet, Stock keeper harus melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian kuantitas barang dengan Retur penjualan maupun kualitas barang (good stock atau bad stock). l) Dalam menerima barang harus diperhatikan standar batas umur

penerimaan barang.

Prosedur perolehan yang ditetapkan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik sehingga dengan sendirinya tercipta suatu pengawasan/pengendalian intern terhadap barang persediaan.

Sistem tender dilakukan dalam perolehan persediaan, menurut penulis sudah baik karena dengan sistem tender ini dapat dilakukan perbandingan harga sehingga dapat diperoleh harga yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Selain itu, pembelian yang dilakukan perusahaan juga tidak dibarengi dengan pembayaran secara langsung oleh perusahan karena hal tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan pusat.

b. Prosedur pengeluaran/pemakaian persediaan

Adapun prosedur pengeluaran/penggunaan persedian pada PT.Wicaksana Overseas International ,Tbk , yaitu:

a) Stock keeper menyerahkan Surat Jalan kepada Helper untuk mempersiapkan barang sesuai dengan Surat Jalan.

b) Helper mengambil barang dengan menggunakan alat bantu seperti: hand pallet/lory dan fork lift disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.


(42)

c) Helper harus memperhatikan urutan umur barang dalam meletakkan pengambilan barang (tidak boleh asal ambil).

d) Dalam menyiapkan barang harus memperhatikan standar batas umur pengiriman barang ke outlet.

e) Helper melakukan pemeriksaan terlebih dahulu antara barang yang sudah disiapkan dengan Surat jalan baik dari segi jenis maupun jumlah barang sebelum diserahkan ke driver.

f) Helper menyerahkan kepada Stock Keeper untuk diperiksa ulang dan diserahkan kepada driver.

Prosedur yang digunakan PT. Wicaksana Overseas International, Tbk dalam mengeluarkan persediaan barang dagang dari gudang sudah dilaksanakan sangat baik, dilakukan sesuai dengan pedoman internal control yang baik. Dari segi pemisahan fungsi serta pihak-pihak yang berwenang untuk memberikan otorisasi dalam prosedur ini. Dengan sendirinya dapat tercipta suatu sistem pengendalian intern yang baik terhadap persediaan barang dagang. Sehingga dapat dihindari kecurangan-kecurangan atau kehilangan barang persediaan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan menghambat kegiatan perusahaan.

C. Prosedur Pengawasan Persediaan di PT Wicaksana Overseas International, Tbk

Prosedur pengawasan yang diterapkan PT. Wicaksana Overseas International,Tbk yaitu sebagai berikut:


(43)

Dalam melaksanakan prosedur pengawasan ini, PT.Wicaksana Overseas International,Tbk telah menyediakan tempat penyimpanan persediaan dengan sistem pengamanan yang cukup memadai. Tempat penyimpanan barang persediaan ini berada dalam satu tempat dengan kantor gudang. Jadi keamanan barang persediaan di gudang dapat langsung dipantau oleh karyawan-karyawan yang ada digudang.

Selain itu, gudang ini berada didalam lingkungan perusahaan dan dijaga oleh satpam selama 24 jam. Setiap barang persediaan yang keluar dari gudang, selalu melalui proses pemeriksaan oleh satpam yaitu mengenai surat-surat kelengkapannya. Misalnya seperti surat jalan atau surat angkutnya. Jika surat-surat in tidak lengkap, maka barang persediaan tidak akan dikeluarkan dari gudang.

2. Prosedur Pengawasan Akuntansi

Pelaksanaan prosedur-prosedur perolehan dan pengeluaran barang persediaan dari gudang dilakkan oleh bagian-bagian yang terpisah satu sama lain. Yaitu antara bagian yang bertugas menerima barang persediaan dengan bagian penyimpanan barang persediaan, bagian penerimaan dengan pencatatan, bagian penyimpanan dengan bagian administrasi gudang dan sebagainya.

