Pada saatnya acara lempar selendang akan dilaksanakan mula-mula kepala bujang atau pembawa acara “jenang” akan berpidato, yang bermaksud
menyampaikan tata acara dari kegiatan lempar seledang dan tata tertib yang harus dipatuhi perserta atau pemuda yang mengikuti acara tersebut, baik
prilaku, bahasa, serta busana yang layak dipakai. Setelah pembawa acara menyampaikan pidato tata acara dan tata tertib peraturan kegiatan lempar
selendang yang akan dilaksankaan, barulah pemudapemudi yang siap dan bersedia mengikuti peraturan tersebut dipersilahkan untuk memasuki rungan
acara. Kemudian tahapan selanjutnya di dalam ruangan mudamudi melakukan surat
menyurat antara mereka sebagai awal mula perkenalan antara mereka dengan diiringi musik lempar selendang. Lalu lempar seledang dilakukan setelah
kegiatan surat menyurat dilakukan sebagai tahap perkenalan selanjut antara mereka. Setelah beberapa rangkaian acara dilakukan masuklah pada tahapan
kegiatan membakar rokok “sesuahan khuku”, yang mana pemuda yang telah melakukan perkenalan pada kegiatan sebelumnya meminta untuk rokok yang
pemuda “mekhanai” punya dibakarkan oleh pemudi “muli”. Setelah kegiatan sesuahan khuk berakhir masuklah tahapan meminum kopi ngupi dan makan-
makanan khas lampung “cucur, rengginang,dodol, dll”. Dengan telah berakhirnya beberapa kegiatan tahapan lempar selendang, tibalah untuk
pemudapemudi makan bersama “mengan bersama”. Lalu pembawa acara “jenang” menyampaikan pesan penutup kepada pemudapemudi bahwa acara
lempar selendang telah berakhir antara mereka, dan dengan itu berakhir pula acara pernikahan antara teman sebayanya yang telah tiba lebih dulu jodohnya.
F. Landasan Teori
Teori persepsi yang melandasi penelitian ini ialah teori mengenai faktor- faktor yang menentukan persepsi yang dikemukakan oleh David Krech dan
Ricard S. Crutchfield dalam Rakhmat 1994:4, yang terdiri dari faktor fungsional dua faktor struktural, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor Fungsional Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain
yang termasuk dari faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik yang memberikan respon pada stimuli
tersebut. Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama : persepsi
bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek- objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek- objek yang
memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasanan emosional dan latar
belakang budaya terhadap persepsi. Pengruh kebudayaan terhadap persepsi. Sudah merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi antar budaya croos
cultural psychology
dan komunikasi
antar budaya
intercultural communication.
Faktor- faktor fungsional yang mempengruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang
memberi makna pada pesan yang diterimanya. Mula- mula konsep ini berasal
dari psikofisik yang berkaitan persepsi objek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Adapun faktor- faktor
fungsional meliputi : 1 Kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri seseorang akan
mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi.
2 Kesiapan mental, suasana mental seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang.
3 Suasana emosi, suasana emosi seseorang baik dalam keadaan baik, sedih, bahagia, gelisah maupun marah akan sangat mempengaruhi persepsinya
terhadap suatu objek rangsangan. 4 Latar belakang budaya, latar belakang budaya seseorang berasal, akan
mempengaruhi dan menentukan persepsi seseorang pada suatu rangsangan.
2. Faktor Struktural Faktor Struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek
syarat yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Krech dan Cruthfield dalam Rakhmat 2005: 59- 60, merumuskan dalil persepsi :
1 Bahwa medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti dan manusia akan mengorganisikan tentang sebuah objek yang
diterimanya enggan menginterpretasikan konteks petunjuknya. 2 Bahwa sifat- sifat perseptual dan kognitif dari sub struktur ditentukan pada
umumnya oleh sifat- sifat struktur secara keseluruhan. Artinya bahwa sifat
struktur keseluruhan akan memberikan efek kontras atau asimilasi terhadap sub struktur.
3 Bahwa objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai saatu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari
struktur. Dalam konteks penelitian ini, dari kedua faktor tersebut yang akan dikaji
hanya pada faktor fungsional yaitu kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya. Alasan pemilihan faktor ini adalah untuk
pembatasan pembahasan agar tidak meluas dan berbagai faktor fungsional tersebut sesuai dengan kajian penelitan mengenai persepsi pemuda terhadap
pergeseran musik pengiring kesenian lempar selendang asi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah,
seperti kesenian lempar selendang. Hal ini disebabkan karena kesenian lempar selendang dapat menjalin silahturahim, mengumpulkan kebahagiaan dan
semangat untuk muda-mudi yang belum menikah, bisa juga jadi ajang perkenalan atau perjodohan.
G. Kerangka Pikir
Bentuk komunikasi tradisional dapat berupa bahasa daerah, budaya daerah ataupun simbol-simbol budaya daerah dengan menggunakan media yang
bersifat tradisional. Lempar selendang merupakan tradisi yang turun menurun hingga sekarang masih tetap dipertahankan dan menjadi bagian dari kehidupan
suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya
informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun sering kali lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah, seperti
tradisi upacara pernikahan adat.
Dalam hal ini Peneliti persepsi dan pemahaman pemuda, selaku orang yang bertanggung jawab dalam upacara penikahan adat yang akan dihadiri oleh
muda-mudi dan para pemuda anggota sanggar seni Way Tippon Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung tentang
kesenian lempar selendang serta dikaji lebih mendalam melalui teori makna simbolik. Dengan mengumpulkan data-data di lapangan baik secara
pengamataan atau observasi serta melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan melalui teknik sample purposive.