Semua aktivitas yang dilakukan di gudang dilaksanakan secara terpisah. Pencatatan pada kartu gudang (Bin card) dilaksanakan berdasarkan copy surat penerimaan barang atau surat pengeluaran barang. Pencatatan ini segera dilaksankan setiap terjadi transaksi. Dengan demikian dapat segera diawasi/dikendalikan posisi barang persediaan apakah dipandang perlu untuk melakukan pembelian kembali atau tidak.


(44)

Juga melalui kartu persediaan ini dapat segera diketahui sisa persediaan fisik yang ada digudang.

Prosedur-prosedur mengeluarkan atau memperoleh barang persediaan harus melalui otorisasi pihak yang berwenang terlebih dahulu, tanpa adanya otoisasi ini tidak akan dapat dilaksankana aktivitas pemebelian maupun pengeluaran barang persediaan.

Selain itu gudang juga melakukan perhitungan fisik barang persediaan yang ada digudang sewaktu-waktu untuk dicocokkan dengan kartu persediaanya. Perhitungan fisik ini bukan hanya dilakukan oleh gudang saja, tetapi juga dilakukan oleh Internal Auditor sewaktu-waktu dan akuntan publik sekali setahun secara mendadak.

3. Prosedur Pengawasan Jumlah yang Dibutuhkan

Menentukan banyaknya jumlah maksimum dan minimum untuk masing-masing barang persediaan, perusahaan menentukannya dengan cara menggolongkan apakah jenis barang persediaan tersebut merupakan jenis barang persediaan yang bersifat Slow Moving atau tidak. Persediaan Slow Moving adalah persediaan barang dagang yang jarang dipakai. Untuk jenis barang Slow Moving ini gudang menetukan jumlah yang tidak begitu banyak untuk jumlah maksimumnya, sebaliknya untuk jenis persediaan yang bersifat bukan Slow Moving dalam artian sering dipakai, maka gudang dapat menetukan jumlah maksimum persediaan yang lebih banyak. Jumlah maksimum dan minimum persediaan harus melalui persetujuan dari Dewan Direksi terlebih dahulu.


(45)

Prosedur pengawasan yang telah ditetapkan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk telah diterapkan dengan baik, namun segala sesuatu yang baik itu tidak berhenti begitu saja. Perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan prosedur pengawasan dari segala bidang. Penerapan prosedur ini bagi perusahaan dapat mencegah kecurangan-kecurangan yang terjadi didalam perusahaan.

D. Teknik pengawasan Persediaan di PT Wicaksana Overseas International, Tbk.

Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut: 1. Weekly Control

Pengawasan ini dilakukan oleh Cost Accounting Departemnt. Pengawasan ini dilakukan secara mingguan dan secara mendadak. Tujuan dari Weekly Control ini adalah:

a. Menyamakan catatan persediaan (bin card) yang ada di gudang dengan yang ada di Cost Accounting Departement.

b. Menghindarkan kesalahan-kesalahn yang cukup material pada saat dilakukan annual inventory sehingga jika dilaksanak Annual Inventory tidak terdapat kesalahan yang cukup material dalam barang persediaan dengan catatannya.

2. Pengawasan Internal dan Eksternal

Dilakukan dengan adanya audit baik itu audit internal maupun eksternal. Pihak audit internal berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, dilakukan pengawasan setiap bulan oleh pihak audit internal. Sedangkan Stock


(46)

Keeper melakukan cek stock setiap harinya agar jumlahnya sesuai dengan yang ada pada buku persediaan.

Pemeriksaan oleh Stock Keeper dilakukan secara random pada barang-barang yang tersedia. Sedangkan Audit Eksternal dilakukan setahun sekali yang diunjuk langsung dari kantor pusat di Jakarta. Kegiatan yang diaudit adalah kegitan yang terjadi selama satu tahun di perusahaan.

3. Supporting Check

Pengawasan ini dilakukan oleh kepala gudang dengan cara memeriksa semua barang-barang dangang dengan bagian pengeluaran barang serta catatan-catatan yang berkenaan dengan hal itu. Pengawasan ini dilakukan sewaktu-waktu secara mendadak.

Teknik pengawasan persediaan yang ditetapkan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk menurut penulis sudah dilaksanakan dengan baik dan sangat mendukung terhadap prosedur pengawasan persediaan yang dilaksanakan perusahaan, sehingga dapat dihasilkan suatu Sistem Pengendalian Intern Persediaan yang baik. Pengawasan persediaan ini bertujuan untuk mengamankan harta perusahan dari pencurian, penyelewengan atau kehilangan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Kelebihan dan kekurangan Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk yaitu :

1. Kelebihan:

a. Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Begitu banyak


(47)

perhatian yang diberikan dalam penanganan persediaan perusahaan. Salah satunya dengan pembentukan Metode First-Expdate, First-Out (FEFO). Hal ini, menunjukkan bahwa sistem pengendalian sudah diterapkan dengan baik untuk menghindari kerusakan barang yang dijual oleh perusahaan.

b. Penerimaan dan pengeluaran barang-barang dagang juga dijaga ketat, untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurang berupa pencurian, kerusakan dan lain sebagainya.

2. Kekurangan:

a. Pembentukan metode First-Exp, First-Out (FEFO) baik bagi perusahaan. Namun, menurut penulis kelemahan dalam pelaksanaan metedo tersebut yaitu : pihak gudang akan lebih sulit untuk memilah barang tersebut. selain itu, apabila terjadi penurunan penjualan perusahaan harus berusaha keras untuk memasarkannya secepat mungkin. Hal ini akan menjadi pekerjaan yang berat bagi perusahaan.

b. Saat terjadi penurunan penjualan dipasar,banyak barang-barang yang bertumpuk digudang sehingga mengakibatkan banyak barang yang kadaluarsa. Jika hal ini sering terjadi, lambat laun akan merugikan perusahaan.


(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International,Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Penerapan kebijakan-kebijakan dalam persediaan, seperti penentuan kebijakan-kebijakan akuntansi, yaitu sistem pencatatan persediaan, penilaian persediaan, prosedur perolehan serta prosedur pengeluaran persediaan, prosedur pengawasan atau pengendalian persediaan serta teknik pengawasan atau pengendalian persediaan semuanya sudah dilaksanakan dengan baik.

Sistem Pengendalian Intern ini jelas mengamankan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Karena kesalahan dalam satu bagian saja segera diketahui oleh bagian-bagian lain atau departemen lain, seperti Cost Accounting Departement, Internal Auditor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Selain itu, dapat segera menghindari risiko terhambatnya kegiatan perusahaan. Sehingga terbentuk Sistem Pengendalian Intern Persediaan dengan sendirinya pada PT.Wicaksana Overseas International, Tbk. Dengan demikian, perusahaa dapat menekan risiko-risisko yang dihadapi oleh perusahaan dan memperoleh laba yang besar dari hasil penjualan barang tersebut.


(49)

B. Saran

Berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan. Beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pengelolahan barang-barang Slow moving dengan barang yang dekat tanggal kadaluarsanya. Penanganan khusus untuk permasalahan ini harus dilaksanakan dengan baik.

Saran penulis bagi perusahaan yaitu: sebaiknya dalam pemesanan barang ke pabrik, perusahaan lebih memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Misalnya saat bulan puasa, lebaran, tahun baru dan krisis ekonomi serta faktor-faktor lainnya yang mungkin tidak diketahui oleh perusahaan. Selain itu sebagai saran tambahan penulis bagi perusahaan. Kedepannya, saat perusahaan sudah berhasil menghasilkan produk sendiri, diharapkan perusahaan menghasilkan sesuatu yang unik. Karena konsumen akan sangat menyukai sesuatu yang baru dari segi apapun itu, selama itu menguntungkan juga bagi konsumen.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh kantor Akuntan Publik I. Edisi ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Edisi Kelima. Citra Hartama Prima:

Jakarta.

Carl, Warren, James M.,Reeve, Philip E.,Fees. 2006. Pengantar Akuntansi I. Edisi 21. Salemba Empat: Jakarta .

Carter,William K dan Usry, Milton F .2004. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Salemba Empat: Jakarta .

Charles T. Horngren, dkk. 1997. Akuntansi di Indonesia I. Salemba Empat: Jakarta .

Suhayati, Ely dan Anggadini, Sri Dewi. 2008. Pengantar Akuntansi II. UNIKOM: Bandung.

Horison, Horngren. 2004. Akuntansi di Indonesia. PT.Salemba Empat Patria. La Midzan dan Azhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi I, Pendekatan

Manual Praktik Penyusunan Metode dan Prosedur. Edisi Kedelapan. Lingga Jaya: Bandung.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta.

Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati, Eli. 2009. Auditing Konsep Dasar dan pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu: Bandung.

Willson, James dan Campbell, John B. Controllership, Tugas Akuntan manajemen, Alih bahasa Gunawan Hutauruk, MBA. Erlangga: Jakarta. http://www.wicaksana.co.id


(1)

Prosedur pengawasan yang telah ditetapkan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk telah diterapkan dengan baik, namun segala sesuatu yang baik itu tidak berhenti begitu saja. Perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan prosedur pengawasan dari segala bidang. Penerapan prosedur ini bagi perusahaan dapat mencegah kecurangan-kecurangan yang terjadi didalam perusahaan.

D. Teknik pengawasan Persediaan di PT Wicaksana Overseas International, Tbk.

Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Weekly Control

Pengawasan ini dilakukan oleh Cost Accounting Departemnt.

Pengawasan ini dilakukan secara mingguan dan secara mendadak. Tujuan dari Weekly Control ini adalah:

a. Menyamakan catatan persediaan (bin card) yang ada di gudang dengan yang ada di Cost Accounting Departement.

b. Menghindarkan kesalahan-kesalahn yang cukup material pada saat dilakukan annual inventory sehingga jika dilaksanak Annual Inventory tidak terdapat kesalahan yang cukup material dalam barang persediaan dengan catatannya.

2. Pengawasan Internal dan Eksternal

Dilakukan dengan adanya audit baik itu audit internal maupun eksternal. Pihak audit internal berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, dilakukan pengawasan setiap bulan oleh pihak audit internal. Sedangkan Stock


(2)

Keeper melakukan cek stock setiap harinya agar jumlahnya sesuai dengan yang ada pada buku persediaan.

Pemeriksaan oleh Stock Keeper dilakukan secara random pada barang-barang yang tersedia. Sedangkan Audit Eksternal dilakukan setahun sekali yang diunjuk langsung dari kantor pusat di Jakarta. Kegiatan yang diaudit adalah kegitan yang terjadi selama satu tahun di perusahaan.

3. Supporting Check

Pengawasan ini dilakukan oleh kepala gudang dengan cara memeriksa semua barang-barang dangang dengan bagian pengeluaran barang serta catatan-catatan yang berkenaan dengan hal itu. Pengawasan ini dilakukan sewaktu-waktu secara mendadak.

Teknik pengawasan persediaan yang ditetapkan oleh PT. Wicaksana Overseas International, Tbk menurut penulis sudah dilaksanakan dengan baik dan sangat mendukung terhadap prosedur pengawasan persediaan yang dilaksanakan perusahaan, sehingga dapat dihasilkan suatu Sistem Pengendalian Intern Persediaan yang baik. Pengawasan persediaan ini bertujuan untuk mengamankan harta perusahan dari pencurian, penyelewengan atau kehilangan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Kelebihan dan kekurangan Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk yaitu :

1. Kelebihan:

a. Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International, Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Begitu banyak


(3)

perhatian yang diberikan dalam penanganan persediaan perusahaan. Salah satunya dengan pembentukan Metode First-Expdate, First-Out

(FEFO). Hal ini, menunjukkan bahwa sistem pengendalian sudah diterapkan dengan baik untuk menghindari kerusakan barang yang dijual oleh perusahaan.

b. Penerimaan dan pengeluaran barang-barang dagang juga dijaga ketat, untuk menghindari terjadinya kecurangan-kecurang berupa pencurian, kerusakan dan lain sebagainya.

2. Kekurangan:

a. Pembentukan metode First-Exp, First-Out (FEFO) baik bagi perusahaan. Namun, menurut penulis kelemahan dalam pelaksanaan metedo tersebut yaitu : pihak gudang akan lebih sulit untuk memilah barang tersebut. selain itu, apabila terjadi penurunan penjualan perusahaan harus berusaha keras untuk memasarkannya secepat mungkin. Hal ini akan menjadi pekerjaan yang berat bagi perusahaan.

b. Saat terjadi penurunan penjualan dipasar,banyak barang-barang yang bertumpuk digudang sehingga mengakibatkan banyak barang yang kadaluarsa. Jika hal ini sering terjadi, lambat laun akan merugikan perusahaan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sistem Pengendalian Intern Persediaan pada PT. Wicaksana Overseas International,Tbk sudah dilaksanakan dengan baik. Penerapan kebijakan-kebijakan dalam persediaan, seperti penentuan kebijakan-kebijakan akuntansi, yaitu sistem pencatatan persediaan, penilaian persediaan, prosedur perolehan serta prosedur pengeluaran persediaan, prosedur pengawasan atau pengendalian persediaan serta teknik pengawasan atau pengendalian persediaan semuanya sudah dilaksanakan dengan baik.

Sistem Pengendalian Intern ini jelas mengamankan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Karena kesalahan dalam satu bagian saja segera diketahui oleh bagian-bagian lain atau departemen lain, seperti Cost Accounting Departement, Internal Auditor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Selain itu, dapat segera menghindari risiko terhambatnya kegiatan perusahaan. Sehingga terbentuk Sistem Pengendalian Intern Persediaan dengan sendirinya pada PT.Wicaksana Overseas International, Tbk. Dengan demikian, perusahaa dapat menekan risiko-risisko yang dihadapi oleh perusahaan dan memperoleh laba yang besar dari hasil penjualan barang tersebut.


(5)

B. Saran

Berdasarkan hasil riset yang penulis lakukan. Beberapa kendala yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam pengelolahan barang-barang Slow moving dengan barang yang dekat tanggal kadaluarsanya. Penanganan khusus untuk permasalahan ini harus dilaksanakan dengan baik.

Saran penulis bagi perusahaan yaitu: sebaiknya dalam pemesanan barang ke pabrik, perusahaan lebih memperhatikan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Misalnya saat bulan puasa, lebaran, tahun baru dan krisis ekonomi serta faktor-faktor lainnya yang mungkin tidak diketahui oleh perusahaan. Selain itu sebagai saran tambahan penulis bagi perusahaan. Kedepannya, saat perusahaan sudah berhasil menghasilkan produk sendiri, diharapkan perusahaan menghasilkan sesuatu yang unik. Karena konsumen akan sangat menyukai sesuatu yang baru dari segi apapun itu, selama itu menguntungkan juga bagi konsumen.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh kantor Akuntan Publik I. Edisi ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta. Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi. Edisi Kelima. Citra Hartama Prima:

Jakarta.

Carl, Warren, James M.,Reeve, Philip E.,Fees. 2006. Pengantar Akuntansi I. Edisi 21. Salemba Empat: Jakarta .

Carter,William K dan Usry, Milton F .2004. Akuntansi Biaya. Edisi 13. Salemba Empat: Jakarta .

Charles T. Horngren, dkk. 1997. Akuntansi di Indonesia I. Salemba Empat: Jakarta .

Suhayati, Ely dan Anggadini, Sri Dewi. 2008. Pengantar Akuntansi II. UNIKOM: Bandung.

Horison, Horngren. 2004. Akuntansi di Indonesia. PT.Salemba Empat Patria. La Midzan dan Azhar Susanto. 2000. Sistem Informasi Akuntansi I, Pendekatan

Manual Praktik Penyusunan Metode dan Prosedur. Edisi Kedelapan. Lingga Jaya: Bandung.

Mulyadi. 2002. Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta.

Rahayu, Siti Kurnia dan Suhayati, Eli. 2009. Auditing Konsep Dasar dan pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Graha Ilmu: Bandung.

Willson, James dan Campbell, John B. Controllership, Tugas Akuntan manajemen, Alih bahasa Gunawan Hutauruk, MBA. Erlangga: Jakarta.

http://www.wicaksana.co.id